Business Research

GAPKI: Kuartal I 2013 Ekspor CPO dan Turunannya Melemah

GAPKI: Kuartal I 2013 Ekspor CPO dan Turunannya Melemah

Pada triwulan pertama tahun 2013 pasar minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya masih lesu dan harga CPO juga masih pada tingkat volatilitas tinggi dengan harga kisaran US$ 810 (Januari), US$ 885 (Februari) dan US$ 870 (Maret) per metrik ton.

Ekspor CPO dan turunannya pada bulan Maret ini adalah 1,7 juta ton terus mengalami penurunan sejak Januari, yaitu dari 2,05 juta ton (Januari) menjadi 1,92 juta ton (Februari) atau turun sebesar 14% sejak Januari. Hal ini juga disebabkan oleh kecenderungan turunnya produksi pada triwulan pertama tahun ini.

Yang harus menjadi perhatian adalah, di saat volume ekspor yang mengalami kecenderungan turun, namun harga di pasar International belum menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.

Negara tujuan ekspor CPO dan turunannya masih didominasi oleh India dengan volume mencapai 779 ribu ton atau 38% dari total keseluruhan ekspor CPO Indonesia pada bulan Januari 2013. Pada bulan Februari, angka permintaan CPO India merosot ke 653 ribu ton atau sekitar 34% dari total volume ekspor. Sementara pada Maret ekspor ke negara Bollywood ini melorot lagi ke 416 ribu ton atau 24.4% dari keseluruhan ekspor CPO Indonesia.

Seperti yang dicatat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) , total volume ekspor CPO dan turunannya ke India selama triwulan pertama 2013 adalah 1,85 juta ton atau naik 22,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 1,43 juta ton. India masih tetap menjadi pengimpor terbesar CPO dari Indonesia.

Naiknya volume ekspor ke India dipengaruhi harga CPO dunia yang melorot , sehingga para pedagang mengadakan aksi pembelian yang cukup masif meski di tengah penguatan mata uang dollar AS, hal ini juga dipicu oleh adanya isu akan diberlakukannya kenaikan pajak impor CPO dan kedelai dari 2,5% saat ini.

Sebaliknya, pasar China mengalami pelemahan. Ekspor CPO dan turunan masih mengalami peningkatan dari 487 ribu ton menjadi 639 ribu tahun ini. Namun demikian pangsa pasar ekspor ke China mengalami penurunan dari 15% tahun lalu menjadi 12 % tahun ini.

Pergerakan harga CPO yang relatif rendah ini diperkirakan masih akan berlangsung pada sisa bulan April ini hingga bulan Mei. GAPKI memperkirakan harga CPO pada bulan April dan Mei masih akan bergerak di kisaran harga US$ 830-870 per metrik ton. Harga CPO Rotterdam diperkirakan berada pada rata-rata sekitar US$ 850 dengan Harga Patokan Ekspor sekitar US$ 778 dan Biaya Keluar 10,5%.

Sebagaimana minyak sawit merupakan kontributor utama dalam pendapatan devisa, penurunan harga sawit di pasar global yang sudah terjadi sejak tahun lalu akan mempengaruhi kinerja neraca perdaganagn Indonesia tahun 2013 ini. Oleh karena itu untuk menjaga posisi minyak sawit sebagai komoditi andalan dibutuhkan upaya-upaya untuk terus meningkatkan daya saing produk minyak sawit.

“Di tengah pasar yang lesu ini, pemerintah sebaiknya melakukan dua hal utama,” kata

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif GAPKI. Pertama,penyesuaian kebijakan Bea Keluar (BK) yang lebih kompetitif dengan Malaysia. Sebagaimana diketahui perbedaan pajak ekspor CPO dan produk turunannya di Indonesia dan Malaysia sekarang ini mengakibatkan posisi Indonesia kurang kompetitif. Kedua, peningkatan pemanfaatan CPO di dalam negeri, terutama untuk biodiesel. Di tengah melonjaknya subsidi BBM untuk penggunaan dalam negeri sudah sepantasnya pemanfaatan minyak sawit untuk biodiesel dapat dipercepat sehingga mampu mengurangi beban subsidi tersebut. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved