Bulan depan, galeri Iwan Tirta Private Collection di Grand Indonesia bakal ditutup. “Rencana bulan Juli, lokasi galeri Grand Indonesia akan dipindahkan ke area yang lebih terbuka,” ungkap Johannes Bima, CEO PT Iwan Tirta, di depan khalayak pers (4/6). Sayangnya, tak disebutkan di mana lokasi baru nantinya.

Galeri yang ditutup ini akan diluncurkan ulang dengan nama baru, yakni Iwan Tirta Private Collection Signature, sesuai dengan lini baru produk eksklusif PT Iwan Tirta. Lini Signature menampilkan teknik tinggi khas Iwan Tirta, di antaranya batik 2 sisi dan batik prada. Sementara itu, galeri Signature pertama sudah dibuka hari ini di Plaza Senayan dengan luas toko 59 meter persegi dan nuansa Jawa yang kental.

Seputar pengembangan bisnis, Bima mengaku sudah melirik beberapa peluang di luar Jakarta, bahkan luar Indonesia. “Bali sangat potensial dengan konteks yang berbeda dari Jakarta,” katanya memberi petunjuk.

Era Soekamto

Era Soekamto, Creative Director PT Iwan Tirta, mengemukakan bahwa penambahan galeri masih jadi prioritas. “Langkah pertama adalah melebarkan distribusi. Karena itu, beberapa toko kami masih akan muncul di Jakarta,” ujarnya.

Meskipun demikian, jika basis konsumen di kota tujuan belum paham nilai produk Iwan Tirta, pihaknya tak mau mengorbankan citra brand yang diusung. “Kami fokus agar orang paham dulu makna batik Iwan Tirta. Dan melihat pasar juga,” terang Era.

Perancang busana yang juga mengelola label Era Soekamto Indonesia itu menambahkan, almarhum Iwan Tirta mewariskan 10.000 motif. Semua motif itu berbeda dari garis, bentuk, dan komposisi warna. Namun, tak lebih dari 500 yang sudah diproduksi.

Selain lewat penambahan galeri, peluang pengembangan bisnis ini juga terbuka lewat pemberian lisensi. “Lisensi terbuka dalam arti desain batik yang bisa diterapkan di berbagai sarana, tidak terbatas kain dan baju,” lanjut Bima. Sejauh ini, ada segelintir bank yang sudah memanfaatkan desain batik Iwan Tirta di bawah lisensi. (EVA)