Business Research

Konsumen Menuntut Standar Khusus Produksi Ikan Laut

Konsumen Menuntut Standar Khusus Produksi Ikan Laut

Seafood atau ikan laut adalah protein hewani yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Produksinya kebanyakan ada di negara berkembang,sedangkan konsumsinya banyak di negara-negara maju. Indonesia termasuk 10 negara pengekspor ikan laut terbesar di dunia yang mengekspor ikan laut senilai sekitar US$ 3 miliar pada 2014.

Tiga negara pengekspor ikan laut terbesar di dunia adalah China, Norwegia dan Thailand. Tiga negara pengimpor ikan laut terbesar adalah Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang. Penghasil ikan laut terbesar di Indonesia adalah Sulawesi Selatan (21.6%), NTT 13/7%), Sulawesi Tengah dan (8,5%), dan Jawa Timur (7,3%).

Riset Rabobank yang berjudul “Seafood Processors Looking for Control in Supply Chain” atau Upaya Pengolah Ikan Laut Mendapatkan Kontrol dalam Rantai Pasok, menyebutkan, di dunia yang semakin terhubung satu sama lain, transparansi sudah semakin baik dan semakin menjadi tuntutan.

Lian Heinheus, analis budi daya ikan dari Rabobank Food & Agribusiness Research and Advisory, menjelaskan, konsumen semakin mengetahui asal muasal produk ikan laut dan menginginkan standar tertentu dalam produksi ikan laut. “Hal ini mendorong permintaan akan traceability (kemudahan untuk dilacak) dan memberi tekanan kepada perusahaan pengolah yang mendapatkan bahan baku dan produsen kecil,” ucap Heinheus.

Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang signifikan karena jumlah perusahaan perikanan yang memiliki sertifikasi meningkat pesat. “Dari sekitar 100 perusahaan di tahun 2009 menjadi sekitar 2.800 di tahun 2013,” ujar Heinheus.

Hans Loth, Director Strategy and Business Change PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank Indonesia), mengamati jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan akan tumbuh dari 255 juta menjadi 360 juta di tahun 2050.

Loth menjelaskan Rabobank Indonesia akan memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan dengan memberikan akses dana, akses pengetahuan pangan dan agribisnis, serta akses kepada jaringan Rabobank di 41 negara dengan strategi pertumbuhan Banking for Food.

Berbicara bahan baku, industri perikanan nasional pada kuartal I/2016menunjukkan pertumbuhan yang positif jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan data Bank Indonesia atas Survei Kegiatan Dunia Usaha Triwulan 1/2016 terlihat kapasitas industri terpakai mencapai 68,16%. Angka tersebut meningkat 10,83% jika dibandingkan dengan kuartal I tahun lalu yang hanya mencapai 61,75%. Ini menunjukkan pasokan bahan baku industri perikanan nasional lebih baik jika dibandingkan tahun lalu. Kapasitas produksi terpakai adalah terletak pada kapasitas yang digunakan untuk memproduksi dalam satu periode operasi.

Sedangkan, Rabobank Indonesia ingin menjadi bank pangan dan agribisnis terdepan di Indonesia. Strategi pertumbuhan Banking for Food mendapatkan dukungan penuh dari Rabobank Group yang menjadi perusahaan induk Rabobank Indonesia di Belanda dan telah menyuntik modal U$ 35 juta di Mei 2015. Angka itu bertambah menjadi U$ 26 juta pada Februari 2016.Rabobank, yang berkantor pusat di Belanda, merupakan perbankan yang menggarap sektor pangan dan agribisnis.

Rabobank membiayai sektor pangan dan agribisnis di dunia dan memiliki pengalaman 118 tahun dalam membiayai sektor ini. Rabobank Indonesia dapat mendanai seluruh rantai pasok pangan dan agribisnis dari ladang hingga menjadi hidangan karena memiliki unit-unit bisnis untuk melayani seluruh segmen. Sebut saja Corporate banking untuk perusahaan besar, business banking untuk perusahaan perusahaan kecil dan menengah dan Rabobank Foundation yang memberikan akses dana dan pengetahuan kepada petani anggota koperasi.

Riset Rabobank menunjukkan konsumen semakin mengetahui asal muasal produk ikan laut serta menginginkan standar tertentu. (Foto : Dokumentasi Rabbobank Indonesia)

Riset Rabobank menunjukkan konsumen semakin mengetahui asal muasal produk ikan laut serta menginginkan standar tertentu. (Foto : Dokumentasi Rabbobank Indonesia)

Jopie Jusuf, Director Business Banking Rabobank Indonesia, mengatakan bahwa Jawa Timur adalah pasar penting bagi Rabobank Indonesia. “Surabaya dan Jawa Timur sangat penting bagi Rabobank Indonesia yang memiliki cabang di Surabaya dan Malang,” kata Jopie. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Jawa Timur sebesar 14%. Kontribusi industri pangan dan agrobisnis di Jawa Timur menyumbang 20,79% dari jumlah total PDB tersebut. Selanjutnya, manufaktur (16,85%) serta perdagangan grosir dan ritel (15,5%). Jawa Timur adalah penghasil terbesar Indonesia untuk beras yang persentasenya mencapai 17,5%, jagung (30,2%), tebu (48,9%), dan juga memiliki jumlah sapi perah terbanyak (49%). Jawa Timur juga menghasilkan sekitar 7,3% ikan laut di Indonesia.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved