Trends

Berolahraga Namun Tetap Merokok, Ini Dampaknya

Berolahraga Namun Tetap Merokok, Ini Dampaknya

Saat ini jumlah perokok di Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak ketiga di dunia. Untuk itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2021 mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung Gerakan Berhenti Merokok dengan target meraih 5 juta orang perokok berkomitmen berhenti merokok apapun jenisnya.

Menurut Dante, Kementerian Kesehatan RI berkomitmen penuh untuk mengurangi jumlah perokok aktif di Indonesia.

Apalagi saat pandemi Covid-19, mendorong kita untuk menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan berolahraga untuk menjaga kebugaran dan meningkatkan imunitas tubuh. Meski sudah teratur berolahraga, namun terkadang kebiasaan-kebiasaan yang dapat berisiko mengganggu kesehatan masih sulit untuk ditinggalkan, salah satunya merokok.

Apa saja risiko rokok terhadap tubuh kita? Seperti dilansir dari situs resmi Cleveland Clinic, merokok memengaruhi banyak aspek pada tubuh, termasuk daya tahan fisik. Jika merokok, maka perokok mendapatkan lebih sedikit oksigen bagi jantung, paru-paru, dan otot sehingga mengurangi kebugaran.

Karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok mengikat sel darah merah sehingga oksigen yang seharusnya didistribusikan ke jantung, paru-paru, otot, dan jaringan tubuh lainnya tidak dapat tersalurkan secara maksimal. Kondisi ini menyebabkan peningkatan asam laktat, zat yang menyebabkan otot terasa lelah, pernapasan lebih berat, dan peningkatan rasa sakit setelah berolahraga.

“Penurunan oksigen mengurangi daya tahan fisik, sehingga perokok lebih sulit untuk berolahraga dengan baik. Kondisi ini juga membuatnya kesulitan dalam menjalankan aktivitas harian seperti naik tangga,” demikian penjelasan laman Cleveland Clinic.

Selain penurunan daya tahan tubuh, merokok dapat menyebabkan detak jantung tinggi. Detak jantung perokok jadi lebih tinggi daripada non-perokok karena penurunan kadar oksigen. Hal ini mengindikasikan jantung harus bekerja lebih keras untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh bagian tubuh.

Dampak lain merokok adalah peradangan tulang dan sendi. Banyak yang mengira bahwa merokok hanya menyebabkan peradangan pada paru-paru. Namun, merokok juga memengaruhi tulang dan sendi, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis, nyeri punggung, hingga rheumatoid arthritis (peradangan sendi dan keseleo).

Jika ada keluarga, sahabat, bahkan diri sendiri mengalami kesulitan meninggalkan kebiasaan merokok, sebaiknya coba langkah-langkah berikut untuk kurangi risikonya. Dengan potensi risiko yang besar terhadap daya tahan fisik, sebaiknya berhenti merokok secara total, meskipun tidak mudah. Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter ataupun konselor maupun para ahli untuk membantu perokok berhenti merokok.

“Setelah memutuskan berhenti, mayoritas orang yang menemui penasihat akan melalui bulan pertama tanpa merokok,” kata Jennifer Percival, yang melatih para penasihat dalam program berhenti merokok, seperti dikutip dari situs resmi nhs.uk. Namun jika berhenti merokok secara langsung sulit dilakukan, cobalah beralih ke produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, vape, maupun kantong nikotin. Produk-produk alternatif ini lebih rendah risikonya daripada rokok karena tidak melalui proses pembakaran.

“Ini memungkinkan perokok untuk memperoleh nikotin tanpa sebagian besar zat berbahaya dari merokok, karena tidak mengandung TAR atau karbon monoksida. Penelitian juga telah membuktikan bahwa produk ini membantu berhenti merokok,” demikian pernyataan NHS di laman resmi mereka.

Selanjutnya, perokok dapat mulai berolahraga sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik masing-masing. Jika perlu, bisa melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk dapat ‘lampu hijau’. Jika sudah menemukan program yang sesuai, bisa mulai rutin melakukan aktivitas olahraga secara reguler.

Tidak harus yang berat, lakukan dulu yang ringan dengan perlahan. “Misalnya, berjalan selama 10 menit hingga 20 menit dalam 3 atau 4 hari seminggu. Saat kebugaran meningkat, tambahkan durasi dan intensitas kardio. Dengan olahraga teratur, maka akan merasa lebih baik,” jelasnya.

Swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved