Guna meningkatkan kesadaran serta kontribusi perusahaan akan kepedulian terhadap lingkungan hidup, La Tofi School of CSR kembali mengggelar Penganugrahan Indonesian Green Award (IGA) 2015. Dari 112 perusahaan dan perseorangan yang mengajukan program berbasis ramah lingkungan di berbagai kategori, hanya sekitar 60 pihak yang berhasil menerima penghargaan yang masing masing terdiri dari delapan katagori umum serta dua kategori terbaik.

Kategori penghargaan yang dianugrahkan antara lain adalah penyelamatan sumber daya air, pengembangan energi baru dan terbarukan, pengembangan keanekaragaman hayati, pelopor pencegahan polusi, pengembangan dan pengolahan sampah terpadu, penginspirasi komunitas, green province, serta green city.

Dari 60 perusahaan penerima penghargaan sebanyak 7 perusahaan berhasil menerima apresiasi dengan predikat terbaik, antara lain PT Biofarma, PT Garuda Indonesia, PT Indocement tunggal Prakarsa, PT Pembangkitan Jawa Bali, PT Pertamina, Pupuk Kaltim dan Toyota Motor.

La Tofi, Chairman La Tofi School of CSR dan penyelenggara acara menyatakan bahwa jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam seleksi IGA 2015 mengalami kenaikan dibandingkan tahun kemarin. Selain itu, program program yang ditawarkan diklaim inspiratif dan out of the box.

“Banyak sekali perusahaan yang menawarkan program bagus. Contohnya saja bahan bakar dari rumput laut, hal ini bahkan tidak pernah dipikirkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, dalam penjurian kali ini, tim penilai merasa sedikit kesulitan dalam menentukan siapa yang layak untuk menerima penghargaan. Karena Semua program yang ditawarkan bagus dan inspiratif,” La Tofi menegaskan.

Selain penghargaan dengan 8 kategori, tim penilai IGA 2015, Hadi Daryanto, menetapkan tiga nama sebagai penerima the best inspiring IGA 2015 yakni dr. Gamal Abdilsaid (Founder Ansuransi Sampah), Tri Risma Hariani (Walikota Surabaya) dan juga Ahmad Heryawan (Gubernur Sulawesi Selatan)

Acara IGA 2015 ini juga diapresiasi oleh Mentri Pendindustrian, Saleh Husin. Ia menyatakan penyelenggaraan IGA dapat menjadi cambuk agar setiap industri yang tumbuh di Indonesia dapat menerapkan industri yang ramah lingkungan. Hal ini tentunya akan mendukung proses pembangunan berbasis lingkungan di semua sektor. (EVA)