Trends

Allianz Indonesia Jaga Resilience dengan Terapkan Governance Risk Compliance

Allianz Indonesia berkomitmen penuh terapkan Governance Risk Compliance (GRC) dalam kondisi apapun. Hal ini disampaikan Adrianus Darmawan, Chief Risk Officer Allianz Life Indonesia pada GRC Summit 2021, yang diselenggarakan Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA) dengan tema “Agility Amid a Chaotic World”.

Adrianus menggambarkan GRC dengan analogi rubik cube yang dapat bergerak dinamis, namun tetap berwujud utuh sebagai satu kesatuan bentuk. GRC dapat menjadi enabler untuk respon agilitas dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Sisi rubik mengilustrasikan elemen-elemen perusahaan, sedangkan mekanisme inti dari rubik itu adalah kerangka kerja GRC yang menjaga kesatuan bagi seluruh sisi rubik tersebut.

“GRC bisa dan harus berfungsi sebagai kerangka kerja yang mengikat elemen bisnis dengan penempatan akuntabilitas. Keseluruhan elemen dapat bergerak tanpa tercerai-berai ketika organisasi memiliki tujuan, pemahaman dan arah yang sejalan. Dengan memiliki kerangka kerja GRC terintegrasi, perusahaan bisa menerapkan pendekatan terstruktur yang akan memungkinkan risk conscious decision making untuk mengantisipasi dampak negatif terhadap aspek seperti strategi, operasional, finansial, organisasi, maupun kepatuhan,” ujar Adrianus.

Di Allianz Indonesia, GRC menurut Adrianus memiliki peran signifikan untuk memungkinkan organisasi mengantisipasi situasi ketidakpastian terkait pandemi dan dinamika kebijakan yang menyertainya. Sebelum kondisi ditetapkannya pandemi, Allianz Indonesia sudah melakukan beberapa antisipasi dan mengantisipasi dengan pelaksanaan proses crisis management, perusahaan merespon dengan cepat serta melakukan perubahan agar tetap dapat memastikan keberlanjutan kegiatan operasional untuk memenuhi layanan bagi masyarakat. Allianz telah memulai journey untuk meningkatkan kemampuan digital sejak beberapa tahun lalu, sebagai bagian dari agenda Allianz Group. Pandemi menjadi katalis yang mempercepat peningkatan kemampuan digital perusahaan.

GRC yang diterapkan di Allianz Indonesia lanjut Adrianus telah membantu identifikasi risiko lebih awal yang memungkinkan antisipasi lebih awal, contohnya dengan penyediaan perangkat remote working, sistem digital yang mendukung bisnis, didukung kolaborasi dan komunikasi yang baik sehingga memungkinkan membuat keputusan dengan cepat dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian. Allianz telah memulai journey untuk meningkatkan kemampuan digital sejak beberapa tahun lalu, sebagai bagian dari agenda Allianz Group. Dengan demikian, Allianz Indonesia tetap dapat menjalankan kegiatan operasional walaupun sekitar 95% karyawan bekerja dari rumah.

Komunikasi menjadi perhatian perusahaan dalam menghadapi situasi ini. Komunikasi yang intens diterapkan, seperti melalui Town Hall Meeting, informasi yang disampaikan melalui email oleh Corporate Communication, dan beragam komunikasi lainnya yang menyesuaikan dengan perkembangan situasi. Dukungan antara satu sama lain untuk tetap menjadi kesatuan tim yang resilience dalam menghadapi situasi ini dilakukan melalui beragam aktivitas untuk meningkatkan engagement, terutama melalui virtual event untuk karyawan.

Kunci penting penerapan GRC untuk mencapai kondisi resilience, antara lain, dengan menerapkan kode etik sebagai dasar tingkah laku individu pelaksana penggerak perusahaan agar tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam menjalankan agenda yang telah dibuat, juga arah yang jelas. Melibatkan seluruh elemen dalam kolaborasi, menjaga komunikasi dan transparansi akan mendukung risk conscious decision making, dengan disertai akuntabilitas dan penempatan tanggung jawab akan mendukung pelaksanaan GRC, dan didukung dengan kaji ulang secara berkala.

“Agar tetap resilience dan relevan dalam menghadapi ketidakpastian, diperlukan transparansi dan kolaborasi yang inklusif melibatkan semua elemen organisasi untuk terus bergerak sebagai satu kesatuan menghadapi tantangan di masa.” ujar Adrianus.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved