Trends

Alasan Tesla Bangun Pabrik di India Menurut Arcandra Tahar

Sebuah mobil listrik Tesla Model S terlihat dalam terpajang di Seoul, Korea Selatan, 6 Juli 2017. (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)

Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar berbagi pandangan soal rencana investasi dari manufaktur mobil listrik, Tesla, di luar negara asal mereka, Amerika Serikat. Salah satunya soal alasan Tesla memilih lokasi di Bangalore, India, ketimbang Tel Aviv, Israel.

“Tidak ada yang tahu alasan pastinya, namun kami menduga ada beberapa alasan,” kata Arcandra dalam akun instagramnya @arcandra.tahar pada Rabu, 24 Februari 2021.

Minggu lalu, Tesla dikabarkan akan membangun pabrik mobil listriknya di Bangalore, ibu kota dari negara bagian Karnataka, India. “Tesla akan membuka pabrik di Karnataka,” kata salah satu pejabat Amerika Serikat, yang diberitakan oleh Reuters pada 14 Februari 2021.

Arcandra bercerita bahwa di Amerika Serikat, Tesla ternyata tidak membangun pabrik mereka di pusat otomotif, Detroit, Michigan melainkan di pusat teknologi Sillicon Valley, California.

Ia menduga lokasi ini dipilih karena ada tiga komponen yang tersedia lengkap di sana: sumber daya manusia terampil di bidang IT, teknologi chip yang mutakhir, dan pendanaan proyek startup yang beresiko tinggi. Saat ini, kata dia, ada dua lokasi di dunia yang mendekati ekosistem seperti Sillicon Valley ini, yaitu Bangalore dan Tel Aviv.

Di Bangalore, beberapa perusahaan seperti Mercedes-Benz hingga Volvo telah membangun pusat teknologi mereka. Sementara di Tel Aviv, ada pusat teknologi dari Google sampai Facebook. Meski demikian, Tesla memilih untuk masuk ke Bangalore. Arcandra pun menduga ada dua alasan di balik rencana ini.

Pertama, Tesla tidak hanya mendapatkan ekosistem teknologi terbaik di Bangalore, tapi juga akses pasar yang sangat besar. Sebab, India adalah negara dengan jumlah penjualan mobil keempat terbesar di dunia setelah Cina, Amerika Serikat, dan Jepang.

Kedua, biaya tenaga kerja yang lebih murah di Bangalore, ketimbang Tel Aviv, Israel. Menurut Arcandra, biaya hidup dan rata-rata gaji pegawai di Tel Aviv sekitar 3 kali lebih tinggi dibandingkan Bangalore. Bahkan, biaya hidup di Bangalore lebih rendah dari Jakarta.

Menurut dia keputusan Tesla ini bisa jadi pembelajaran bahwa seluruh negara kini terus berlomba memberikan daya tarik bagi investor. Indonesia punya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tidak kalah di dunia.

Tapi pekerjaan rumahnya adalah memastikan kedua aset ini bisa membentuk ekosistem yang memberi daya tarik bagi investor, layaknya Bangalore dan Tel Aviv. “Tentu menjadi tantangan yang tidak mudah dibangun dalam sekejap, Insyaa Allah,” ujar Arcandra menutup ceritanya tentang Tesla.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved