Trends

Berkah Harbolnas, Bisnis Logistik Naik Tiga Kali Lipat

UKM Lazada Raih Target Maksimal di Harbolnas 2018. (dok Lazada)
UKM Lazada Raih Target Maksimal di Harbolnas 2018. (dok Lazada)

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita mengatakan perhelatan Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas selalu jadi membawa berkah terhadap pengusaha bidang logistik. Zaldy yang juga pendiri Paxel, jasa logistik cepat, mengatakan sejak 11 Desember lalu intensitas pengiriman di kantornya melonjak lebih dari tiga kali lipat dari rata-rata pengiriman hari biasa sebanyak 12 ribu pengiriman.

“Dalam harbolnas selain harga murah, kecepatan pengiriman juga jadi jualan utama,” kata Zaldy ketika ditemui di kantornya, Kamis 12 Desember 2019. Bagi perusahaan logistik pun, kesempatan ini tak boleh dilewatkan untuk meningkatkan kapasitas pemesenannya. Tentunya, ujar Zaldy, hal ini menjadi ajang promosi terhadap jasa logistik cepat untuk kedepannya.

Secara makro, Zaldy mengatakan e-commerce tahun ini sudah membukukan 4 juta pengiriman paket perhari. Jumlah itu diprediksi bakal makin menggelembung tahun depan di kisaran 6-6,5 juta paket. “Pertumbuhan tahun lalu cuma di angka dua juta paket,” katanya. Selain itu, dia mengatakan data ini baru mencakup data di entitas logistik saja, belum mencatat layanan logistik instan yang disediakan aplikator ride hailling seperti Gojek dan Grab.

Menurutnya, pergeseran bisnis logistik juga sudah mulai terlihat. Pemain-pemain logistik baru yang berbasis digital sudah masuk dalam jajaran lima besar dengan pangsa terbesar semisal J&T dan Ninja Express. “Padahal entitas-entitas ini belum genap berumur 10 tahun,” kata dia. Meski kuantitas bertambah, Zaldy tak menampik ihwal bisnis angka omzet jasa logistik mengikuti arus. Sebab, kata dia, perusahaan logistik tetap harus berbagi pil pahit dalam menyediakan promo pemikat konsumen.

Berkah Harbolnas juga dirasakan oleh entitas pengiriman asal Singapura, Ninja Express. Country Manager Ninja Express Eric Saputra mengatakan minimal bakal ada pertumbuhan hingga tiga kali lipat. “Jangan salah, kami optimis karena penetrasi e-commerce jauh lebih cepat daripada penetrasi industri keuangan,” kata Eric.

Hal ini, menurutnya, yang membikin permintaan akan pengiriman barang di daerah bakal selalu tumbuh meski tak memerlukan kecanggihan pembayaran. Dia mencatat dalam hari biasa transaksi pembayaran tunai di tempat atau cash on delivery (COD) bisa tembus Rp 15 miliar per hari. Adapun jika ditanya potensi, meski kurang merinci, sejak September tahun lalu, hingga Oktober 2019 realisasi pengiriman barang di perusahaannya melonjak dari 10 juta kali menjadi 50 juta pengiriman.

Berdasarkan hasil kajian Ernst & Young (EY) dan Kementerian Koordinator Perekonomian bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh. Panitia Harbolnas pun mematok transaksi Rp 8 triliun dari Rp 6,8 triliun dari tahun lalu. Berpatokan pada kajian tersebut ini menjadi potensi besar untuk J&T Express terus kuatkan persiapan menghadapi permintaan pengiriman di Indonesia yang diprediksi akan menanjak, terlebih pada momen Harbolnas 12.12 mendatang.

“Bekerja sama dengan berbagai e-commerce dan mendukung pengiriman paket dengan layanan gratis ongkir tanpa minimum pembelian pada pesta belanja online ini adalah bentuk nyata kami mengekspresikan keunggulannya dalam pendistribusian paket,” ujar Presiden Direktur J&T Indonesia Robin Lo. Sebagai patokan, pada pagelaran 11.11 lalu transaksi J&T melonjak lebih dari 70 persen.

Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan optimistis target Rp 8 triliun tercapai. Menurutnya, meski pertumbuhan omzet tahun merosot dari Rp 2,1 triliun menjadi Rp 1,2 triliun saja, target tersebut masih bisa dikatakan positif karena masih menunjukkan pertumbuhan di daerah tech savy seperti pulau Jawa saja. “Kalau di daerah penetrasi teknologi keuangan sudah merata, pasti pertumbuhannya akan lebih besar,” katanya

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved