Business Research

Bank Masih Cukup Sehat, Tapi Perlu Hati-Hati

Oleh Admin
Bank Masih Cukup Sehat, Tapi Perlu Hati-Hati

Kondisi perekonomian Indonesia sedang tidak baik. Belakangan ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah. Kondisi pasar saham pun diwarnai dengan penurunan IHSG yang cukup tajam. Namun demikian, pelaku perbankan mengakui kondisi perbankan nasional masih cukup sehat.

mandiri destry“Nah, bagaimana dengan banking sektor, tadi saya katakan bahwa perbankan masih cukup sehat,” terang Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri, di Jakarta.

Ia pun memaparkan kondisi perbankan mulai dari masa krisis di tahun 2007-2008 hingga saat ini. Secara keseluruhan, ia menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia itu tumbuh. Bisa dilihat dari kredit yang terus mengalami peningkatan, begitu pula dengan deposito.

“Pertumbuhan kredit kalau kita lihat di sini, sebenarnya dari tahun 2007 sampai sekarang, pertumbuhannya itu relatif stabil secara rata-rata. Tapi, kalau kita lihat secara tahunan memang ini terjadi koreksi yang dalam setelah ada krisis tahun 2008. Bank yang tadinya sangat agresif menyalurkan kredit sampai 30-an persen, akhirnya karena terkena krisis global, (pertumbuhan) ekonomi kita turun 4,6 persen, dan akhirnya pertumbuhan kredit turun menjadi 10 persenan. Jadi, kredit memang mengikuti perkembangan global,” papar Destry.

Sekarang ini, kredit sudah mulai mengalami penurunan. Per Juni tahun ini, pertumbuhan penyaluran kredit sekitar 20 persen. Sementara di tahun lalu, pertumbuhan kredit ada di angka 23-24 persen. “DPK (dana pihak ketiga) di sini masih terus tumbuh, tapi relatif melambat. Nah, ini sebenarnya menjadi concern di pihak perbankan karena pertumbuhan DPK itu berada di bawah pertumbuhan kredit untuk periode yang cukup lama. Jadi, kenapa akhirnya likuiditas itu menjadi isu. Makanya kalau kondisi seperti ini bank itu pasti akan berusaha menjaga likuiditasnya.”

Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) terus naik sehingga sekarang ada di posisi 87 persen. Bila dibandigkan tahun 2008, terang Destry, masih di angka 70-an persen. Dengan demikan, ruang bank untuk kreditnya tumbuh itu relatif terbatas. “Makanya nggak heran kalau kita lihat bank nanti akan mengalami pertumbuhan kredit yang jauh di bawah pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Tapi, yang penting kan kualitas kredit terjaga, NPL (rasio kredit bermasalah) kita tetap stabil, itu yang paling penting. Kalau kita lihat NPL berkisar di antara 3,5 persen tahun 2008, sekarang NPL berkisar bahkan di bawah 2 persen.”

Menurut dia, dengan kondisi yang demikian, bank perlu melihat sektor industri apa yang paling rentan. Itu menjadi penting untuk dilihat bank dalam menyalurkan kredit supaya NPL tetap terjaga. “Jadi, buat bank yang terlalu agresif, dan ia menyalurkan kreditnya tanpa perhitungan fundamental, nah ini yang akan berbahaya,” tandas dia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved