Book Review

Buku "Bio Farma Contribution To The World" Dicetak 1.000 Eksemplar

Buku "Bio Farma Contribution To The World" Dicetak 1.000 Eksemplar

PT Bio Farma (Persero) meluncurkan buku berjudul “Bio Farma Contribution To The World”. Buku tersebut merupakan karya bersama dari Iskandar, Direktur Utama, Juliaman Direktur Produksi dan Mahendra Sudardono, Direktur Pemasaran Bio Farma.

Menurut M. Rahman Rustan Corporate Secretary Bio Farma, buku tersebut banyak membahas mengenai keahlian perusahaannya di bidang riset dan transfer teknologi dari Bio Farma untuk beberapa negara berkembang dan negara Islam dalam frame kemandirian riset di negara Islam atau Organization Islamic Cooperation dan DCVMN (Developing Countries Vaccines Manifacturers Network).

Juliaman menjelaskan, pada tahap awal buku tersebut akan dicetak sebanyak 1.000 eksemplar. Tujuan pembuatan buku ini untuk mengenalkan Bio Farma ke masyarakat Indonesia, sehingga mereka bisa lebih mengetahui tentang perusahaan. Selain itu, buku kedua yang digagas Iskandar ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk disebarkan ke kancah internasional. “Buku ini untuk masyarakat, terutama masyarakat umum biar tahu Bio Farma dan bagaimana kontribusinya,” ujarnya

Buku setebal yang 220 halaman ini dibagi menjadi 7 bab. Di bab pertama berjudul Spiritual Mission : Rahmatan Lil Alamin yang membahas mengenai filisofi Bio Farma dalam melakukan aktivitas korporasi yang berlandaskan Rahmatan Lil Alamin berkontribusi untuk kebaikan universal (Universal Goodness) dalam bidang kesehatan bagi umat manusia. Selain itu, berisikan inisiasi Bio Farma dalam forum riset vaksin nasional yang dikembangkan menjadi forum riset life science.

Tak kalah menarik, di bab dua berjudul Global Talent yang berisikan mengenai perusahaan yang menyadari bahwa pengembangan SDM sangatlah penting. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan SDM, perusahaan memberikan soft skill yaitu dengan menanamkan nilai-nilai budaya perusahaan dan hard skill melalui training, formal edukasi dan lainnya.

Menurut Juliaman, mengembangkan SDM harus berkesinambungan, sehingga bisa menghasilkan SDM yang berkualitas global. Hasilnya, kemampuan SDM Bio Farma dalam menghasilkan produk yang unggul mendapatkan pengakuan dari lembanga kesehatan internasional, asosiasi vaksin global, dan para pemain industri vaksin dunia. Selain itu juga dipercaya menjadi centre of excellence pengembangan vaksin bagi negara-negara berkembang dan negara Islam.

“Di bab ketiga, kami menuliskan bagaimana Bio Farma tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus bekerja sama dengan pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk mengembangkan industri vaksin baik melalui riset, penyediaan produk berkualitas dan alih teknologi. Tentunya kerja sama tersebut harus saling menguntungkan bagi kedua pihak atau yang kami sebut win win partnership,” jelasnya.

Pada bab selanjutnya, dijelaskan bagaimana peran Bio Farma dalam kegiatan Creating Share Value (CSV) dalam membantu masyarakat agar sehat, sejahtera, dan maju melalui program pemberdayaan sosial. Yang dilakukan perusahaan bukan charity tetapi menjadi pelaku utama dalam membantu memecahkan masalah-masalah sosial di masyarakat.

Sedangkan di bab kelima yang diberi judul Building Self-Reliance in Vaccine Production dituliskan mengenai industri vaksin adalah industri yang kompleks dan higly regulated sehingga perlu kerja sama untuk meningkatkan kapabilitas modal, riset, alih teknologi, dan pelatihan kerja. Kerja sama antar industri vaksin diperlukan untuk menghasilkan hubungan yang saling membantu satu sama lain.

Disebutkan juga sebagai salah satu anggota OIC, Indonesia aktif mendorong agar anggotanya mampu mewujudkan kemandirian dalam memproduksi vaksin. Dari 57 anggota, baru 7 negara yang memproduksi vaksin dengan Indonesia yang paling maju sehingga ditunjuk menjadi hub of vaccine technology.

Iskandar juga menuliskan penerapan SGDs untuk meningkatkan kesehatan global dengan tiga cara yaitu mendukung dan membantu berbagai organisasi kesehatan, lembaga donor dan pemerintah untuk menciptakan keamanan vaksin bagi masyarakat. Kerja sama dengan berbagai organisasi kesehatan, pemerintah dan lembaga perhimpunan negara untuk membangun kedaulatan industri vaksin di negara mereka. Selain itu Implementasi SGDs, melalui 5 tujuan utama yakni people, planet, prosperity, peace, dan partnership.

“Pada bab terakhir kami juga mengulas bagaimana strategi Bio Farma untuk memberikan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya vaksin baik secara online (melalui medsos) maupun offline (melalui sosialisasi,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved