Trends

BBM 1 Harga, Pertamina Resmikan 2 SPBU di NTT dan 5 SPBU di NTB

SPBU Kompak di Kabupaten Sabu Raijua akan menjual premium, biosolar, dan Pertamax dengan total kapasitas 210 KL yang terdiri dari 8 (delapan) tangki timbun, sedangkan SPBU Modular di Kecamatan Borong, Manggarai Timur selain menjual premium dan biosolar juga menjual Pertalite dan Solar Non subsidi dengan 100 KL kapasitas total yang terdiri dari 5 (lima) tangki timbun.

SPBU Kompak di Sabu dan Borong ini merupakan titik ke-15 dan ke-19 yang telah diresmikan dan beroperasi dari 67 target Pertamina pada tahun 2018. “Produk subsidi pasti akan kami sediakan karena merupakan produk penugasan, namun kami juga melihat dari permintaan warga sekitar sehingga kami juga memberikan pilihan kepada para konsumen untuk produk Pertamax Series dan Solar Non Subsidi. Besarnya alokasi bahan bakar juga disesuaikan dengan rata-rata konsumsi. Apabila besar konsumsinya akan kami tambah”, ungkap Mardian, Manajer Pemasaran Pertamina NTT.

Pertamina MOR V yang ditargetkan 10 titik BBM 1 Harga di tahun 2018, hingga bulan September sudah merealisasikan 7 (tujuh) titik, 5 (lima) titik di NTB dan 2 (lima) titik di NTT, sisa 3 (tiga) titik di wilayah NTT akan segera beroperasi dan diresmikan dalam waktu dekat.

Sedangkan lima titik SPBU BBM 1 Harga di NTB yang diresmikan adalah SPBU Kompak di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima; SPBU Kompak di Kecamatan Praya Barat Daya, Kab. Lombok Tengah ; SPBU DODO di Kecamatan Moyohulu, Kab. Sumbawa: SPBU Kompak di Poto Tano, Kab. Sumbawa Barat ; SPBU Kompak di Labuan Badas, Kab. Sumbawa.

“Realisasi sejak tahun 2017 hingga bulan September 2018, Pertamina MOR V sudah meresmikan dan mengoperasikan sebanyak 13 SPBU BBM 1 Harga. Dengan adanya, SPBU Modular dan Kompak di masing-masing Kabupaten tersebut tidak lagi mengandalkan satu-satunya SPBU di daerah tersebut. Hal ini disambut baik bagi pemerintah dan masyarakat karena harga bahan bakar yang mereka dapatkan tidak akan lagi berbeda yang terkadang premium atau solar bisa dikisaran Rp13.000-15.000/liter. Pelayanan juga akan lebih baik karena antrean akan berkurang di SPBU yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, masyarakat Sabu yang mayoritas bermata pencaharian petani dan Manggarai Timur yang bermata pencaharian petani, berkebun, dan nelayan juga dapat memangkas pengeluaran untuk bahan bakar dan tertolong karena kemudahan mendapatkan bahan bakar,” tambah Mardian.

Suplai BBM untuk SPBU di Kab. Sabu berasal dari TBBM Tenau, Kupang dengan menggunakan kapal tanker yang membutuhkan waktu sekitar 30-36 jam perjalanan dari suplai poin ke SPBU. Kemudian, SPBU di Borong disuplai dari TBBM Reo, Kabupaten Manggarai dengan menggunakan mobil tangki yang berjarak 111 km dengan waktu tempuh 7-8 jam perjalanan.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved