Trends Economic Issues zkumparan

BI: Ekspor dan Pariwisata Topang Ketahanan Ekonomi

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara. (dok. BI)

Sebagai langkah untuk menjaga ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global adalah melalui peningkatan ekspor dan pariwisata.

Hal ini disampaikan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, dalam seminar Reinventing Bretton Woods Committee bertajuk “The Shadow of Neo Protectionism and Coping With The Challenges of The Normalisation Process”, dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, (11/10) di Bali. Seminar membahas mengenai bagaimana negara-negara menghadapi bayang-bayang neoproteksionisme dan proses normalisasi kebijakan negara maju.

Mirza menyatakan bahwa proses normalisasi negara maju, khususnya Amerika Serikat, memang membawa dampak global, khususnya terhadap negara berkembang, bahkan sejak dicanangkan pada Mei 2013. “Demikian pula neoproteksionisme yang dimulai pada 2016 dan semakin mengalami boom pada 2018. Kebijakan-kebijakan ekonomi AS dan Tiongkok, khususnya, membawa pengaruh kepada negara berkembang, termasuk dari sisi nilai tukar,” kata Mirza.

Dalam kondisi global tersebut, Indonesia sebagai negara yang memiliki defisit transaksi berjalan terus menjaga agar defisit tersebut berada pada level yang aman. Defisit transaksi berjalan Indonesia saat ini terkait kebutuhan pembangunan infrastruktur, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar memang sangat membutuhkan fasilitas seperti bandara, pelabuhan dan tol laut.

Di samping infrastruktur, impor minyak Indonesia juga menjadi salah satu faktor berpengaruh saat ini. Untuk itu, pemerintah telah mendorong penggunaan B20, yaitu bahan bakar yang dicampur dengan minyak kelapa sawit, untuk mengurangi kebutuhan impor.

Dengan kebutuhan impor yang masih besar, semakin penting bagi Indonesia untuk mendorong ekspor dan pariwisata. Berbagai destinasi wisata pun terus dikembangkan, agar wisatawan asing memiliki pilihan destinasi selain Bali. Jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia ditargetkan terus bertambah, yaitu 20 juta orang pada 2020 dan 25 juta pada 2025, yang diharapkan dapat menambah penerimaan devisa negara.

Pada akhir sambutannya, Mirza mengingatkan seluruh peserta yang hadir yang berasal dari berbagai negara, untuk berbelanja produk-produk buatan Indonesia.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved