Business Research Trends zkumparan

Belanja Iklan Aplikasi Fintech di Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara dan Pakistan

Belanja Iklan Aplikasi Fintech di Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara dan Pakistan

Laporan terbaru AppsFlyer bertajuk ‘State of Finance App Marketing Southeast Asia & Pakistan 2022’ menyebut bahwa Indonesia mendominasi investasi perusahaan teknologi keuangan (fintech) di Asia Tenggara dan Pakistan selama tahun 2021, khususnya dari sisi belanja iklan aplikasi.

Laporan ini berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh perusahaan atribusi dan analitik global tersebut di hampir 800 aplikasi keuangan di Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Pakistan selama tahun 2021.

AppsFlyer menemukan bahwa perusahaan-perusahaan fintech lebih memfokuskan dana belanja iklan mereka di Indonesia, dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara dan Pakistan, dengan investasi iklan sebesar lebih dari Rp6,7 triliun atau 60% dari total biaya iklan di wilayah tersebut.

Anthony Loekita Harsono, Sales Manager Indonesia AppsFlyer, mengatakan, perilaku masyarakat Indonesia yang melek digital dan situasi pandemi semakin mendorong pemanfaatan teknologi untuk kegiatan sehari-hari, menjadi peluang besar bagi perusahaan fintech dan penyedia aplikasi Keuangan. Di sisi lain juga besarnya populasi unbanked dan underbanked di Tanah Air.

“Tahun 2021 merupakan tahun yang luar biasa bagi aplikasi keuangan, baik di wilayah Asia Tenggara, maupun di Indonesia. Tingginya antusiasme masyarakat terhadap layanan fintech memberikan peluang besar bagi perusahaan fintech dan penyedia aplikasi Keuangan untuk memperoleh pengguna-pengguna baru, agar dapat menjangkau populasi unbanked dan underbanked yang besar di Indonesia,” ujar Anthony.

Bank Indonesia mencatat transaksi digital di Indonesia pada tahun 2021 senilai Rp35,1 triliun, naik hampir 60% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, di wilayah Asia Tenggara dan Pakistan, data AppsFlyer menunjukkan bahwa pada 2021 saja terdapat 689 juta instalasi aplikasi Keuangan, dengan minimal 3000 instalasi per bulannya.

Di Indonesia, jumlah instalasi aplikasi Keuangan meningkat tajam menjelang akhir tahun, khususnya di perangkat iOS, dimana instalasi meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan September 2021.

Lebih lanjut, pada kuartal IV/2021, jumlah pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) keuangan di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan. Untuk aplikasi Keuangan di iOS, jumlah in-app purchase berkembang dari 12,07% ke 14,89% pada momen akhir tahun. Sementara itu, di Android mengalami pertumbuhan dari 11,82% menjadi 14,15%.

Selain itu, AppsFlyer juga menyoroti sejumlah temuan lain beserta prediksi bagi para pemasar aplikasi keuangan. Pertama, kampanye remarketing dan re-engagement akan menjadi pilihan pemasar dalam menarik kembali para pelanggan lama.

Kedua, terjadi penurunan tajam dalam retensi penggunaan aplikasi dalam dua minggu pertama setelah instalasi aplikasi. Hal ini berlaku bagi pasar dengan tingkat loyalitas rendah. Temuan ini mengindikasikan waktu yang tepat untuk re-engage dengan pengguna melalui berbagai insentif dan notifikasi yang time-sensitive.

Ketiga, penipuan instalasi aplikasi (app install fraud) khususnya bot dan click flooding menjadi tantangan terbesar di wilayah Indonesia, Vietnam dan Filipina.

“Belakangan ini industri aplikasi keuangan di Indonesia semakin diramaikan dengan situasi kompetisi yang kian ketat pada industri keuangan. Meski demikian, para pemasar aplikasi Keuangan tetap dapat memanfaatkan peluang yang ada, salah satunya melalui kampanye remarketing demi menarik kembali pelanggan lama serta menawarkan pengalaman yang lebih baik,” tutur Anthony.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved