Management Trends zkumparan

Agen Jadi Andalan Bank Mandiri Untuk Layanan Pelanggan

Agen Jadi Andalan Bank Mandiri Untuk Layanan Pelanggan

Bagi Bank Mandiri, agen memiliki peranan penting dalam menjalankan customer service (pelayanan pelanggan). Mandiri Agen, sebutan agen dari bank pelat merah ini, dibentuk untuk menjalankan dua fungsi, yaitu melayani masyarakat khususnya yang belum tersentuh perbankan, dan mendukung program inklusi & literasi keuangan di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Dwipo Argo Susetyo, VP Micro Liabilities & Agent Business PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dalam acara Webinar dan Virtual Awarding Indonesia Customer Service Quality Award & Indonesia Customer Service Champion 2021 yang bertema “Levelling Up Customer Satisfaction: Practicing New Ways of Customer Service in the Disruption Era”, yang diselenggarakan Majalah SWA bersama Business Digest.

Argo mengatakan, saat ini terdapat 86 ribu Mandiri Agen yang tersebar di 358 kabupaten di 34 provinsi. Semuanya mampu melayani masyarakat untuk bertransaksi layanan perbankan, dan sebanyak 20 ribu juga ditugaskan untuk pelayanan bansos (bantuan sosial). “Kami memposisikan agen sebagai tempat layanan transaksi perbankan juga pembayaran seperti listrik, air, dan lainnya,” ujar Argo.

Dalam melayani pelanggan, Mandiri Agen dilengkapi dengan alat EDC untuk transaksi seperti transfer, setor, tarik tunai, fungsi-fungsi ATM, dan layanan keuangan lain termasuk kredit. Selain itu yang terbaru, sudah melayani topup dompet digital, seperti e-money, Ovo, GoPay, dan sebagainya.

“Inilah peran agen dalam kesehariannya sebagai mitra bisnis yang ada nuansa berbagi, karena ada tambahan pendapatan dari keagenan. Ini bentuk kerja sama yang bagus,” kata Argo.

Terkait pengelolaan para Agen, ia menjelaskan bahwa Mandiri Agen merupakan kepanjangan tangan dari cabang-cabang Bank Mandiri. Mereka dikelola dan direkrut oleh masing-masing cabang di daerahnya. Sementara peran pusat sebagai pembina sistem, mengontrol untuk traffic transaksi, dan menciptakan bisnis yang bisa dikembangkan. “Yang ujungnya menambah utilitas dari keberadaan mereka sebagai agen,” jelasnya.

Adapun agen yang direkrut diproritaskan dari debitur-debitur mikro Bank Mandiri. Alasannya, jelas Argo, pertama karena akan meningkatkan pendapatannya, kedua ada loyalitas yang lebih, dan ketiga agar tim di cabang bisa lebih dekat dan efisien dalam mengelola agen.

Kemudian ia mengungkapkan, dalam tiga tahun berjalan, totalnya sudah terdapat 7 juta transaksi dengan nilai Rp 8 triliun setiap bulannya. Mandiri Agen sudah meraih 1,4 juta masyarakat di sekitarnya untuk menjadi penabung. Dengan angka sebesar itu, kata Argo, akan terbentuk suatu ekosistem mikro sehingga masyarakat tidak perlu pergi jauh ke kota untuk mendapatkan layanan perbankan dan pembayaran. Selain itu, mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dan kredit bisa diberikan.

“Dengan merekrut 1,4 juta nasabah, mobilisasi funding yang bisa tercipta sekitar Rp 9,5 triliun, akan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus bisa memberikan kredit juga kepada masyarakat melalui referral dari agen-agen tersebut, yang dalam 9 bulan ini sudah bisa tersalurkan sekitar Rp 3 triliun,” ungkapnya.

Beberapa dampak dari pelayanan agen ini, lanjutnya, sejumlah toko kelontong yang merupakan 55% dari total populasi agen, telah mampu meningkatkan layanan dan penghasilan mereka sampai antara 1 juta – 20 juta. “Bahkan ada juga toko kelontong yang membuat sebagian ruangan tokonya menjadi tempat khusus menyerupai ruangan bank. Ini sesuatu yang tidak disangka juga oleh kami. Ini akan menjadi profil yang bagus dan kami akan pertahankan,” tuturnya.

Melihat perkembangan tersebut, pihaknya berkomitmen akan terus mengembangkan pelayanan dan pengelolaan agen tidak hanya dari segi kuantitas agen tetapi juga diimbangi dengan kualitas yang meningkat. “Mudah-mudahan dari angka 51% yang sekarang ini produktif, kami bisa meningkatkan sampai di angka 80%,” ujar Argo mengakhiri paparannya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved