Book Review

Menuai Kebajikan dari Para Legenda Hidup di Bisnis Indonesia

Oleh Editor
Menuai Kebajikan dari Para Legenda Hidup di Bisnis Indonesia

Judul buku : Legacy & Wisdom: Inspirasi Bisnis dan Nasihat Kepemimpinan dari Para Pebisnis Senior Panutan

Penulis : Joko Sugiarsono, dkk.

Penerbit : PT Swasembada Media Bisnis

Cetakan : Pertama, Juli 2021

Tebal : vii + 341 halaman

Buku ini menuliskan beragam ilmu, pengalaman hidup, dan kebijakan bisnis yang telah dijalankan dan dikembangkan dengan baik oleh para legenda hidup di dunia bisnis Indonesia. Mereka telah memberikan karya nyata berupa jaringan beragam unit bisnis yang masih tetap tumbuh dan berkembang dengan baik hingga saat ini. Oleh karenanya, cara mereka membangun, mengelola, dan mewariskan berbagai kiat bisnis yang berharga tersebut amat layak dipelajari oleh khalayak luas di Indonesia.

Para pebisnis tangguh ini tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga wawasan dan pengalaman mereka akan lebih sesuai untuk situasi Indonesia. Ini mengingat masih sangat jarang literatur yang menyajikan berbagai kiat bisnis yang berasal dari para pelaku bisnis negeri sendiri. Umumnya, literatur yang dipakai untuk pengajaran bisnis di Indonesia berasal dari negara maju yang mungkin saja belum tentu sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan budaya yang dihadapi di sini.

Dari buku ini kita bisa mempelajari dan menghayati berbagai pengalaman dan kebijakan yang telah mereka hasilkan melalui berbagai karya nyata yang ada. Wisdom yang dihasilkan memang amat berharga. Karena, wisdom tersebut bukan hanya berasal dari pengetahuan semata, tetapi lebih-lebih berasal juga dari pengalaman hidup dan karier yang penuh dinamika selama bertahun-tahun.

Mereka telah menyediakan bahan pembelajaran yang berharga untuk dipelajari bersama, dan bahan berharga ini telah dituliskan dengan sangat baik dalam buku ini. Dengan berkaca pada kondisi saat ini, situasi yang dihadapi di masa depan tidak akan kekurangan berbagai tantangan dan hambatan yang melanda.

Tantangan yang ada akan semakin banyak, luas, dan kompleks. Kebijakan dari para tokoh bisnis ini dapat menjadi rujukan dan warisan yang berharga untuk dipelajari dalam rangka menghadapi berbagai tantangan masa depan yang semakin besar dan kompleks tersebut.

Ada sembilan tokoh bisnis utama Indonesia yang sekarang telah menjadi legenda hidup dalam dunia bisnis Indonesia yang diulas dalam buku ini. Mereka berasal dari berbagai latar belakang kehidupan dan sektor bisnis. Kesembilan tokoh itu adalah Adji Watono, Arfan Awaloeddin, Theodore P. Rachmat, Shanti L. Poesposoetjipto, Nurhayati Subakat, Kuncoro Wibowo, Djoko Susanto, Stanley S. Atmaja, dan George S. Tahija.

Mereka semua tokoh tangguh dalam berbisnis. Bukan hanya telah mampu menjadi pionir, menumbuhkembangkan bisnisnya sehingga menjadi besar, tetapi juga mampu menghadapi berbagai krisis yang melanda. Setidaknya, kesembilan tokoh ini telah mampu melewati krisis moneter dan politik di tahun 1998, krisis finansial global pada tahun 2008, dan sekarang krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

Menurut Joko Sugiarsono, penyunting buku ini, ada delapan karakteristik utama yang dimiliki para pebisnis ini yang menjadikan mereka bukan sekadar manusia biasa, manusia yang telah memiliki prestasi dan telah tertempa oleh pahit getirnya kehidupan. Karakter pertama, mampu bekerja keras serta memiliki gairah dan cinta terhadap apa yang mereka kerjakan. Gabungan antara gairah, cinta, dan kerja keras itu yang menjadikan mereka tidak mudah menyerah.

Kedua, mereka adalah para perintis, tidak takut untuk memulai sesuatu yang baru, mau mencoba berbagai hal baru yang belum tentu orang lain mau melakukannya. Ketiga, memiliki pikiran terbuka, selalu mau mendengarkan orang lain, serta mau belajar dan menempa diri untuk menjadi lebih baik setiap waktu.

Keempat, mereka merupakan orang yang tahan banting, tidak mudah menyerah terhadap kondisi buruk yang menimpa. Mereka mampu beradaptasi dalam berbagai situasi yang berbeda dan justru mampu selalu bangkit kembali dari segala bencana yang terjadi.

Kelima, mampu menjaga kepercayaan yang telah diraih. Kepercayaan ini bisa diraih karena mereka mampu dengan baik menjaga kejujuran dan integritas yang mereka miliki.

Keenam, selalu berpikiran maju, mau dan mampu melakukan perbaikan secara berkesinambungan, serta melakukan banyak inovasi dalam cara berbisnis. Mereka adalah orang yang adaptif, kreatif, dan inovatif.

Ketujuh, berani mengambil risiko, tapi tetap terukur. Berani menghadapi tantangan dengan tetap memperhatikan faktor kehati-hatian dalam berbisnis. Banyak yang berjuang dari nol, maka wajar saja jika mereka sangat berhati-hati dalam mengelola bisnis, tidak bersikap sembrono.

Kedelapan, memiliki kepedulian terhadap orang dan lingkungan sekitar. Mereka tidak tumbuh sendirian, tetapi tumbuh bersama orang-orang di sekeliling mereka. Mendedikasikan karyanya untuk kepentingan orang banyak, bukan sekadar untuk diri dan keluarganya.

Para tokoh ini bekerja bukan untuk saat sekarang saja. Bukan hanya untuk diri atau keluarganya. Namun, mereka bekerja untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Karena dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, perusahaan akan mampu memberikan yang terbaik bagi karyawan, masyarakat, dan ekonomi negara.

Karya mereka telah menjadi fondasi yang kuat bagi perusahaan untuk terus berkembang di masa depan. Nilai-nilai yang telah ditanam mampu menjadi pupuk berharga bagi perusahaan untuk terus tumbuh. Karyawan dan kita semua merupakan pihak yang menuai buah-buah karya yang telah mereka hasilkan.

Buku ini muncul di saat yang sangat tepat. Di saat pandemi, ketika banyak orang dan pelaku bisnis yang terkena berbagai imbasnya. Banyak usaha yang mengalami kemunduran, bahkan sudah tutup. Namun, dengan membaca sepak terjang para tokoh ini, banyak diperoleh inspirasi nyata sehingga kita mampu bangkit dan tidak mudah menyerah di segala situasi yang dihadapi.

Justru banyak yang kemudian berhasil setelah mengalami musibah. Seperti Djoko Susanto, yang jaringan ritelnya semakin berkembang walau sempat terpuruk akibat beberapa tokonya dibakar massa pada peristiwa Mei 1998 atau Nurhayati Subakat yang pabriknya pernah ludes terbakar. Bagi mereka, krisis yang dihadapi bukanlah hal yang harus ditakuti, bahkan bisa melihat peluang dari munculnya krisis tersebut.

Seperti Adji Witono, yang berpandangan bahwa masa pandemi ini merupakan saat yang tepat untuk mempercepat dan memaksa semua pihak untuk bertransformasi ke ranah digital yang merupakan ranah bisnis masa depan. Krisis memaksa orang untuk berubah menjadi lebih maju, efisien, dan inovatif.

Walaupun mereka telah memiliki ribuan karyawan yang tersebar di berbagai tempat, kepedulian dan dedikasi terhadap keluarga merupakan hal yang utama. Keluarga merupakan sumber penyemangat dalam menjalankan bisnis.

Namun, tetap saja, ketika mereka menjalankan bisnis, ada nilai-nilai profesionalitas yang dijaga. Mereka mampu memisahkan urusan keluarga dengan bisnis yang dijalankannya. Memberikan kesempatan bagi anggota keluarga untuk berkiprah dalam bisnis, tetapi lewat cara yang profesional.

Itu yang membedakan bisnis mereka dengan model bisnis keluarga yang lain, yang cenderung memberikan kemudahan bagi anggota keluarga. Kondisi yang kurang profesional akan merusak upaya kaderisasi yang baik.

Narasi atau cerita akan selalu diperlukan untuk dapat memberikan inspirasi dan keteladanan yang sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis yang penuh tantangan dewasa ini. Narasi dari para legenda hidup, para pelaku bisnis Indonesia, ini dapat menjadi bahan renungan yang berharga ketika kita menghadapi situasi yang sulit, seperti saat terjadinya pandemi ini.

Ketokohan mereka menjadi mercusuar bagi bangsa ini ketika sedang mencari panutan atau pedoman untuk bisa keluar dari krisis pandemi Covid-19 yang sedang dihadapi sekarang. Buku ini juga telah dihantarkan dengan baik oleh para editornya.

Joko Sugiarsono telah memberikan prolog dan epilog yang lengkap dan menarik tentang sepak terjang para tokoh. Ini membuat kita tidak perlu menarik garis merah sendiri tentang apa dan bagaimana sepak terjang mereka dalam membangun bisnis. Kita tetap dapat menikmati narasi tentang para tokoh ini dengan enak, tanpa harus mengerutkan dahi untuk mencernanya.

Terakhir di bagian refleksi, Joko mengutip empat peran kepemimpinan dari Stephen Covey. Yaitu, Pathfinding (menemukan dan menentukan arah organisasi), Aligning (menyelaraskan strategi penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi dengan tujuan organisasi), Empowering (memberdayakan orang), dan Modelling (menjadi panutan).

Kesembilan tokoh yang dibahas dalam buku ini telah menjalankan semua peran itu dengan baik. Mereka telah layak menjadi panutan, bukan hanya bagi keluarga ataupun karyawan perusahaan mereka, tetapi juga bagi bangsa ini dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Eko Widodo*) Penulis adalah Staf Pengajar Program Studi Magister Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi, Unika Atma Jaya.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved