Book Review

Belajar UMKM dari Buku Terbaru Dee: Rantai Tak Putus

YDBA Kolaborasi dengan Dee Lestari menghadirkan buku Rantai Tak Putus, buku yang diharapkan bisa menginspirasi UMKM Indonesia

Perayaan hari jadi Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang ke-40 tahun ini berbeda dari biasanya. Kali ini diwarnai dengan merilis buku berjudul Rantai Tak Putus. Buku yang ditulis oleh Dewi Lestari atau dikenal dengan nama Dee Lestari ini dengan gaya penulisan novel, sehingga diharapkan bisa menginspirasi masyarakat Indonesia, terutama pelaku UMKM bergerak maju.

Buku ini dihadirkan juga sebagai langkah YDBA membagikan value yang diterapkan UMKM binaan dalam menjalankan bisnisnya. Dee menulis buku non fiksi berjudul Rantai Tak Putus yang memuat ilmu mumpuni merawat UMKM Indonesia ini mengulas perjalanan bisnis, kisah inspiratif dan value yang diterapkan UMKM di berbagai sektor, antara lain Manufaktur, Bengkel dan Pertanian yang berada di wilayah Waru Sidoarjo dan Tapin Kalimantan Selatan. Buku tersebut diluncurkan pada 22 September 2020 secara virtual.

Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala berharap dengan gaya penulisan Dee pada buku ini, akan makin menginspirasi rekan-rekan UMKM yang sedang merintis usahanya.

CEO PT Bentang Pustaka, Salman Faridi mengatakan, apa yang dilakukan YDBA dengan UMKM seperti tarian dua arah, yang besar bisa berbagi, yang kecil bisa mengimbangi dengan mengikuti hal-hal terbaik dalam mengembangkan bisnis, dipraktikan, lalu dibagikan kembali ke UMKM lain. “Semoga menjadi karya yang bisa dibaca banyak kalangan. Membaca buku ini, bukan kisah yang kering. Buku ini bisa menjadi lentera baru buat UMKM,” imbuhnya.

Dee mengungkapkan sebagai penulis yang biasa menulis buku non fiksi, diakui memang pilihan kreatif dalam menulis buku ini cukup sulit. “Alokasi waktu paling lama dalam menulis Rantai Tak Putus adalah waktu memutuskan bagaimana saya menuliskannya. Saya meriset, membaca buku YDBA, buku Om William, juga mengunjungi UMKM binaan YDBA di Waru dan Tapin, setelah semua terkumpul baru saya memutuskan akan ditulis seperti apa,” terangnya.

Menurutnya, yang menarik dari menulis non fiksi, itu pakemnya banyak. Misalnya apakah ia akan masuk di dalam cerita atau memilih berjarak, bisa juga dengan linear atau bisa dengan maju-mundur secara waktu. “Setelah bertemu Mas Agus, salah satu UMKM binaan YDBA, ada satu momen yang diceritakan bisa menjadi pembuka yang dramatis. Pembuka yang kuat merupakan kunci buku bisa menarik. Maka itu saya masukan orang-orang yang ada di UMKM sebagai karakter,” terangnya. Tokoh UMKM yang menjadi pembuka buku ini adalah Agus Sholeh, Pemilik CV Asia Teknik, salah satu UMKM binaan YDBA.

Dalam padangan Dee, apa yang dilakukan Grup Astra melalui YDBA sangat inspiratif. Bnyak korporasi besar melakukan langka CSR, namun lebih banyak dengan cara mengeluarkan dana besar untuk kegiatan sosial. “Itu bagus, tapi yang dilakukan YDBA berbeda, pembinaan butuh konsistensi dan SDM yang diterus menerus, seperti layaknya Rantai Tidak Putus. YDBA menurunkan ilmu cara berbisnis dan value Astra ke UMKM yang dibina, lalu UMKM bisa menurunkan ilmunya ke UMKM lain,” tambahnya.

Dee tertarik dengan mekanisme pilot UMKM, jadi UMKM pilihan menjadi percontohan, setelah menjadi contoh yang baik, setelah menjiwai, bisa menarik yang lain untuk mengikuti pilot UMKM tersebut. Ia berpendapat, dalam industri buku, mestinya bisa seperti itu. Penulis tidak perlu terlalu banyak, bisa ada beberapa, yang nanti menjadi contoh bagi yang lain. “Jadi yang dilakukan YDBA bisa menjadi contoh industri lain,” ujarnya.

“Kami berharap kisah-kisah dari UMKM yang ditulis di buku Rantai Tak Putus ini, dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca, khususnya mereka yang tengah memulai karirnya dalam dunia bisnis serta para pelaku yang terlibat dalam membina UMKM di Indonesia,” katanya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved