Trends

Belajar Bertahan Bisnis dari Dua UMKM Pembuat Cetakan Logam di Solo

Pandemi selama setahun ini memaksa UMKM putar otak dan melakukan banyak terobosan baru untuk bisa bertahan dari krisis. Belajar dari sesama UMKM melalui jelajah virtual yang digagas Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) merupakan salah satu upaya cerdas yang dilakukan yayasan di bawah Grup Astra ini.

YDBA secara rutin mengadakan jelajah virtual ke UMKM binaannya, untuk bisa menggali ilmu strategi untuk bisa survive dan eksis sepanjang pandemi. Bulan Maret ini, YDBA mengajak UMKM binaan serta awak media menjelah secara virtual melalui aplikasi Zoom ke dua UMKM manufaktur binaan di Solo, yaitu UDWidya Jaya Teknika (UD WJT) dan PT Sinergi Solo Sejahtera (PT SSS) yang fokus pada bisnis pembutan mold atau cetakan dari logam atau dikenal dengan proses molding. Untuk diketahui sebelumnya YDBA pernah melakukan jelajah virtual UMKM di Kalimantan Selatan.

Kali ini di Solo, pada jelalah virtual ke UD WJT, Kristiawan Yanuar Sanyata sebagai pendiri mengungkapkan bahwa sejak mendirikan usaha ini di 2013, ia berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada customer-nya.

“UD WJT sejak awal usaha fokus di molding yaitu membuat cetakan/ mold untuk produk-produk rumah tangga dan lainnya, seperti cetakan gagang sapu, cetakan celengan dengan berbagai bentuk, gagang alat pel dan produk lainnya,” ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Yanuar ini mengungkapkan usahanya mengalami penurunan omset hingga 50% di awal pandemi Maret 2020. Namun ia mengaku tidak patah semangat. Ia terus berupaya menyusun strategi agar penurunan omset dapat segera terhenti. Yanuar juga melakukan riset produk cetakan yang diminati pasar, hingga aktif dalam berkomunitas. “Berkomunitas bukan hanya berbagi pengetahuan ataupun tren terkini, tetapi juga berbagi order sesama UMKM yang fokus pada pekerjaan molding,” tuturnya.

Berbagai upayanya mulai menunjukan hasil, pada Agustus 2020, omset UD WJT mulai naik, hingga pada Desember 2020 omsetnya cukup baik. Menurut Yanuar, kuncinya adalah adaptif terhadap kebutuhan customer dan selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada customer, dengan memberikan produk yang berkualitas, harga kompetitif dan pengiriman yang tepat waktu.

“Sebenarnya langkah-langkah tersebut kunci bisnis yang saya jalankan secara konsisten hingga 8 tahun membangun usaha,” katanya. Hanya saja, saat ini di tengah pandemi upayanya tersebut lebih keras lagi dilakukan.

Yanuar berharap, ke depan usahanya dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas, khususnya untuk wilayah Solo yang menjadi daerah tempat tinggalnya.

Lain cerita Sutarmin pemilik dari SSS, awalnya berbisnis konveksi, kemudian beralih menggeluti usaha manufaktur yang fokus pada pembuatan mold atau cetakan sejak 2011.

Menurut Sutarmin selama 10 tahun membangun bisnis ini, tantangan terberat adalah minimnya kompetensi Sutarmin dan karyawan dalam usaha molding. “Saya terus belajar dan membangun kerja sama dengan berbagai SMK dan industri terkait. Cara ini memperkaya kompetensinya di bidang molding di usaha saya,” jelasnya.

Sutarmin bersyukur usahanya masih tetap eksis dan tidak mendapatkan imbas yang signifikan akibat pandemi. “Selalu memperluas networking dan menjaga kepercayaan dari customer menjadi kunci strategi saya agar bisa terus mendapatkan order dari berbagai wilayah dari Jakarta hingga Surabaya,” ungkapnya.

Saat ini, Sutarmin intens memproduksi cetakan atau produk untuk sendok, tempat sambal, gagal alat pel, lemari plastik dan berbagai produk lainnya. Ke depan, Sutarmin berharap bisnisnya tidak hanya menghasilkan produk cetakan atau mold saja, tetapi juga menghasilkan produk yang siap untuk digunakan oleh end customer.

Handoko Pranoto Bendahara Pengurus YDBA mengatakan acara jelajah virtual ini diharapkan dapat memberikan tips bagi UMKM agar tetap eksis di masa pandemi. “Dalam jelajah virtual para UMKM juga belajar bagaimana siap memasuki pasar online dengan mengoptimalkan media digital yang ada. Seperti yang dilakukan oleh Yanuar maupun Sutarmin,” terangnya. Handoko menambahkan sejak bergabung menjadi binaan YDBA pada tahun 2019, keduanya pun aktif dalam mengikuti berbagai program pembinaan, pelatihan dan pendampingan seperti Basic Mentality, 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), Cost Calculation, QC (Quality Control), PPIC (Production Planning & Inventory Control), TPM (Total Productive Maintenance), SOP (Standart Operating Procedure), QCC (Quality Control Circle), ToT 5R, Digital Marketing, Cost Accounting and Working Capital Management, Management Capability & Engineering Capabillity, LK3 (Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja) serta HRD (Human Resource Development).

“Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan perusahaan besar maupun UKM sebagai potensi pasar dalam bisnisnya, seperti PT Sarandi Karya Nugraha, PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, PT Inti Ganda Pratama dan lainnya. Dalam hal pembiayaan, Yanuar dan Sutarmin juga dijembatani bertemu dengan Bank Pemerintah untuk mendapatkan akses pembiayaan melalui Program KUR (Kredit Usaha Rakyat),” kata Handoko.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved