Business Research

Sektor Bisnis dan Perusahaan Incaran Para Pencari Kerja

Sektor Bisnis dan Perusahaan Incaran Para Pencari Kerja

Sejumlah sektor bisnis dan perusahaan menjadi incaran para pencari kerja dari kalangan kaum muda karena dianggap lebih menjanjikan. Hal ini berdasarkan hasil Job Seeker Survey 2022 oleh konsultan global Korn Ferry. Sektor bisnis dan perusahaan apa sajakah itu?

Ilustrasi freepik.com.

Survei yang digelar pada Februari-Maret 2022 ini menjaring 4.885 responden yang terdiri dari 44% responden laki-laki dan 56% responden perempuan. Para responden tersebut berusia 20-25 tahun sebanyak 84,77%, 26-30 tahun 11,63%, dan di atas 30 tahun sebanyak 3,60%. Pekerjaan mereka adalah karyawan (maksimal dua tahun pengalaman) sebanyak 18% dan mahasiswa 82%.

Metode survei dilakukan 80% dengan tatap muka dan 20% melalui surat elektronik (e-mail)/telepon. Adapun untuk tempat survei, 1.628 responden (33%) berasal dari Jabodetabek. Dan, sebanyak 3.257 responden lagi dari luar Jabodetabek: 24% dari Bandung, 21% dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta 22% dari Jawa Timur.

Dalam survei ini, dihasilkan Top 10 Best Industry, Top 10 Best Workplace (Top of Mind), dan Top 10 Reasons. Kemudian Top 10 Best Workplace (KF Participants) dan Top 10 Reasons. Setiap hasil survei tersebut dirinci dalam beberapa kategori. Misalnya, Top 10 Best Workplace (Top of Mind) dirinci berdasarkan gender, usia, dan kota. Rincian yang sama untuk Top 10 Reasons.

Lebih jelasnya, berikut ini penjabaran hasil surveinya. Pertama, Top 10 Best Industry. Responden diminta untuk memilih industri apa saja yang paling diminati untuk bekerja. Hasilnya, lembaga keuangan/perbankan (13%), media massa/media berita (8%), e-commerce (8%), pendidikan (7%), industri (6%), kesehatan (5%), pertambangan (4%), farmasi (4%), telekomunikasi (4%), dan manufaktur (4%). Dari Top 10 Best Industry dirinci lagi hasilnya berdasarkan gender, usia, dan kota.

Kedua, Top 10 Best Workplace (Top of Mind). Responden diminta untuk memilih tiga perusahaan yang terbaik menurut mereka untuk bekerja. Hasilnya, Pertamina Indonesia (10%), BCA (9%), Shopee (7%), Tokopedia (7%), Bank Mandiri (6%), Telkom Indonesia (5%), BRI (5%), Unilever (5%), Bank Indonesia (5%), dan BNI (4%). Dari Top Best Workplace (Top of Mind) dirinci lagi hasilnya berdasarkan gender, usia, dan kota.

Ketiga, Top 10 Reasons. Responden diminta untuk menyebutkan tiga alasan utama mengapa memilih perusahaan tersebut [yang terpilih dari Top 10 Best Workplace (Top of Mind)] untuk bekerja. Hasilnya adalah karena image perusahaan (60%), gaji (37%), karier (37%), peminatan (36%), benefit (28%), lainnya (25%), tempat/suasana kerja (10%), dan fasilitas (8%).

Keempat, Top 10 Best Workplace (KF Participants). Responden diminta untuk memilih 10 besar perusahaan/organisasi di antara daftar peserta Kom Ferry Employee Engagement Survey (2021-2022) yang terbaik menurut responden untuk bekerja. Hasilnya adalah BPJS Ketenagakerjaan (84%), BTN (81%), Permata Bank (78%), BTPN Syariah (78%), Shell Indonesia (68%), Lembaga Penjamin Simpanan/LPS (56%), Sinar Mas Land (53%), AEON Credit Service Indonesia (50%), Indonesia Power (43%), dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/Indonesia Eximbank (43%). Kategori ini pun dibedah berdasarkan gender, usia, dan kota.

Selain itu, ada pula Top 10 Reasons, yaitu responden diminta untuk menyebutkan tiga alasan utama mengapa memilih perusahaan/organisasi tersebut [Top 10 Best Workplace (KF Participants)] untuk bekerja. Hasilnya, karena image perusahaan (71%), gaji (44%), karier (39%), benefit (37%), peminatan (23%), lainnya (18%), tempat/suasana kerja (8%), dan fasilitas (8%). Pada Top 10 Reasons ini juga dibedah berdasarkan gender, usia, dan kota.

Dalam survei ini pun ditampilkan Source of Company Awareness, yaitu responden diminta untuk memberitahu bagaimana mereka mengetahui perusahaan yang mereka pilih. Hasilnya, 25%-42% mengetahui perusahaan yang mereka pilih dari website perusahaan, 58%-76% dari media sosial/papan lowongan/sekolah, 36%-65% dari teman atau keluarga, dan 0-8% dari lainnya.

Dalam Job Seeker Survey 2022 ini juga ditampilkan Respons Khusus Mahasiswa dengan menjaring 4.000 responden mahasiswa yang menghasilkan Top 10 Best Industry, Top 10 Best Workplace (Top of Mind), dan Top 10 Best Workplace (KF Participants). Ketiga kategori tersebut kemudian dirinci berdasarkan universitastempat para mahasiswa (responden) kuliah.

Selain itu, ditampilkan pula hasil survei Respons Khusus Karyawan yang menjaring 885 responden karyawan yang menghasilkan Top 10 Best Industry, Top 10 Best Workplace (Top of Mind), dan Top 10 Best Workplace (KF Participants).

Pertanyaannya, bagaimana perusahaan-perusahaan yang masuk Top 10 Best Workplace (Top of Mind) melakukan employer branding di era digital ini sehingga efektif sampai kepada para pencari kerja?

“Seiring dengan perkembangan zaman dan target rekrut BCA yang merupakan generasi muda, tentunya employer branding BCA juga telah dilakukan dengan cara yang kekinian (digital) dan disesuaikan dengan kebiasaan target rekrut, yaitu generasi muda.” Rudi Lim, Executive Vice President Human Capital Management BCA

Rudi Lim, Executive Vice President Human Capital Management PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), menjelaskan bahwa seiring dengan perkembangan zaman dan target rekrut BCA yang merupakan generasi muda, tentunya employer branding BCA juga telah dilakukan dengan cara yang kekinian (digital) dan disesuaikan dengan kebiasaan target rekrut, yaitu generasi muda.

Berbagai kegiatan employer branding telah dilakukan BCA melalui media sosial, seperti Instagram (@lifeatbca), Linkedin (PT Bank Central Asia Tbk), dan website karier resmi (karir.bca.co.id), yang bertujuan mendekatkan diri dengan target rekrut dan meningkatkan awareness di masyarakat. Pengembangan skills, seperti melalui webinar Sapa Karir BCA (“Sharing Asik dan Pintar di Kamis Minggu Terakhir dengan BCA”), pun rutin diadakan secara online untuk memberikan added knowledge dan gambaran kerja di BCA kepada generasi muda.

Untuk mendukung perkembangan karakter calon pelamar, BCA menjangkau mereka selama mereka menjalankan perkuliahan dari tahun pertama hingga siap mencari pekerjaan. Tujuannya agar perusahaan dapat memberikan knowledge value apa saja yang diterapkan, serta soft skills dan hard skills di dunia kerja, hingga tercipta karakter yang sejalan dengan perusahaan dan muncul ketertarikan dari mahasiswa untuk melamar.

BCA pun mengadakan networking party sebagai pintu untuk menjalin relasi jangka panjang dengan universitas dan mahasiswa/pencari kerja. “Kehadiran BCA dapat menjadi jembatan bagi pihak universitas agar mampu mengetahui apa saja kurikulum/program/pelatihan yang cocok untuk mahasiswa dan dibutuhkan di dunia kerja,” kata Rudi.

Jumlah karyawan baru yang diterima BCA ditetapkan seiring dengan perkembangan bisnisnya. Jumlah dan karakteristik karyawan yang diterima setiap tahun juga mengikuti kebutuhan perusahaan. “Setiap tahunnya, BCA menerima ribuan karyawan baru yang selalu siap melayani customer/nasabah,” ujarnya.

“Strategi employer branding yang berkelanjutan sangat penting dalam rangka membangun citra perusahaan yang kuat dan unggul di mata Nakama (karyawan Tokopedia) dan calon Nakama yang mayoritas merupakan generasi muda.” Nanang Chalid, VP of People and Office Management Tokopedia

Adapun menurut Nanang Chalid, VP of People and Office Management Tokopedia, strategi employer branding yang berkelanjutan sangat penting dalam rangka membangun citraperusahaan yang kuat dan unggul di mata Nakama (karyawan Tokopedia) dan calon Nakama yang mayoritas merupakan generasi muda.

Tokopedia, kata Nanang, percaya bahwa employer branding tidak hanya sekadar tentang bagaimana mendapatkan talenta-talenta terbaik untuk mendukung perkembangan bisnis. Namun, juga bagaimana memantik inspirasi dan energi positif para Nakama dan calon Nakama untuk senantiasa berkontribusi positif bagi Indonesia melalui teknologi.

Program employer branding Tokopedia diwujudkan dengan memanfaatkan berbagai kanal digital sebagai sarana komunikasi. Program-program unggulannya terbagi dalam dua kategori: internal dan eksternal.

Program eksternal Tokopedia mencakup Product Acceleration Program, Tokopedia Goes to Campus, DevCamp, dan Data Challenge. “Bersama Technology Leadership Team, kami juga mendukung Tokopedia Academy sebagai platform yang diharapkan mencetak lebih banyak lagi talenta digital Indonesia,” kata Nanang.

Tidak hanya platform digital, program-program employer branding di atas dapat diwujudkan karena adanya peran aktif Nakama, tidak hanya bergantung pada peran tim HRD/people dan culture. Nakama ikut berpartisipasi, baik sebagai individu maupun melalui komunitas internal.

Dengan semakin berkembangnya bisnis Tokopedia, talenta menjadi salah satu kebutuhan esensial dalam mendukung pertumbuhan ini. Saat ini, Tokopedia memiliki lebih dari 6.000 Nakama yang 100% bekerja dari rumah (work from home). “Kebijakan ini sudah kami terapkan sejak awal pandemi pada Maret 2020, guna mendukung kesehatan dan keselamatan setiap Nakama kami,” ujar Nanang.

Jadi, dengan adanya hasil Job Seeker Survey 2022 ini, kita jadi tahu sektor bisnis dan perusahaan apa saja yang menjadi incaran dan dambaan para pencari kerja dari kalangan muda di negeri ini. (*)

Dede Suryadi; Reportase: Anastasia AS dan Herning Banirestu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved