Technology SWA Online Trends

Tiga Poin Percepatan Tranformasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi

Tiga Poin Percepatan Tranformasi Digital untuk Pemulihan Ekonomi
Ilustrasi teknologi digital. Tranformasi digital untuk pemulihan ekonomi. [Shutterstock]

Indonesia sukses menyelenggarakan KTT G20 2022 di Bali, meski kondisi perekonomian global dan geopolitik saat ini yang penuh tantangan. Menurut Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto, keberhasilan Indonesia menavigasi KTT G20 ditandai dengan Deklarasi Bersama Para Pemimpin G20 atau G20 Bali Leaders Declaration yang memiliki makna sangat strategis dalam akselerasi pemulihan ekonomi dunia.

Airlangga melanjutkan, di dalam rumusan G20 Bali Leaders Declaration terdapat 52 poin kesepakatan dan tiga poin di antaranya terkait dengan percepatan transformasi digital. Pertama, menyepakati pentingnya upaya percepatan transformasi ekosistem ekonomi digital dalam mencapai agenda Sustainable Development Goals (SDGs).

Menurut Airlangga, lingkungan online yang tangguh, aman, dan terlindungi diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi digital. Selain itu, konektivitas digital yang terjangkau dan berkualitas merupakan unsur utama dalam mendorong inklusivitas dan transformasi digital. Disinilah pentingnya data bagi pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial.

“Kedua, mendorong kolaborasi internasional untuk mengembangkan literasi dan keterampilan digital yang berdampak positif dan menjangkau semua elemen masyarakat,” kata Airlangga dalam siaran resmi.

Ketiga, menekankan bahwa teknologi digital merupakan kunci untuk pemulihan dan pemberdayaan di berbagai sektor ekonomi, termasuk untuk membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh, menciptakan lapangan kerja yang layak dan berkelanjutan, mendukung perdagangan, industrialisasi dan investasi yang inklusif, meningkatkan produktivitas, serta membuka potensi ekonomi masa depan, khususnya bagi UMKM dan startup. Poin ini juga ingin memastikan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan agar tidak ada yang tertinggal dalam proses transformasi digital.

“Upaya Presidensi G20 Indonesia untuk memperkuat kerja sama antar negara dalam mendukung transformasi digital, sejalan dengan fokus Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 mendatang,” jelasnya.

Airlangga menyebut, saat ini, 40% pangsa pasar ekonomi digital ASEAN berada di Indonesia. Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diprediksi mampu mencapai USD130 miliar pada 2025, dan akan terus naik hingga US$360 miliar di 2030.

“Potensi tersebut harus kita dukung dengan penguatan sejumlah aspek fundamental seperti Infrastruktur, SDM digital, serta regulasi dan kebijakan yang adaptif, agile, dan forward looking. Pembangunan infrastruktur pada Lapisan Backbone, Lapisan Middle-mile dan Lapisan Last-mile juga harus kita percepat dan ditingkatkan utilisasinya,” papar Menko Airlangga.

Dengan penerapan teknologi digital ini diharapkan akan mampu menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran, meningkatkan pelayanan publik, serta mendukung transparansi dan akuntabilitas. Meski demikian, Airlangga mengaku terdapat risiko keamanan siber (cyber security) yang harus diwaspadai.

“Oleh sebab itu, pada KTT G20, Presiden menekankan pentingnya memberikan jaminan keamanan digital dan perlindungan privasi guna membangun kepercayaan di sektor digital. Perlu ditingkatkan upaya bersama dalam memperkuat literasi digital serta memastikan bahwa manfaat digital bisa dirasakan secara merata,” ucap Menko Airlangga menutup penjelasannya/

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved