Management Trends zkumparan

12 Negara Ikuti Boston University Asian Alumni Festival ke-12

Indonesia menjadi tuan rumah ajang tahunan Boston University (BU) Asian Alumni Festival ke-12 yang diselenggarakan 2-3 November 2018. Kegiatan ini merupakan acara tahunan yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia dengan dihadiri lebih dari 240 alumni Boston University dari 12 negara di Asia.

Festival yang diadakan di Hotel Grand Hyatt Jakarta ini juga menggelar Business Forum (3/11/2018) yang menampilkan Miranda Goeltom sebagai moderator, serta Kepala BKPM Thomas T. Lembong dan Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro serta Prof Rhenald Kasali sebagai pembicara.

“Jadi, The BU Asia Alumni Festival yang ke-12 ini untuk pertama kali diadakan di Indonesia. Sebelumnya dalam 3 tahun terakhir diadakan di Hongkong, Korea, dan Taiwan,” kata Ketua Boston University Alumni Indonesia, Didit Ratam saat acara Business Forum.

“Tujuan dari kegiatan ini adalah mengumpulkan para alumni BU se-Asia. Selain mengadakan festival kebudayaan, kami juga ingin mengenalkan Indonesia kepada teman-teman alumni BU se-Asia, seperti ekonomi kreatif dan sosial entrepreneurship di Indonesia,” kata Didit Ratam lagi.

“Harapannya bukan hanya alumni Indonesia saja yang memberikan informasi tentang potensi ekonomi dan investasi di Indonesia tetapi juga alumni-alumni BU dari Asia ikut memperkenalkan potensi Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Kepala BKPM Thomas T. Lembong sebagai pembicara di sesi pertama dalam Business Forum juga memperkenalkan potensi investasi di Indonesia kepada para alumni BU se-Asia.

“Indonesia sangat fokus pada investasi, Asia Tenggara sedang tumbuh salah satu contohnya Malaysia, Vietnam. Kami di Indonesia juga sedang bertumbuh dan membuka investasi seluas-luasnya. Namun kami bukan sekadar ingin investor datang dengan mengundang mereka. Kami juga mendatangi para investor ini untuk kami ajak berinvestasi,” kata Kepala BKPM Thomas T. Lembong.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia Bambang Brodjonegoro juga menganggap acara yang digagas oleh alumni BU di Indonesia ini sangat menarik dan juga relevan dengan kondisi kekinian di mana Indonesia ingin meningkatkan porsi dan aktivitas dari ekonomi digital dan ekonomi kreatif.

“Kita harapkan acara yang digagas BU alumni ini bisa mendorong diseminasi dan bisa mendorong generasi muda Indonesia lebih banyak lagi bergerak di bidang ekonomi digital dan industri kreatif,” kata Bambang.

“Di Indonesia, 200 juta orang siap menggerakkan roda ekonomi. Pertumbuhan ekonomi kreatif pun menjadi pesat dengan hadirnya berbagai start up. Pemerintah mendukung perkembangan start up. Memang kita perlu mengembangkan human capital, karena itu saya sangat mendukung acara seperti ini,” katanya.

“Kami mendorong generasi muda Indonesia untuk menggerakkan roda ekonomi lewat start up dan kami mendukung investasi ke arah ini dengan mengeluarkan regulasi-regulasi yang menopang kehadiran start up yang berguna bagi masyarakat,” kata Bambang lagi.

Sementara itu, Profesor Rhenald Kasali menjabarkan arah perubahan ekonomi di dunia yang juga berimbas sampai ke Indonesia.Kapitalisme yang sebelumnya menjadi landasan ekonomi mengakibatkan banyak sekali krisis, seperti krisis keuangan, kemiskinan, pangan, pengangguran, karena semua hanya berdasarkan paa persaingan saja.

Akhirnya muncul gerakan-gerakan untuk mengatasi masalah itu. Saat ini, telah muncul gerakan atau usaha untuk membuat suatu bisnis yang dasarnya adalah untuk berbagi, mengatasi kemiskinan. Gerakan ekonomi untuk mengatasi masalah-masalah sosial ini pun menghadirkan gagasan social entrepreneur dengan basis teknologi.

“Jadi, lama-lama terjadi keseimbangan. Dan, saya melihat anak-anak muda menjadi sumber pengharapan kita. Anak muda sekarang mau berwirausaha namun tidak selalu mencari kekayaan untuk dirinya sendiri, namun menjadi bagian dari pemecahan masalah sosial,” kataRhenald.

“Sekarang orang bicara tentang disrupsi. Saat ini ada gerakan untuk berbisnis namun bisnis ini lebih ke arah mengumpulkan dana untuk kemudian dikembangkan demi gerakan sosial menolong orang lain. Di sinilah kebahagiaan dalam kehidupan berkembang dari mencari kekayaan, bergeser ke berbisnis untuk menolong orang lain,” kata Rhenald.

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved