Para ibu bekerja — istilah kerennya “urban mama” — kerap kekurangan waktu menyiapkan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang sehat dan higienis bagi bayi mereka. Nah, trio ibu-anak Ranty Heruwanto (54 tahun) beserta sang anak Dira dan Rininta Heruwanto (29 tahun) melihat peluang tersebut dengan membesut bisnis makanan camilan bayi bermerek Mamma Kanin yang menaruh perhatian pada kesehatan dan kebersihan MPASI. Bisnis ini berawal dari “hobi” Dira yang menitipkan anaknya, Luminara, sejak masih bayi kepada sang ibu. “Kakak sangat steril soal makanan Luminara. Lama-kelamaan, Mama bilang, kenapa tidak dijadikan usaha saja,” tutur Rininta, penyandang gelar Master Bisnis Internasional dan Kewirausahaan dari Universitas Malardalen, Swedia.

Akhirnya, Maret 2010, Mamma Kanin — dari bahasa Swedia, artinya Ibu Kelinci — hadir melalui akun-akun media sosial seperti Facebook dan Multiply. Pembagian tugasnya: sang ibu di bagian produksi, dan anak-anaknya merangkap produksi dan pemasaran, Sebagian menggunakan bahan organik dan impor. “Sebagian lagi bukan organik karena sulit dicari di Indonesia,” kata Rininta seraya memaparkan, harga produknya yang bebas gula, garam, susu dan bahan pengawet itu Rp 15-50 ribu per paket ukuran 50-200 gram.

Menunya antara lain Risotto dan Indonesisch Pastei. Untuk snack-nya, ada Woot Woot Arrowroot dan Cheese Bliss. Total, ada sekitar 25 jenis makanan yang ditawarkan melalui http://mammakanin.multiply.com, http://mobile.mammakanin.com dan http://www.facebook.com/MammaKanin. Mengingat kepadatan lalu lintas, dari rumah produksinya di Bintaro Sektor I Jakarta Selatan, dilayani pesan-antar ke area Jakarta, Bekasi, Bogor, Cibubur, Depok, Karawaci, Cimone dan Tangerang. Karena sering penuh order, dibatasi hanya delapan order per hari karena satu pengorder umumnya memesan hingga lebih dari lima paket.

Rininta menekankan, Mamma Kanin bukanlah katering balita, tetapi lebih pada makanan camilan. Ia akan terus fokus berjualan secara online, meski ingin suatu saat nanti juga membuka toko offline.

Rias Andriati/Eddy Dwinanto Iskandar