Bank Mandiri Dukung ASEAN-Indo-Pacific Forum 2023 | SWA.co.id

Bank Mandiri Dukung ASEAN-Indo-Pacific Forum 2023

Ilustrasi Bank Mandiri. (dok. Bank Mandiri)

Bank Mandiri menjadi salah satu BUMN yang mendukung pelaksanaan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) yang dilaksanakan di Jakarta 5-6 September 2023. AIPF yang merupakan flagship event dari ASEAN Summit 2023, salah satunya akan fokus pada bidang Keuangan Berkelanjutan dan Inovatif (Sustainable & Innovative Financing).

Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, keuangan berkelanjutan merupakan bagian penting dalam upaya dunia memerangi perubahan iklim dan menuju ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). “Dalam sustainable financing, sektor keuangan berperan memobilisasi sumber daya dan modal untuk mengatasi perubahan iklim dan mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon,” ujarnya.

Dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting and Related Meetings (22/08/2023), Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, Indonesia setidaknya membutuhkan investasi sebesar US$ 200 miliar untuk pembangunan berkelanjutan dalam 10 tahun ke depan. Bank Mandiri siap mengembangkan sustainable banking. Untuk itu, perusahaan terus mengembangkan produk-produk keuangan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan hijau (green financing) maupun dari sisi pendanaan (sustainable funding instruments).

Alexandra mengungkapkan, penyaluran green financing Bank Mandiri konsisten tumbuh sebagai wujud penerapan keuangan berkelanjutan dan implementasi prinsip Environment, Social and Governance (ESG). BMRI mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hijau naik 10,2% year on year (yoy) menjadi Rp 115 triliun per Juni 2023.

Hingga paruh pertama 2023, penyaluran green financing Bank Mandiri berkontribusi sebesar 11,7% dari total portofolio kredit. “Realisasi ini merupakan bukti nyata penerapan keuangan berkelanjutan oleh Bank Mandiri sekaligus wujud komitmen kami mendukung transisi Indonesia menuju net zero emission (NZE) tahun 2060 dan tercapainya United Nations Sustainable Development Goals (UN SDGs),” tambahnya.

Alexandra menambahkan, sebagai salah satu First Movers on Sustainable Banking, pihaknya menggenjot penyaluran green financing di Indonesia. Kucuran kredit ini ditujukan untuk projek-projek atau kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Hasilnya sampai Kuartal II-2023, porsi terbesar pembiayaan hijau Bank Mandiri disalurkan ke sektor pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) sebesar Rp 95,6 triliun. Disusul penyaluran pembiayaan untuk sektor energi terbarukan (renewable energy) sebesar Rp 8,9 triliun, eco-efficient products Rp 4,7 triliun dan clean transportation Rp 3,2 triliun, serta sector hijau lainnya sebesar Rp 2,8 triliun.

Dalam penyaluran pembiayaan hijau, bank dengan logo pita emas ini memiliki kebijakan ESG secara spesifik untuk setiap sektor berupa ESG Credit Policy. Untuk debitur di sektor kelapa sawit (crude palm oil/CPO) misalnya, Bank Mandiri mensyaratkan adanya sertifikat atau bukti pendaftaran ISPO/RSPO. Adapun pada Maret 2023 lalu, 83% dari debitur di sektor kelapa sawit telah mengantongi atau tengah memproses sertifikat ISPO/RSPO. “Melalui green financing dan kriteria IAC, Bank Mandiri mendorong para debitur untuk bertransisi ke ekonomi hijau dan berkelanjutan,” ujar Alexandra.

Adapun beberapa projek energi terbarukan yang mendapatkan kucuran green financing dari Bank Mandiri adalah Kerinci Hydro Power Plant dengan total kapasitas 2x45MW MW dan Malea Hydro Power Plant di Sulawesi Selatan. Bank Mandiri juga menyalurkan pembiayaan untuk proyek Poso Hydro Power Plant dengan total kapasitas 515 MW. “Bank Mandiri berkomitmen terus menyalurkan pembiayaan hijau sesuai rencana bisnis penyediaan listrik yang ditetapkan pemerintah, sebagai wujud konsistensi kami menerapkan keuangan berkelanjutan,” tuturnya.

Bank Mandiri konsisten mendukung penerapan pembiayaan berkelanjutan sesuai POJK 51/2017, dengan menargetkan penyaluran Sustainable Portofolio di kisaran 25% dari total kredit (Bank Only). PIhaknya akan fokus pada beberapa sektor, seperti Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati Berkelanjutan, Energi Baru Terbarukan (EBT), Produk Eco-Efficient, serta Transportasi Ramah Lingkungan.

Untuk mencapai target itu, BMRI berkomitmen terus mengembangkan instrumen pendanaan (sustainable funding instruments) demi menghimpun permodalan untuk kemudian disalurkan melalui green financing. Bank Mandiri baru saja menerbitkan green bond senilai Rp 5 triliun pada Juni 2023. Penerbitan obligasi hijau ini merupakan bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri dengan target dana Rp 10 triliun.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)