Profile Entrepreneur

Terobosan Medhanita Bantu Para Ibu Memahami Makna Tangisan Bayi

Medhanita Dewi Renanti, Penemu Aplikasi Madsaz

Berawal mendapatkan ide dari mengikuti seminar tumbuh kembang anak dan sedang mengandung tahun 2011, Medhanita Dewi Renanti yang berprofesi sebagai dosen (2006-sekarang) di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) program studi Manajemen Informatika yang diikutinya terdapat seorang pembicara asal Australia, Pricilla Dunstan sukses membuat teori teknik penerjemah tangisan bayi.

“Saya dapat informasi bahwa bayi itu memiliki bahasa yang dapat dimaknai atau diartikan oleh orang dewasa dan saat itu memang belum ada software yang berbasis android untuk menerjemahkan tangisan bayi. Dari sanalah saya terinspirasi untuk membuat aplikasi Madsaz, penerjemah tangisan bayi dengan menggunakan teknik Dunstan Baby Language. Dengan lima klasifikasi dari bayi lapar, bayi mengantuk, bayi ingin sendawa, bayi sedang sakit perut atau ada gas dan bayi sedang tidak nyaman karena popok basah,” ujar wanita kelahiran Banyuwangi, 12 Mei 1983 kepada SWA Online melalui Zoom, (19/05/2023).

Aplikasi Madsaz diklaim Medhanita bisa membantu para orang tua untuk mengasuh dan mengerti maksud dari tangisan dari bayinya, khususnya untuk ibu muda yang masih belajar mengasuh anak. Lewat aplikasi penerjemah tangisan bayi ini, menjadikan orang tua lebih percaya diri untuk mengambil keputusan serta merespons keinginan bayi mereka. “Manfaat dari aplikasi ini alhamdulillah sudah banyak membantu ibu-ibu, utamanya yang baru punya anak untuk menerjemahkan tangisan bayinya,” katanya mengklaim.

Sejatinya, aplikasi ini sudah ada sejak tahun 2013, hanya saja masih berbentuk dekstop. Proses pembuatan aplikasi menggunakan Mel Frequency Cepstrum Coefficients untuk ekstraksi ciri dan codebook dalam pengenalan pola suara bayi. Pembentukan codebook berasal dari hasil clustering semua data tangis bayi dengan menggunakan k-means clustering. Kemudian pada tahun 2015, Medhanita mengembangkan untuk platform android setelah penyempurnaan yang dilakukan. Kini aplikasi Madzas dapat diunduh di Playstore dengan pemakaian yang ramah pengguna. Sejak peluncurannya, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 276 ribu orang pengguna dari 176 negara.

“Sebenarnya kalau rilis di Playstore itu sejak November 2018. Tapi sebelum itu tahun 2013 launching dalam bentuk desktop. Nama Madsaz diambil dari nama gabungan saya, suami dan anak. Saya, Medhanita Dewi Renita, suami Soni Trison dan anak Shofia Dzakka Hanifa,” ujar Medhanita.

Aplikasi bisa digunakan dalam dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Tingkat akurasi penerjemahan dari aplikasi Madsaz mencapai 94 persen. Akurasinya akan menurun apabila ada noise. Aplikasi ini efektif digunakan pada bayi usia 0 hingga 3 bulan.

Cara kerja dari aplikasi dengan merekam tangisan bayi, lalu sinyal dari suara tangisan tersebut diekstraksi sesuai DBL (Dunstan Baby Language). Hanya dalam waktu 20 detik kemudian terjemahan dari tangisan bayi tersebut akan ditampilkan melalui layar ponsel. Di dalam aplikasi tersebut juga muncul solusi penanganan ketika bayi sedang menangis.

“Ketika ingin menggunakan Madsaz, tinggal diunduh, pilih bahasa apa yang akan digunakan, direkam ketika bayi nangis, nanti ada outputnya di antara lima yang disebutkan di atas, kalau tidak lapar, ngantuk atau tidak nyaman, ditandai dengan background warna pink. Selain ada output, muncul solusi penanganan bayi menangis. Jadi gampang sih, semua orang bisa memakainya, proses identifikasi suara tangisan bayi hanya 5 sampai 20 detik saja,” terang dia.

Saat ini, aplikasi tersebut menggunakan teknologi machine learning (pengembangan mesin agar bisa belajar sendiri tanpa diarahkan oleh pengguna. Nantinya pada peluncuran kedua akan menggunakan teknologi deep learning, teknologi kecerdesan buatan yang mengajarkan komputer untuk memproses data dengan cara hampir mendekati otak mendekati otak manusia.

“Pada pembuatan aplikasi ini untuk tesis S2 saya pakai teknologi machine learning. Saya telah melakukan riset pada tangisan bayi, saya mengumpulkan data sekitar 175 tangisan. Setelah proses pengumpulan, lalu mengolahnya hingga menghasilkan sebuah cetak tangisan. Adapun tangisan bayi berasal dari Indonesia dan luar seperti Filipina, Australia, Malaysia, data lengkapnya saya belum bisa publikasikan. Saat ini saya sedang mengembangkan yang lebih terhadap noise. Saya membuat aplikasi ini dapat dana dari program beasiswa unggulan dari Dikti dan setahun kemudian dapat dari kampus IPB,” jelas wanita berhijab ini.

Adapun 5 fitur jenis tangisan bayi pada aplikasi Madsaz adalah Neh: bayi merasa lapar; Owh: bayi merasa lelah dan mengindikasikan mengantuk; Eh: bayi ingin bersendawa; Eairth: bayi sedang masuk angin (perut kembung); Heh: bayi merasa tidak nyaman. Bisa karena popok basah, kepanasan, kedinginan, dan lainnya

Berkat terobosannya membuat aplikasi Madsaz, dia mendapat penghargaan dari pemerintah pada November 2022, IndoHCF Innovations Awards terkait anugerah kesehatan, mendapatkan diamond award setara juara pertama bidang IT Kesehatan, tahun 2019 dapat dari Pemerintah Jawa Barat dalam Anugerah Inovasi Jawa Barat , juara pertama dan IPB sebagai dosen berprestasi dalam kategori the most innovator.

“Ke depannya aplikasi ini akan dikembangkan untuk lebih mengenali mimik wajah, bisa untuk penyakit, artinya penyakit kronis yang bisa dideteksi lebih dari suara. Tentunya tidak ada gangguan suara lain lagi saat merekan suara tangis bayi. Akan ada program premium, tidak sepenuhnya gratis untuk digunakan,” ujar Medhanita.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved