Trends zkumparan

BKPM Optimistis Investasi LG akan Berdampak Positif

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Mengawali tahun 2021 ini, Pemerintah Indonesia terus berupaya memulihkan dan membangkitkan perekonomian nasional, khususnya melalui investasi.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengumumkan masuknya investasi senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp142 triliun dari perusahaan LG Energy Solution.

LG Energy Solution bekerja sama dengan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana membangun industri sel baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining), serta industri prekursor dan katoda. Lokasi yang dipilih untuk pengembangan industri prekursor dan katoda adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Begitu pula industri sel baterainya sedang didalami kemungkinan untuk berinvestasi juga di lokasi tersebut.

Ia menegaskan bahwa kerja sama investasi ini adalah kolaborasi antara perusahaan asing, konsorsium BUMN, pengusaha nasional, pengusaha nasional di daerah, dan UMKM. Dengan demikian akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional, juga secara lokal di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

“Dalam kerja sama investasi ini semuanya ikut terlibat. Jadi tidak lagi bicara untuk sendiri-sendiri. Pengusaha lokal dan UMKM harus dilibatkan, karena tujuan investasi yaitu selain percepatan pertumbuhan ekonomi, juga pemerataan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Menurutnya, pemilihan lokasi di KIT Batang merupakan langkah tepat bagi investor. Pasalnya, pemerintah sudah menyiapkan lahan, sarana dan prasarana infrastrukturnya yang memadai, serta ketersediaan tenaga kerja yang diperlukan,

Bahlil mengungkapkan bahwa menurut catatan BKPM, belum ada investasi dengan nilai sebesar ini pasca reformasi di Indonesia. Hal ini merupakan momentum bagi Indonesia, untuk membangun optimisme di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang masih dihadapi.

Pemerintah Indonesia terus mendorong transformasi ekonomi menuju visi Indonesia Maju 2045. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya alam. Melalui proyek kerja sama investasi ini, Indonesia akan naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik.

Baterai listrik merupakan komponen utama mobil listrik, yang dapat mencapai 40% dari total biaya mobil listrik. Dari sisi produksi baterai, biaya material merupakan komponen utama dengan 50-60% dari total biaya baterai. Pada tahun 2035 nanti, Indonesia mencanangkan untuk memproduksi 4 juta mobil listrik dan 10 juta motor listrik.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved