Book Review

Hal-hal yang Diuntungkan dari Ketidakteraturan

Hal-hal yang Diuntungkan dari Ketidakteraturan

Judul : Antifragile, Things that Gain from Disorder

Penulis : Nassim Nicholas Taleb Penerbit : Random House, November 2012 Tebal : 544 halaman

Antifragile, Things that Gain from DisorderKetika kita akan mengirim sebuah boks berisi barang yang mudah pecah, kita beri tanda fragile. Apa lawan kata fragile (rentan) ini? Yang terpikir adalah robust: kuat, kekar, kokoh, tidak mudah rusak. Namun sebenarnya ini tidak tepat, seperti kata cembung, lawannya adalah cekung, bukan datar. Maka, kalau fragile adalah sebuah keadaan mudah rusak bila kena guncangan, maka antifragile (antirentan) adalah keadaan yang bila kena guncangan malah menjadi lebih baik, bukan sekadar tidak pecah.

Dalam mitos Yunani, Damocles yang hebat berkuasa bisa saja mati dipenggal lehernya dengan pedang. Inilah rentan, betapapun hebatnya sesuatu itu, akan rentan juga pada satu titik. Sementara legenda burung phoenix, binatang sakti yang ketika mati menjadi debu, tetapi debunya akan kembali lahir menjadi phoenix baru, adalah kokoh. Adapun antifragile adalah hydra, binatang sejenis ular berkepala banyak, yang setiap dipenggal kepalanya, akan tumbuh dua kepala baru di tempat itu. Semakin dipenggal, bukan hanya kokoh atau kuat, tetapi menjadi lebih kuat, menjadi lebih hebat. Itulah antifragile. Kata ini maknanya jelas, hanya belum digambarkan dengan kata yang tepat saja.

Di dunia ini banyak hal yang tidak mempunyai nama. Kita paham, kita bisa mengerti, tetapi tidak ada kata yang tepat menggambarkannya. Pada zaman dulu warna hanya dibagi empat: gelap, terang, kuning dan merah. Untuk menggambarkan kata biru, orang menyebutnya dengan warna anggur seperti lautan, yang tentu kita bisa pahami walau tanpa memiliki kata biru sekalipun. Bukan berarti tidak ada warna biru, hanya kita tidak punya kosakata untuk itu. Antifragile ada di mana-mana, kita belum punya namanya saja.

Seperti juga buku yang mengubah cara kita melihat kehidupan, seperti Tipping Point atau Blink-nya Malcolm Gladwell, buku ini memberikan wacana baru tentang antifragile: hal yang berubah menjadi semakin baik, semakin hebat, ketika terjadi guncangan. Dan hal ini ada di sekeliling kita tanpa kita sadari sama sekali.

Nassim Nicholas Taleb adalah penulis hebat yang telah menetaskan ide tentang kebetulan lewat buku Fooled by Randomness dan tentang kejadian besar yang tidak terduga lewat buku Black Swan. Buku ini melengkapi kedua ide besar tersebut, menjelaskan kenyataannya dalam kehidupan kita, dan bagaimana kita bisa mengambil keuntungan dari keadaan itu.

Bayangkan dua orang yang berbeda. John yang bekerja keras dan serius di sebuah institusi perbankan besar, selama 18 tahun dengan stabil naik pangkatnya secara perlahan dan pasti, hingga menjadi manajer wilayah Amerika Utara. Tiba-tiba krisis keuangan membuat dia terpecat, dan karena industri perbankan sedang buruk dia tidak juga dapat pekerjaan baru bahkan hingga tiga tahun. John adalah keadaan yang fragile, terlihat seolah-olah aman tetapi sebenarnya sangat rentan.

Sebaliknya George yang menjadi sopir taksi, setiap hari mengalami ketidakpastian, kadang tidak dapat penumpang dan tidak bisa memenuhi setoran, kadang mendapat pesanan keluar kota yang menguntungkan. Dari hari ke hari George belajar, kalau tidak ada penumpang, dia akan mencoba mencari di klub malam atau bandara. Kalau hari sepi dia istirahat, kalau ramai dia lembur dan bekerja sama dengan taksi lain. Justru banyaknya kesulitan bukan hanya membuat George kokoh tetap pada pekerjaannya, malah membuat dia justru bertambah hebat karena semakin kaya pengalamannya. Kesulitan kecil membuat dia semakin mampu mencari uang pada pekerjaannya. George adalah antifragile, yang mana perubahan justru menjadikannya semakin mampu.

Dalam masyarakat, antifragile terjadi di lapisan dan tingkatan yang berbeda. Bisnis rumah makan jatuh bangun karena persaingan yang superketat, harga murah, rasa harus enak, penyajian harus bagus dan pelayanan harus super. Bangkrutnya resto membuat resto lain memperbaiki kualitas dan efisiensinya supaya bisa lebih baik. Maka industri rumah makan adalah sebuah antifragile karena kerugian resto yang bangkrut justru menguntungkan karena resto berikutnya akan memberikan nilai lebih kepada pelanggan untuk dapat bertahan.

Krisis perbankan di Amerika Serikat tahun 2008 adalah sebuah Black Swan yang terjadi pada sebuah sistem yang fragile. Runtuhnya bank besar membawa mata rantai sambung-menyambung yang menyangkutkan setiap institusi keuangan menjadi ikut bangkrut. Sebaliknya, bangkrutnya perusahaan dotcom atau runtuhnya upaya bisnis dari beberapa start-up di Silicon Valley justru menjadikan bisnis berikutnya yang dibuka lebih baik lagi. Kerugian karena runtuhnya beberapa bisnis awal Silicon Valley tidak memengaruhi yang lain, bahkan membuat bisnis di sana semakin maju dan berjaya.

Friedrich Nietzsche berkata: “Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu menjadi kuat.” Nassim menambahkan, “Apa yang membunuhmu akan membuat orang lain diuntungkan dan menjadi lebih kuat.” Seperti sistem yang ada pada para wirausaha kecil dunia kita, secara keseluruhan adalah sebuah antifragile. Kebangkrutan satu perusahaan membuat kita lebih mau belajar lagi dan lebih mampu secara tajam berbisnis.

Sebuah kecelakaan pesawat terbang karena mesinnya rusak, akan membuat pabrik pesawat bekerja ekstrakeras supaya kita lebih aman di penerbangan berikutnya. Ini adalah contoh bagaimana antifragile bergerak di kehidupan kita. Kecelakaan mobil membuat pabrik mampu menciptakan air bag yang aman. Kebakaran gedung membuat pemerintah mengeluarkan aturan keamanan yang lebih baik. Dibutuhkan korban dalam skala kecil untuk menciptakan sistem antifragile.

Seekor turkey yang dipelihara 999 hari oleh tuannya, diberi makan setiap hari sampai kenyang, dan pada hari keseribu disembelih untuk santapan utama thanksgiving dinner adalah sebuah Black Swan, kejadian tak terduga yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Seperti kita yakin bahwa semua angsa adalah putih untuk beratus-ratus tahun, sampai suatu saat kita melihat adanya angsa hitam.

Black Swan adalah kejadian yang tidak pernah ditebak sebelumnya dan tiba-tiba saja terjadi. Bisa berupa kecelakaan dan kerugian, seperti market crash, bencana alam, ataupun kematian mendadak, disebut Black Swan negatif ataupun Black Swan positif, yang mana kejadian langka yang tidak tertebak ini justru memberikan keuntungan besar.

Sistem fragile sangat rentan mengakibatkan Black Swan negatif, sedangkan antifragile justru sangat tahan terhadap kemungkinan Black Swan. Swiss adalah negara yang antifragile, karena semakin kacau ekonomi dunia, semakin banyak orang mengirimkan uangnya ke bank-bank Swiss yang jauh lebih aman. Ekonomi Swiss bukan saja kokoh, malah menjadi lebih baik dalam setiap ketidakamanan ekonomi dunia. Semua antifragile bukanlah absolut, semua ada batasnya. Seperti kalau terjadi perang dunia, bisa jadi Swiss tidak akan aman lagi.

Menghukum orang dengan melempari batu besar pasti akan membunuhnya, tetapi bila diubah dengan 1.000 batu kecil, tidak akan membunuhnya. Sekali minum anggur 10 botol akan memabokkan, tetapi 10 kali sebotol tidak. Sebuah perubahan atau guncangan yang tidak terlalu besar justru akan menguatkan dan tidak membahayakan, tetapi sesuatu yang sangat besar sangatlah berbahaya. Komplain pelanggan yang kecil membuat kita memperbaiki pelayanan kita, tetapi tuntutan pengadilan karena kesalahan besar akan membangkrutkan kita.

Ketika ditanya oleh Paus bagaimana mungkin Michaelangelo mampu mengukir patung David yang terhebat itu, dia menjawab: “Mudah sekali, saya hanya perlu menghilangkan apa-apa yang bukan bagian dari David saja.” Begitu pula kestabilan dan antrifragile, lebih mudah menghilangkan yang tidak perlu daripada mengharuskan yang ada. Seperti juga pendapat Steve Jobs, Via Negativa, menurut Nassim, membuat kita semakin kokoh dan tidak mudah hancur. Sistem yang baik adalah sistem yang sederhana. Less is more, semakin sedikit yang perlu kita awasi semakin kuat bisnis dan tindakan kita.

Nassim menulis dengan caranya sendiri, penuh cerita pendek ilustratif yang menarik, tetapi selalu dibarengi kedalaman yang cerdas dan menuntut pemikiran kita. Kalau Anda membaca Who Moved My Cheese dengan sukacita dalam empat jam, maka ini adalah buku yang perlu Anda gumuli selama dua minggu untuk mengunyahnya. Untungnya, banyak detail menarik, yang membuat dua minggu itu nikmat dijalani.

Bila kita tarik dari banyak ajaran agama dan spiritualitas, kita dapatkan satu inti kalimat dari Golden Rule: “Jangan lakukan pada orang lain apa-apa yang tidak ingin Anda terima dari orang itu.” Nah, dalam analog itu, pada konklusi buku ini, dikatakan bila harus mengecilkan semua isi buku mejadi sebuah kalimat pendek, jadinya adalah: “Segala hal akan mendapat keuntungan atau kerugian dari perubahan dan ketidakpastian. Fragility dirugikan karenanya.” Selamat menikmati.

TANADI SANTOSO

Peresensi adalah wirausaha, pembicara publik dan corporate trainer yang berpengalaman. www.tanadisantoso.com; www.facebook.com/tanadisantoso.fb; @tanadisantoso


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved