Trends

AFTECH Ajak Ciptakan Ruang Transaksi Digital yang Aman

AFTECH Ajak Ciptakan Ruang Transaksi Digital yang Aman

Masih dalam rangkaian Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 yang berlangsung selama satu bulan penuh hingga 12 Desember 2022, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengajak masyarakat menyadari pentingnya menciptakan ruang transaksi digital yang aman di tengah pemanfaatan fintech yang terus meningkat.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Pandu Patria Sjahrir, menyatakan, masyarakat sudah semakin familiar dengan berbagai produk fintech, baik untuk pembayaran hingga melakukan verifikasi dan autentifikasi transaksi digital. Agar peningkatan ini tidak hanya sekadar menjadi tren, perlu adanya penguatan kompetensi masyarakat dalam pemanfaatan jangka panjang, termasuk dalam memahami risiko fintech yang digunakan, hingga cara melindungi privasi dan keamanan informasi.

“Melihat kebutuhan ini, rangkaian program BFN merupakan komitmen untuk terus memberikan edukasi relevan kepada masyarakat agar tidak salah langkah dalam memanfaatkan produk fintech. Kami percaya, apabila dimanfaatkan dengan optimal, fintech mampu mendukung keseharian masyarakat dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional secara luas,” ungkap Pandu.

Dalam pekan ketiga rangkaian BFN 2022, sejumlah perusahaan fintech, di antaranya perusahaan penyedia layanan tanda tangan digital dan identitas digital, Privy, yang berbicara mengenai potensi dan keuntungan identitas digital di Indonesia serta perusahaan payment gateway, Xendit yang mendorong pentingnya sinergi antara berbagai stakeholder untuk mendorong pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Semakin berkembangnya ekonomi digital nasional, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Retno Ponco Windarti menyampaikan pihaknya merespons situasi ini dengan memperluas implementasi sistem pembayaran digital melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), di mana saat ini ekosistem QRIS didukung oleh interkoneksi antar 87 penyelenggara, baik bank, non-bank, maupun lembaga switching.

“Pada Oktober 2022, nilai transaksi QRIS telah mencapai Rp80,51 triliun atau ini meningkat 269% secara year on year (YoY). Sementara itu, tentang pengguna baru dari target kita 15 juta sampai dengan akhir Desember, di Oktober kemarin telah tercapai 15,1 juta pengguna baru, sehingga total sudah melebihi 26 juta pengguna QRIS dan pencapaian ini tentu saja tidak luput dari kerja sama dari semua pelaku industri dan semua stakeholder dan kita harapkan berujung pada efisiensi sistem pembayaran dan integrasi seluruh pengguna layanan termasuk UMKM dan nirlaba,” papar Retno dalam acara Fintech Talk secara daring bertajuk ‘Better Together: Enhanced Synergy to Help Further Boost Economic Recovery and Inclusive Economic Growth’.

Merespon peningkatan transaksi digital, Senior Digital Identity Specialist World Bank, Mr. Jonathan Marskell, menekankan pentingnya menjaga identitas digital untuk keamanan pengguna. Keamanan data pribadi ini menjadi penting, terutama melihat banyaknya laporan tagihan pinjaman online (pinjol) ilegal yang menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang lain atau bukan KTP milik peminjam yang ditengarai akibat kelalaian dalam memproteksi data pribadi.

“Pasca pandemi COVID-19, implementasi identitas digital berjalan semakin cepat. Momentum ini baik untuk membangun inklusi teknologi di Indonesia, terutama dalam data pribadi melalui sistem administrasi kependudukan yang baik di Indonesia lewat kerja sama antar stakeholder,” kata Jonathan dalam acara Fintech Talk ‘See The Future: Unlocking the Potential and Benefits of Digital ID in Indonesia’ yang digelar secara virtual.

Untuk mendukung penerapan transaksi online yang aman, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pun akan mengembangkan regulasi terkait identitas digital. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Tata Kelola Sertifikasi Elektronik, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Martha Simbolon, di mana pemerintah akan menyusun kerangka regulasi identitas digital, menyiapkan SDM digital, hingga membangun ekosistem digital.

“Identitas digital yang aman adalah suatu keharusan yang baru saat ini. Kemenkominfo mempersiapkan Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSE) untuk memfasilitasi identitas digital, sekarang perlu ada kolaborasi antar sektor untuk penggunaannya,” ungkap Martha dalam acara Expert Lab ‘Trust But Verify: The Benefits of Digital Identity Verification on Digital Financial Services’ yang juga dilaksanakan secara virtual.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved