Trends Economic Issues

Bawahannya Pamer Kekayaan, Menkeu: Kami di Kemenkeu juga Tersakiti

Menkeu Sri Mulyani. (Kemenkeu)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selama satu minggu terakhir tengah menjadi sorotan publik. Ini karena beberapa pejabat di Kemenkeu diketahui suka pamer harta di media sosial dan bergaya hidup mewah, seperti seorang pejabat di Direktorat Jenderal Pajak dan di Direktorat Bea Cukai.

Hal tersebut terungkap dari kasus penganiayaan yang dilakukan Mario anak Kabag Umum di Kanwil DJP Jakarta II Rafael Alun. Dari kasus ini publik mengungkap kebiasaan Mario yang bergaya mewah di media sosial, kebiasaan yang kerap dipertontonkan membuat publik menyelidiki harta ayahnya. Data LHKPN KPK, jumlah harta Rafael Alun mencapai Rp 56,1 miliar. Namun dalam LHKPN tidak tertera mobil Jeep Rubicon dan motor Harley Davidson yang suka dipamerkan.

Efek domino kasus Rafael Alun turut menimpa Kepala Kantor Bea dan Cukai Eko Darmanto yang juga suka memposting gaya mewah di media sosial. Bahkan Kemenkeu mencopot Eko dari jabatannya. Langkah membebastugaskan diambil agar mempermudah Kemenkeu dalam melakukan pemeriksaan.

Kasus ini turut mendapat respons dari Presiden Jokowi dan banyak tokoh publik. Presiden menilai bahwa hal yang wajar jika publik kecewa. Itu karena pejabatnya suka pamer dan bergaya hidup hedonis. Baru-baru ini Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali mengungkapkan kekecewaaan akibat ulah para bawahannya tersebut. Hal ini diungkapkan Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya.

Menurut Sri Mulyani kepercayaan publik dan integritas adalah pondasi bernegara yang tidak boleh tergerus dan tidak boleh dikhianati. Dirinya sangat memahami bahwa masyarakat sangat kecewa dan marah akan situasi yang tidak mudah belakang ini.

“Kami di Kemenkeu juga tersakiti dan terkhianati. Ini semua harus kami jawab dengan koreksi yang lebih keras lagi, karena kami harus terus menjalankan tugas negara. Tidak ada institusi yang sempurna, namun, ini tidak boleh menjadi justifikasi untuk membiarkan segala kejahatan. Kejahatan harus ditundukkan, ini yang terus kami perbaiki di Kemenkeu,” kata Sri Mulyani (02/03/2023) malam.

Menurut Menkeu, sudah menjadi kewajiban Kemenkeu sebagai bendahara negara untuk mengembalikan dan menjaga kepercayaan publik dan ini adalah pekerjaan seumur hidup. “Bendahara negara harus bisa dipercaya, ini adalah nilai yang kekal abadi,” katanya dengan tegas.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved