Trends

Berbasis Digital, Begini Alur Penyaluran Minyak Goreng Curah

Berbasis Digital, Begini Alur Penyaluran Minyak Goreng Curah
Ilustrasi distribusi Minyak Goreng Curah di Pasar Kebayoran Lama (Foto: poskota.co.id).

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan seluruh proses pelaksanaan program minyak goreng curah akan menerapkan sistem digital dengan memanfaatkan teknologi yang terintegrasi. Sistem ini berlaku mulai penyediaan bahan baku crude palm oil (CPO), distribusi minyak goreng, hingga pembelian di tingkat konsumen.

“Jadi program ini adalah close loop di mana kita mengatur pelaku industri minyak goreng berbasiskan teknologi digital. Tujuan program ini adalah optimalisasi pendistribusian minyak goreng curah dengan harga sesuai HET sehingga dapat diakses oleh masyarakat di seluruh Indonesia,” kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers virtual, Ahad, 5 Juni 2022.

Kementerian Perdagangan meluncurkan program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter. Program ini melibatkan produsen CPO sebagai pemasok bahan baku minyak goreng, produsen minyak goreng sebagai pemasok minyak goreng curah, pelaku usaha jasa logistik dan eceran (PUJLE) atau distributor dalam aplikasi SIMIRAH, pengecer, serta eksportir.

Melalui program ini, pendistribusian minyak goreng akan disalurkan ke titik jual yg telah ditentukan secara proporsional oleh Kemendag. Kemudian, penjualan kepada konsumen akan memanfaatkan aplikasi digital maupun melalui distributor yg terdaftar dalam SIMIRAH. SIMIRAH adalah sistem digital yang sudah disediakan oleh Kementerian Perindustrian.

Selanjutnya, produsen CPO akan mengirim bahan baku ke pabrik minyak goreng, yang kemudian produknya akan dikirimkan ke PUJLE atau yang disebut distributor SIMIRAH. Program SIMIRAH akan mengontrol sistem produksi yang akan terkoneksi dengan Indonesia National Single Window (INSW).

“Ini semua termasuk ke dalam program SIMIRAH Kemenperin yang sudah jalan Maret lalu,” kata Lutfi.

INSW secara otomatis akan terhubung dengan Inatrade milik Kemendag setelah persetujuan ekspor (PE) keluar. Setelahnya, PUJLE akan mengirimkan minyak goreng kepada pengecer di 14 ribu titik yang sudah ditentukan dan memastikan harga sesuai dengan HET. Penyaluran ini akan dilaporkan pengecer kepada PUJLE atau SIMIRAH untuk melihat sistem pembelian melalui NIK konsumen.

“Ini yang kami sebut dengan close loop. Jadi kami bisa menentukan barangnya ada di mana,” tutur Luthfi.

Saat ini, Kementerian Perdagangan sedang melakukan proses verifikasi terhadap PUJLE yang sudah mendaftar, antara lain Warung Pangan ID Food, Gurih Indomarco, dan Bulog. Adapun titik jual yang ditetapkan oleh Kemendag ini mengacu pada data profil pasar rakyat 2020 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik.

Titik jual dipilih dengan mempertimbangkan kriteria mewakili seluruh provinsi secara proporsional, mewakili kabupaten dan kota secara proporsional, serta mempertimbangkan jumlah pedagangnya. “Penetapan titik jual ditribusi minyak goreng curah ini akan dilakukan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri,” ucap Lutfi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritan dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penyaluran minyak goreng akan terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi menggunakan NIK. Menurut dia, penerapan aplikasi digital ini sangat efektif dan berhasil untuk menangani pandemi.

“Sebab PeduliLindungi yang kami gunakan saat Covid-19 itu sangat bagus dan bisa cepat menangani masalah distribusi minyak goreng ini,” kata Luhut.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved