Business Research Trends

Ekonomi Masuki Fase Early-cycle pada 6-12 Bulan Mendatang

Morgan Stanley (MS) mengeluarkan riset terbaru mengenai Global Strategy Mid-Year Outlook yang berjudul “Trust, but Verify”. Riset yang disusun oleh ahli strategi ekonomi global dari MS meyakini bahwa siklus kali ini lebih normal daripada yang dinilai, dan pedoman siklus awal akan bekerja pada situasi ini. Namun harus pastikan perdagangan, kebijakan, dan pandemi tidak memperparah kondisi ini.

Beberapa poin yang ditekankan oleh MS adalah sebagai berikut :

Pola kinerja perekonomian yang mendahului resesi memiliki karakteristik late-cycle normatif. Ini terlihat dari bagaimana pasar jatuh pada bulan Maret mengikuti pola resesi sebelumnya. Pelaku pasar saat ini masih melakukan underpricing sehingga kemungkinan fase pemulihan akan mengikuti pola tradisional ini. Oleh karena itu, Morgan Stanley meyakini bahwa dinamika perekonomian akan mulai memasuki fase early-cycle yang normatif (setelah resesi) pada 6-12 bulan mendatang. Namun, Morgan Stanley mengingatkan kembali bahwa verifikasi tetap harus dilakukan terhadap dampak kesehatan, perdagangan, dan ketidakpastian politik pada proyeksi ini.

2. Peluang ada di fase ‘early-cycle’

Morgan Stanley meyakini pola perekonomian akan mengikuti pola ‘early-cycle’. Analisa fundamental, valuasi dan teknis yang dilakukan menunjukkan bahwa rotasi penerima keuntungan akan mengikuti pola early-cycle meskipun keuntungan langsung (outright gains) cukup tinggi. Morgan Stanley melihat bahwa rasio risk/reward terbaik ada di kepemilikan kredit (secara luas) serta volatilitas penjualan, dan juga pengurangan obligasi pemerintah menjadi underweight. Namun, perlu diverifikasi apakah risiko yang terjadi pada musim panas terhadap kesehatan, perdagangan, dan politik tetap dapat dikelola.

3. Ekuitas global – V adalah untuk nilai (value)

Keuntungan terkini (recent gains) membatasi kenaikan secara keseluruhan, tetapi rotasi early-cycle masih berpotensi untuk meningkat. Berdasarkan wilayah, AS dan Eropa ada di atas emerging market. Apabila ditilik berdasarkan pendekatannya, kapitalisasi pasar kecil (small caps) dan siklus di AS serta nilai pasar Eropa cenderung lebih diuntungkan.

4. Tingkat G10 – siklus awal = hasil lebih tinggi + kurva lebih curam

Valuasi mahal dan pertumbuhan yang lebih baik harus mendorong hasil yang lebih tinggi (higher yields) dan kurva lebih curam sesuai dengan pola ‘early cycle’ normatif. Hasil di AS dan Jerman berkinerja lebih buruk dibanding Inggris dan Australia.

5. Transaksi Foreign Exchange (FX) pada G10 dan Indeks Dollar AS (DXY) yang lemah menghasilkan mata uang EURO (EUR) yang lebih kuat

MS beranggapan bahwa nilai EUR itu rendah, rendah kepemilikan, dan mendapatkan keuntungan dari pengurangan tail risk dana pemulihan baru. Dollar akan cenderung melemah akibat peningkatan pertumbuhan global dan pelonggaran the Fed yang melampaui bank sentral lainnya.

6. Pendapatan tetap Emerging Market (EM) – pemulihan yang rapuh

MS tetap mengambil sikap konstruktif terkait emerging market dengan pertumbuhan global yang lebih baik dan the Fed yang cenderung menunda kenaikan suku bunga atau dovish dengan kredit emerging market yang menawarkan rasio risk/ reward terbaik. Sejauh ini, MS menyukai dinamika pada RUB, ZAR, IDR, INR dan HUF.

7. Kredit korporat – kompresi berkualitas

Dengan kesenjangan antara BBB-A dan B-BB yang lebar, MS beranggapan bahwa perolehan investor cukup baik walaupun menurun secara kualitas.

8. Kredit yang terjamin – mezzanine yang cukup tinggi

“Kami meyakini bahwa rasio risk dan reward ada pada mezzanine exposure tepatnya pada kewajiban pinjaman yang dijaminkan atau Collateralized Loan Obligation (CLO) MS memprediksi sekuritas yang didukung hipotek komersial atau Commercial Mortgage-Backed Securities (CMBS) akan berkinerja buruk, mengingat dampak COVID-19 yang lebih material.” Jelas Andrew Sheets, tim ekonom Morgan Stanley.

9. Komoditas – dispersi yang diharapkan

Harga komoditas akan meningkat sedikit pada 6-12 bulan mendatang. MS cenderung memiliki anggapan pergerakan pasar akan menguat atau bullish untuk tembaga setelah melihat pemulihan China yang menjanjikan, dan cenderung berhati-hati untuk minyak dan aluminium karena fundamental yang lebih lemah.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved