Profile

Timothy Marbun, News Anchor Jebolan Sekolah Bisnis

Timothy Marbun, News Anchor Jebolan Sekolah Bisnis

Timothy Marbun rutin menyambangi pemirsa setia Kompas TV. Paras ganteng serta pembawaannya yang tenang membuat tugas memudahkan tugasnya menjadi penyiar berita (news anchor). Meniti karier di Metro TV sejak 2007, ia pun mantap meloncat ke Kompas TV enam tahun berselang.

Tapi, tahukah Anda kalau sebenarnya dunia jurnalis sangat jauh dari latar belakang pendidikan bisnis yang digelutinya di HELP University, Malaysia. Sempat belajar trading selulus kuliah, Timmy akhirnya menemukan passion dan bakatnya di dunia wartawan. “Saya mulai serius saat terjun ke media tahun 2007 silam,” katanya.

Pria yang akrab disapa Timmy ini boleh jadi kecebur di dunia media setelah diminta menjadi reporter internasional semasa di Metro TV. Cas-cis-cus berbahasa Inggris karena pernah tinggal di Amerika Serikat di usia 4-8 tahun, membuatnya mudah menuaikan amanah yang diberikan. “Saya mengikuti ujian internal untuk menjadi news anchor hingga akhirnya terpilih,” kata dia.

Latar belakang pendidikan baginya tak menjadi masalah sepanjang mampu menghasilkan penampilan bagus di layar kaca. Kuncinya adalah percaya diri serta tertarik dengan isu-isu terbaru di bidang politik, hukum sosial, dan kemanusiaan. “Menjadi seorang wartawan itu butuh kegigihan. Kalau kepintaran itu bisa dipelajari sendiri,” ujarnya.

Timothy Marbun (kiri) usai mewawancarai Dubes Palestina, Fariz Mehdawi

Timothy Marbun (kanan) usai mewawancarai Dubes Palestina, Fariz Mehdawi

Profesi sebagai news anchor menurutnya sangat menjanjikan. Selain menawarkan gaji yang menggiurkan, industri pertelevisian juga terus berkembang. Setiap stasiun TV tentu memiliki program berita, ditambah lagi semakin banyaknya TV yang mengkhususkan sebagai TV berita.

“Apalagi, ketika nanti Indonesia sudah memasuki era TV digital dan juga penambahan jaringan. Akan ada banyak sekali news anchor yang dibutuhkan,” ujar dia.

Meski punya bisnis sampingan, ia mengaku belum tertarik untuk pindah dari dunia broadcasting. Ia masih ingin meniti karier selangkah demi selangkah di bidang tersebut. Bisnis sampingan yakni usaha kedai kopi miliknya di bilangan Jakarta Pusat tetap digeluti tanpa meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai news anchor.

“Tugas news anchor sendiri tak sekadar membaca berita. Mereka biasanya memiliki tugas dobel. Saya menjabat executive producer & news anchor. Ada juga news anchor & reporter dan news anchor & producer,” ujarnya.

Timmy sendiri sudah punya rencana besar untuk masa depannya. Apa itu? Kuliah di bidang sosial yang terkait erat dengan pekerjaannya sekarang. Universitas di luar negeri lebih dipilih demi memperluas jejaringnya. Soal biayanya tentu tak menjadi masalah baginya.

Di usia 33 tahun, ia sudah bisa mengantongi penghasilan dua digit (dalam juta rupiah). Penghasilan itu membuatnya mampu memuka usaha kedai kopi Sabang 16 di Jl. Haji Agus Salim, Jakarta Pusat. Bisnis memang sudah mendarah daging dalam jiwanya.

“Menurut saya hampir semua hal itu “ujung-ujungnya” bisnis. Walaupun, saat (memilih kuliah bisnis) saya juga masih belum tahu mau jadi apa. Menurut saya mau jadi apapun pasti akhirnya adalah bisnis,” kata pehobi musik ini. (Reportase: Putri Wahyuni)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved