Book Review zkumparan

Bersahabat dengan Teknologi

Bersahabat dengan Teknologi

Judul : Machine, Platform, Crowd: Harnessing Our Digital Future Pengarang : Andrew McAfee & Erik Brynjolfsson Penerbit : W.W. Norton & Company Cetakan : Pertama, September, 2017 Tebal : 402 halaman

Peresensi: Eko Widodo, Dosen Program Studi Magister Administrasi Bisnis, Unika Atma Jaya, Jakarta

Buku

Banyak pekerjaan manusia telah direbut oleh mesin. Sebuah studi yang diterbitkan pada Januari 2017 oleh James Manyika dari McKinsey Global Institute memperkirakan, saat ini terdapat sekitar setengah pekerjaan berbayar yang dilakukan oleh manusia berpotensi diotomatisasi. Ini kondisi luar biasa, karena hanya dalam waktu satu generasi, beberapa pekerjaan dan industri yang telah lama mapan dan kokoh berdiri, berubah drastis hanya karena munculnya teknologi jaringan komputer. Industri yang dulu pernah dominan semacam industri surat kabar, majalah, rekaman musik, radio, dan telepon jarak jauh, mengalami transformasi besar-besaran dan tak mungkin balik ke bentuk yang dulu lagi. Bahkan, beberapa di antaranya bisa dikatakan terancam punah.

Ada tiga hal yang menjadi pokok bahasan utama dalam buku ini, yaitu tentang mesin (machine), platform, dan kerumunan (crowd). Tiga hal ini telah mampu mengubah lanskap bisnis secara drastis dan belum berhenti untuk memberikan berbagai kejutan baru bagi kita di masa depan.

Pertama tentang mesin, ditunjukkan oleh meningkatnya kemampuan mesin yang luar biasa. Mesin yang diciptakan untuk mempermudah dan membantu pekerjaan manusia semakin lama semakin canggih. Saat ini hampir tak ada pekerjaan yang tanpa campur tangan mesin. Di lain pihak, manusia juga kian tergantung pada keberadaan mesin-mesin itu. Manusia sekarang tidak dapat beraktivitas “normal” tanpa bantuan mesin. Tingkat ketergantungan juga semakin tinggi seiring dengan tingkat kecanggihan mesin yang ada. Kemampuan mesin akan terus bertambah pesat, sementara kemampuan manusia relatif terbatas untuk dapat meningkat dengan drastis.

Kedua tentang platform, secara nyata ditunjukkan munculnya perusahaan baru (startup) yang dengan cepat membesar dan kemudian mampu menggantikan bahkan mengubah lanskap bisnis yang ada. Kemunculan perusahaan semacam Airbnb, Amazon, dan Uber tidak hanya mampu menyingkirkan banyak pemain lama dari kancah persaingan, tetapi juga menghadirkan model bisnis baru yang semakin digdaya. Kita lihat kemunculan platform transportasi online yang dibawa Uber dan sejenisnya mampu mengguncang tatanan bisnis transportasi yang telah mapan di dunia ini. Keberadaan platform ini telah menghancurkan bisnis lama dan menciptakan banyak peluang bisnis baru yang belum pernah ada sebelumnya. Kekuatannya sulit dibendung dan dikendalikan, perusahaan besar ataupun kecil dipaksa beradaptasi dengan perkembangan platform baru ini jika tak ingin dilibas olehnya.

Istilah platform dalam buku ini adalah suatu lingkungan digital ketika dengan biaya tambahan yang hampir mendekati nol, kita dapat memperoleh akses, duplikasi, dan distribusi yang jauh lebih baik. Sektor-sektor yang tidak mampu mengikuti perubahan platform ini partisipannya akan mengecil dan posisinya kian lama kian tidak aman, tidak peduli seberapa canggih dan bagusnya mutu produk yang mereka miliki sebelumnya.

Ketiga, kemunculan kerumunan (crowd), yakni munculnya sekelompok orang yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan antusiasisme untuk memunculkan suatu proyek yang dapat dinikmati bersama. Contohnya, Wikipedia, yang telah menjadi ensiklopedia terlengkap di dunia walau para penulisnya hanya terhubung lewat jaringan komputer dan tidak saling mengenal sebelumnya. Orang-orang “biasa” yang dianggap memiliki kemampuan dan keahlian yang standar, ternyata lewat jaringan (network) bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa.

Contoh lain adalah Linux yang diprogram dan ditulis oleh orang biasa dari seluruh penjuru dunia yang tidak kenal satu sama lain. Namun dengan kekuatan jaringan yang ada, mereka dapat bekerjasama menghasilkan sesuatu yang bernilai. Lebih hebat lagi, mereka mau bekerjasama secara sukarela, tanpa menuntut imbalan yang berarti. Kemunculan Linux memberikan contoh kepada kita betapa sebuah kerumunan yang tadinya tidak saling terhubung, dan juga tidak saling mengenal, ternyata bisa menghasilkan karya besar yang bisa dinikmati bersama.

Buku ini berusaha meyakinkan pembacanya bahwa perubahan teknologi yang baru-baru ini terjadi telah mendorong banyak perusahaan untuk memikirkan kembali keseimbangan antara kekuatan pikiran dan mesin, antara produk dan platform (akses), serta antara inti dan kerumunan. Sering karena inkumben merasa pintar dan berpengetahuan, mereka terjebak dalam status quo yang membuatnya tak mampu melihat apa yang akan terjadi dan tak menyadari potensi kemunculan teknologi baru tersebut. Fanomena ini kerap dikenal dengan istilah kutukan pengetahuan (curse of knowledge) atau bias kemapanan (status quo bias), dan hal itu bisa menimpa siapa saja, bahkan perusahaan yang telah sukses dan dikelola dengan baik sekalipun.

Intinya, kekuatan utama teknologi yang muncul ini terletak pada sifatnya yang free, perfect, dan instant. Sehingga, dampaknya pun mencapai skala yang sangat besar, luas, dan cepat, lebih daripada berbagai kemajuan teknologi yang muncul di masa-masa sebelumnya. Harga yang dibayar konsumen untuk menggunakan teknologi ini hampir-hampir dapat dikatakan gratis. Contohnya, biaya konsumen untuk membaca informasi yang diinginkannya, mendengarkan musik, atau menonton film bisa sangat murah saat ini.

Selain itu, berbeda dari teknologi analog, teknologi digital menghasilkan copy-an yang sama persis dengan aslinya. Ini terjadi karena tidak ada medium yang mengantarainya. Penggandaan data atau gambar menggunakan teknologi digital menghasilkan kualitas cetakan yang sama dengan aslinya. Kesempurnaan adalah ciri kedua. Adapun ciri ketiga adalah kecepatan. Kecepatan yang diperlukan oleh teknologi ini untuk berkinerja dengan sangat baik dapat dilakukan dengan seketika (instan). Dalam waktu yang sama, kita dapat menikmati informasi yang berasal dari bagian dunia yang sangat jauh; waktu menjadi tidak berarti lagi.

Walau demikian, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, kita masih yakin bahwa kemampuan untuk bekerja efektif dengan manusia yang memiliki sisi emosional dan dorongan sosial tetap merupakan kemampuan utama yang sulit digantikan oleh mesin dalam waktu dekat. Ketika semakin banyak pekerjaan teknis yang digantikan oleh mesin, kebutuhan melakukan pekerjaan yang bersifat manajerial juga kian meningkat. Karena itu, kemampuan manajerial harus lebih ditingkatkan daripada kemampuan untuk menangani pekerjaan yang bersifat teknis semata. Ini merupakan bukti sangat kuat bahwa banyak pekerjaan di masa depan akan berubah menjadi lebih bersifat manajerial dan membutuhkan keahlian untuk menjalin hubungan sosial.

Seperti telah banyak disadari, kekuatan utama manusia untuk terus tumbuh dan berkembang terletak pada kemampuannya melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Di tengah belantara teknologi ini, manusia diharapkan pula mampu beradaptasi dan membangun hubungan yang bersahabat dengan teknologi untuk kemajuan umat manusia. Kemampuan beradaptasi ini kian diperlukan karena masalah yang dihadapi manusia akan semakin kompleks dan berubah sangat cepat. Kita harus mampu memahami, beradaptasi, dan bersahabat dengan teknologi dengan baik agar tidak tergusur olehnya.

Benar seperti yang pernah dikatakan oleh Albert Einstein bahwa seharusnya segala teknologi yang diciptakan manusia menjadi berkah dan bukan menjadi kutukan. Imajinasi dan kreativitas masih merupakan ranah keunggulan manusia. Bagaimanapun, mesin tidak terlalu bagus untuk membuat perencanaan dan pekerjaan yang bersifat kreatif. Manusia jauh lebih unggul dalam hal ini. Langkah terbaik dalam kondisi seperti ini adalah tidak mencegah atau menghindar dari kemunculan berbagai teknologi, melainkan berupaya selalu bekerjasama dan bersahabat dengan teknologi demi kebaikan, kemajuan, dan kesejahteraan umat manusia di masa mendatang. (*)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved