Ancaman Robot Artificial Intelligence bagi Dunia Kerja | SWA.co.id

Ancaman Robot Artificial Intelligence bagi Dunia Kerja

Talkshow Future Skills dimana rhanya moderator yang merupakan manusia, sementara ketiga panelis merupakan robot yang digerakkan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence). (Foto : Dok.Pijar Foundation).

Perkembangan teknologi kian meningkat pesat. Di era serba digital ini, memacu kita terbiasa dengan hal baru yang terkait dengan tekonologi. Misalnya teknologi Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan buatan yang dapat diatur berdasarkan data yang diberikan dalam suatu sistem.

Kecerdasan buatan (AI) memiliki kekuatan dan pengaruh lebih besar terhadap perusahaan yang memproduksi dan menjual produk. Teknologi AI ini menjadi sangat menarik perhatian publik karena bisa menggeser kehadiran manusia, dan digantikan oleh robot, tujuan untuk memudahkan dan mengefisienkan kerja manusia.

Dalam talkshow yang bertajuk : "The Future of Work and the Skills Needed for Indonesia's Growth", yang digelar Future Skills dengan menampilkan pakar teknologi Dr. Eng. Adhiloka Wijaya Messakh, S.T., M. Eng., entrepreneur (pengusaha) Ambarwati, dan pakar ekonomi dan kebijakan publik Yunus Abin Koto M.Sc., Ph.D.

Uniknya, ternyata hanya moderator yang merupakan manusia, sementara ketiga panelis merupakan robot yang digerakkan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Diskusi 30 menit ini menunjukkan bahwa AI tak hanya mampu membentuk visual yang meyakinkan, tapi juga sanggup memberikan konten dan diskusi berkelanjutan mengenai topik yang terkini layaknya pakar dunia nyata.

Menurut Ageng Sajiwo, Direktur Program Future Skills, pertunjukan AI ini merupakan bagian dari kampanye untuk menyampaikan pesan ke masyarakat muda bahwa kemajuan teknologi yang pesat mulai menggantikan peran manusia. Karena itu, penting bagi kita semua untuk terus berkembang agar dapat memahaminya dan memanfaatkannya secara tepat.

Dalam sambutan pembuka Future Skills Batch 7, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan dukungannya pada program dan kampanye ini. Ia menambahkan revolusi industri 4.0 telah merubah banyak sekali lanskap kehidupan kita. Belakangan ini, AI memberikan kontribusi perubahan yang luar biasa.

Kehadiran platform-platform tersebut membuat kita harus melakukan banyak penyesuaian, karena sangat mungkin mendisrupsi pekerjaan kita, dunia akademik yang juga harus mendesain ulang metode pembelajarannya. “Semua tantangan pasti ada peluangnya, yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang prediktif, antisipatif, cepat, dan tepat dalam menyongsong disrupsi,” katanya.

Diakuinya, Serial Future Skills berusaha terus berinovasi dalam substansi, metode, dan pengembangan soft skill seperti kolaborasi dan problem solving yang sangat esensial dalam mendukung karir ke depan dan tidak bisa digantikan oleh AI atau aplikasi. “Saya berharap Future Skills ini bisa menjadi bekal mahasiswa agar lebih peka akan kemajuan jaman,” ujarnya.

Menurut Pakar Teknologi Adhiloka Wijaya Messakh, perkembangan teknologi dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi di sektor industri, namun di sisi lain dapat menyebabkan pengurangan jumlah tenaga kerja. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia perlu memperhatikan dampak dari perkembangan teknologi terhadap ketenagakerjaan dan berupaya mengantisipasi dampak negatifnya.

Pembicara lain Ambarwati, sebagai entrepreneur (pengusaha), berpendapat tantangan terbesar bagi industri atau perusahaan dalam mengadopsi teknologi baru adalah kurangnya infrastruktur teknologi yang kurang memadai, kurangnya keterampilan teknologi di kalangan karyawan, dan biaya yang tinggi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan perlu mengambil pendekatan yang holistik dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengadopsi teknologi baru secara efektif dan efisien.

Sebagai info, Future Skills sendiri adalah salah satu program utama Pijar Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus menyiapkan Indonesia menjawab tantangan masa depan, terutama di bidang talenta dan keberlangsungan bumi. Future Skills, melalui platform digitalnya, menyediakan berbagai mata kuliah terakreditasi yang up-to-date hasil kolaborasi dengan pelaku industri, pemangku kebijakan, serta komunitas.

Sejak beroperasi pada Februari 2020, Future Skills telah merangkul lebih dari 25.000 mahasiswa dari 566 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dan 4.297 peserta baru akan mengikuti perkuliahan di Batch 7 ini. Selain itu, Future Skills juga berkolaborasi dengan 24 mitra institusi dan komunitas di angkatan ini, seperti Sinarmas, XL Axiata, Greenpeace, Shopee, dan Jaringan Gusdurian.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)