Book Review Strategy

Dibutuhkan PR yang Paham Manajemen Perusahaan

Dibutuhkan PR yang Paham Manajemen Perusahaan

Komunikasi merupakan salah satu elemen penting yang dibutuhkan dalam perusahaan. Seorang public relation (PR) memiliki tugas penting dalam menghubungkan komunikasi perusahaan dengan dunia luar. Sayangnya banyak anggapan miring dengan tugas yang diemban oleh PR.

DSC_0468

(Ki-ka) Kevin Onyx, Agung Laksamana, Prita Kemal Gani, Arif WIbowo, dan Mardi Wu.

Secara umum tugas seorang PR adalah menghubungkan perusahaan dengan dunia luar contohnya media. Tugas PR pun berkutat pada launching produk, CSR, branding, advertising, strategi media dan digital, serta partnership. Tugas ini merupakan tugas utama seorang PR, namun perkembangan zaman menuntu PR untuk tidak hanya mengerti mengenai produk saja tetapi juga komunikasi di dalam dan luar perusahaan, terutama dengan para CEO.

Hal ini lah yang disampaikan Agung Laksamana, Director of Corporate Affairs Citibank Indonesia dalam peluncuran bukunya yang berjudul “What CEO Wants from PR”. Menurutnya, banyak CEO yang menganggap PR kurang dalam kemampuan manajemen. “Selama penulisan buku ini saya mewawancarai 20 CEO dalam dan luar negeri. Kebanyakan dari mereka menginginkan PR yang mengenal bisnis perusahaan mereka secara keseluruhan, cepat tanggap terhadap isu, dan mampu mengomunikasikan dalam dan luar perusahaan”.

Kata Agung, ada dua hal penting yang wajib seorang PR lakukan yaitu mengenali CEO Anda dan peka terhadap perubahan di dunia bisnis. Kedekatan seorang PR dengan CEO amat penting karena mereka akan menjadi tumpuan CEO dalam menghadapi dunia bisnis. Perubahan dalam perundang-undangan misalnya, seorang PR harus mengetahui apa efeknya terhadap perusahaan dan menjadi orang yang paling pertama dalam mengetahui perkembangan perubahan tersebut.

CEO tentunya akan sangat fokus dalam pengembangan bisnis perusahaan sehingga seorang PR harus bisa mengerti kebutuhan CEO dalam berbisnis. Seorang PR diharapkan juga mampu menguasi marketing, isu moral di sekitar perusahaan, finance, analisis marketing, tren bisnis, monitor key value, dan beberapa hal lain menyangkut bisnis. Hal ini diharapkan para CEO karena mereka membutuhkan seorang PR yang tidak hanya memiliki networking luas tetapi juga menyambungkan lidah kepada para karyawan di perusahaan tersebut.

Tak jauh berbeda dengan Agung, sosok Arif Wibowo, CEO Garuda Indonesia juga menginginkan seorang PR yang mampu membangun kepercayaan dan menjaga reputasi perusahan. “CEO harus bisa membangun reputasi perusahaan karena perusahaan yang bagus akan dipercaya orang. PR memiliki fungsi yang lebih technical karena merekalah yang akan membangun reputasi perusahaan baik dari dalam maupun luar. PR juga harus mampu untuk menjaga reputasi tersebut.

Selain itu, lanjut Arif, networking pun harus dikuasai dengan baik oleh para PR karena harus bisa memberikan informasi yang baik kepada publik. Bisnis perusahaan, proses konsumen mendapatkan atau menggunakan jasa perusahaan, adalah hal-hal mendasar yang harus diketahui dan dipahami dengan benar oleh seorang PR.

Dalam acara launching buku yang bertempat di London School of Public Relation ini, Agung sebagai penulis sangat menekankan keduanya sebgai tugas yang harus diperhatikan oleh seorang PR.”Saya menulis buku ini karena melihat banyaknya benang merah yang tidak terjawab dalam hubungan CEO dengan PR. CEO mengurus bisnis perusahaan sementara PR hanya berkutat pada produk. Padahal PR harus berkutat dengan berbagai aktivitas yang tidak hanya dengan media tetapi juga isu moral, program, dan outcome perusahaan. CEO membutuhkan PR untuk menghubungkannya dengan bottom line atas permasalahan atau critical problem yang CEO hadapi dalam suatu perusahaan”. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved