Business Research Marketing Trends zkumparan

Kantar: 6 Kunci Agar Brand Tumbuh Kompetitif di 2019

Kantar: 6 Kunci Agar Brand Tumbuh Kompetitif di 2019
Fanny Murhayati, Direktur Marketing Kantar Indonesia

Perekonomian Indonesia berkinerja cukup baik pada tahun 2018, sedangkan pasar Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terlihat stabil. Rumah Tangga Indonesia lebih selektif dalam mengalokasikan pos pengeluarannya. Fanny Murhayati, Direktur Marketing Kantar Indonesia, menjelaskan bahwa konsumen menjadi lebih cerdas dalam mengonsumsi atau memilih produk dan layanan.

Ketersediaan barang di pasar adalah hal yang penting, begitu juga dengan harga yang ditawarkan. Persaingan tidak hanya berdasarkan hal tersebut, tetapi juga bagaimana suatu produk dapat lebih menonjol dibandingkan dengan pesaingnya, dan bagaimana mereka bisa meraih hati konsumen. Brand tidak bisa membuat satu rencana untuk semua tipe konsumen, tetapi harus membuat strategi yang berbeda sesuai karakter dan tipe target konsumennya.

Venu Madhav, General Manager Kantar Indonesia Worldpanel Division, menyatakan, 2019 adalah tahun yang menarik, tetapi juga tahun yang penuh dengan tantangan. “Kami telah mengidentifikasi 6 faktor utama yang dapat membantu brand untuk tumbuh di pasar kompetitif saat ini,” ujarnya.

Pertama, membangun antusiasme dengan memberikan pengalaman untuk konsumen melalui berbagai hal. Pengalaman tidak hanya didapat dari memiliki atau mengonsumsi produk. Pengalaman juga bisa didapatkan pada saat konsumen berbelanja di toko, ataupun pada saat mereka melihat iklan di media atau media sosial. Misalnya untuk produk kosmetik, di mana brands berkomunikasi dan memberikan pengalaman tentang produk mereka, dengan menggunakan blogger atau vlogger kecantikan. Hal ini membantu brand tersebut untuk lebih dikenal dan diingat oleh konsumen.

Kedua, memberikan kemudahan untuk konsumen melalui produk siap santap. Dengan berkembangnya gaya hidup urban, Konsumen Indonesia kini menghabiskan lebih banyak waktu diluar rumah. Berdasarkan Worldpanel FMCG data, konsumen Indonesia lebih sering mengkonsumsi produk makanan dan minimuman siap santap di luar rumah di bandingkan dengan di dalam rumah.

Ketiga, rasa bangga sebagai orang Indonesia. Banyak hal yang bisa dibanggakan sebagai orang Indonesia. Seperti halnya menjadi tuan rumah Asian Games 2018; mempunyai 4 dari 7 unicorn startup di kawasan ASEAN. Rasa bangga sebagai Indonesia juga terlihat dari meningkatnya jumlah referensi dan nilai-nilai lokal dalam komunikasi suatu brand, serta produk inovasi dengan rasa lokal khas Indonesia.

Keempat, merangkul digital. Konsumen Indonesia memiliki banyak pilihan untuk hiburan elektronik mereka. Tidak hanya televisi, tetapi internet sudah dapat diakses hampir di seluruh Nusantara. Banyak para pemain FMCG juga memanfaatkan momentum ini, untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Meskipun e-commerce masih sangat kecil, tetapi pertumbuhannya signifikan. Untuk FMCG, jumlah orang yang membeli secara online di Indonesia, tumbuh dari 2% pada 2017 menjadi 6% pada 2018. Semakin banyak konsumen Indonesia melihat manfaat dan keuntungan berbelanja online terutama untuk kebutuhan bayi dan premium produk perawatan pribadi.

Kelima, berbeda (lebih menonjol) dibandingkan dengan pesaing. Bergantung hanya pada ketenaran tidak lagi cukup untuk suatu brand. Konsumen mencari hal-hal yang berbeda dan lebih bermakna yang membuat mereka tertarik terhadap suatu produk atau layanan. Dengan persaingan market yang ketat dan banyaknya pemaim baru yang memasuki pasar, merek harus menemukan cara untuk menonjol dibandingkan dengan para pesaingnya. Komunikasi yang mudah diingat harus sesuai dengan konten dan maksud yang tepat, dan ditargetkan kepada audiens yang tepat.

Keenam, memahami aspirasi dari tipe konsumen yang berbeda. Dengan persaingan pasar yang sangat tinggi, mendorong para pemain FMCG untuk dapat membuat strategi yang berbeda, untuk setiap tipe target konsumennya. Mereka juga harus dapat memahami berbagai macam aspirasi berdasarkan tiga perbedaan. Perbedaan pertama adalah tipe kelompok usia (Generasi Centenial vs. Millenial vs Gen X. Proses pengambilan keputusan yang berbeda terlihat dari tipe kelompok usia ini. Sebagai contoh, desain yang menarik secara visual atau menarik sangat menarik bagi para centennial. Secara keseluruhan, humor atau berita baru adalah penambah kreatif utama untuk semua generasi

Perbedaan kedua adala h tipe kelas ekonomi: ekonomi atas vs menengah vs bawah. Tipe kelas ekonomi atas biasanya mencari merek, produk, dan pengalaman yang terbaik. Berbeda halnya dengan kelas ekonomi yang lebih rendah. Dengan mudahnya akses informasi melalui digital, mereka juga banyak mendapatkan aspirasi melalui berbagai media. Brand yang dapat ditemui dengan mudah dan menawarkan harga yang mudah dijangkau, akan dapat menari tipe kelas ekonomi ini.

Perbedaan ketiga: perkotaan besar vs. pedesaan. Pemain FMCG juga perlu menentukan strategi berdasarkan wilayah yang berbeda Mereka perlu memahami aspirasi yang berbeda dari konsumen perkotaan dan pedesaan – “Apa yang mereka cari”. Produk atau layanan yang dapat menunjukkan keuntungan untuk para konsumen, akan memiliki kesempatan untuk memenangkan hati konsumen

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved