Business Research Trends zkumparan

Bank Mandiri Garap Cashless Society Lewat e-Money

Senior Vice President Transaction Bank Retail Sales Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Thomas Wahyudi.

Kebijakan Bank Indonesia untuk menciptakan cashless society secara bertahap menunjukkan peningkatan. Dengan dukungan pelaku bisnis perbankan yang aktif mensosialisasikan penggunaan kartu pembayaran elektronik, maka pemakaian uang cahs terus berkurang.

Salah satu bank yang agrefi menggarap pasar kartu pembayaran elektronik adakan PT Bank Mandiri Tbk.(Persero). Bank BUMN ini memiliki kartu andalan bernama e-Money. Hingga semester I/2018 jumah e-Money yang beredar telah mencapai 14,9 juta keping. Angka ini naik 52,4% dari 9,76 juta keping di periode yang sama tahun lalu.

“Kartu e-Money Mandiri adalah smart card untuk pembayaran di sektor transportasi, ritel, sekolah/universitas, dan perusahaan yg diluncurkan tahun 2007. Tujuannya, agar masyarakat terbiasa menggunakan non-cash sejalan dengan program cashless society. Dari tahun 2016-17 sudah mulai banyak yang menggunakan e-Money Mandiri ini, namun puncaknya ketika jalan tol harus menggunakan kartu elektronik,” ujar Senior Vice President Transaction Bank Retail Sales Group Bank Mandiri., Thomas Wahyudi.

Menurutnya, momen tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan yang signifikan. Sebelumnya, Mandiri juga telah membangun dengan TransJakarta sebagai kartu pembayarannya. “Kini, Bank Mandiri menjadi market leader transaksi kartu prabayar/uang elektronik sejak awal diluncurkannya e-Money Mandiri,” ungkapnya.

Di bulan Mei 2018, e-Money Mandiri menempati pangsa pasar frekuensi transaksi sebesar 77% (pemakaian) dan pangsa pasar nominal transaksi (jumlah uangnya) mencapai 80%. Nominal pemakaiannya rata-rata per bulan Rp1,2 triliun, yang dulunya transaksi nasional hanya mencapai ratusan miliar. Hingga Juni 2018, Mandiri telah mencapai transaksi Rp6,9 triliun.

“Di awal 2007-08, peningkatnnya hanya sekitar 20% setiap tahun. Namun sejak diberlakukan tol dengan kartu elektronik meningkat signifikan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pengguna kartu e-Money Mandiri hingga akhir Juni terdapat 14.8 juta, tumbuh 52% dari tahun 2017,” jelas Thomas.

Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan user tahun-tahun sebelumnya. Sehingga Juni 2017-18, jumlah kartu mencapai 9,76 juta menjadi 14,87 juta. Saat ini jalan tol masih di kontribusi tertinggi yaitu hingga 80%. Target penjualan kartu ini hingga akhir tahun dapat mencapai 18 juta, dengan transaksi di angka Rp13-14 triliun per bulan.

Kelebihan yang dihadirkan e-Money Mandiri adalah memiliki infrastruktur sarana isi ulang terlengkap, jumlah merchant yang luas, dan mempunyai banyak mitra penerbitan kartu di seluruh Indonesia. Tercatat, jumlah merchant yang dapat menerima transaksi kartu e-Money Mandiri lebih dari 62 ribu outlet dan merchant yang dapat menerima, antara lain jalan tol, parkir, bus (Transjakarta, Trans Jogja dan Batik Solo Trans), kereta (RaiLink Medan dan KCJ), parkir, ritel, SPBU Pertamina, restoran dan arena rekreasi.

Bank Mandiri terus berinovasi dalam memperkuat layanan electronic-banking untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna e-Money Mandiri. Mulai dari memperluas penerimaan kartu, menyediakan sarana isi ulang, meningkatkan produksi kartu, memudahkan akses pembelian kartu untuk customer, edukasi, hingga membangun cashless society di berbagai sektor bisnis yang dekat dengan masyarakat seperti pasar, sekolah, tempat wisata, dan sebagainya.

Melihat kategori uang elektronik lainnya, Mandiri melihat bukan sebagai kompetitor. Thomas berpendapat bahwa keberadaan mereka saling melengkapi, bahu membahu untuk menyukseskan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang dicanangkan oleh pemerintah. “Pasarnya sangat besar dan belum tergarap secara optimal. Bank Mandiri tetap berupaya memberikan kemudahan dan pelayan bagi masyarakat pengguna mandiri e-Money Mandiri,” ujarnya.

Strategi pemasarannya e-Money Mandiri terdiri atas empat jenis produk yaitu kartu reguler, custom design, special design, dan e-Money co-brand. Masing-masing jenis kartu dijual dengan channel penjualan dan strategi pemasaran yang berbeda. Misalnya kartu e-Money Mandiri special design, menyasar segmen anak muda, dibuat dengan desain-desain yang menarik. “Selain itu kami juga bekerja sama dengan komunitas, misalnya sekarang dapat juga di pakai sebagai kartu alumni, kartu pegawai, kartu akses, dan absensi,” jelasnya.

Edukasi penggunaan e-Money Mandiri dilakukan secara rutin dan berkesinambungan melalui berbagai media. Konten edukasi yang disampaikan antara lain informasi lokasi pembelian e-money, cara pakai dan merchant yang telah bekerja sama hingga cara dan lokasi top-up. Keberadaan e-Money Mandiri telah terdistribusi ke seluruh wilayah Indonesia dan cabang Bank Mandiri seluruh Indonsesia maupun outlet toko ritel berskala nasional seperti Indomaret dan Alfamart.

Reportase: Sri Niken Handayani

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved