Business Research Technology

Korporat Indonesia Belum Melek Komputasi Awan

Oleh Admin
Korporat Indonesia Belum Melek Komputasi Awan

Perkembangan tren teknologi cloud computing (komputasi awan) di Indonesia ternyata belum bisa diikuti segmen korporasi dengan baik. Adanya anggapan bahwa “awan” adalah suatu wadah yang sangat terbuka dan bersifat publik menyurutkan langkah korporat memanfaatkan teknologi tersebut. Paradigma ini muncul lantaran awalnya komputasi awan dikenal melalui jejaring sosial Facebook dan Twitter yang memang sangat terbuka.

Eko Winarso dan Handi Sapta Mukti

“Padahal yang namanya cloud itu ada yang publik, ada yang private. Kalau pakai yang publik pun masih bisa di-encrypt,” kata Handi Sapta Mukti, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis PT IFS Solutions Indonesia kepada SWA Online.

Meski demikian, hal tersebut tak mematahkan semangat IFS mengajak korporat Tanah Air untuk go mobile. Mereka meluncurkan aplikasi 8 yang mengintegrasikan setiap ruas modul ERP desktop dan mobile ke dalam suatu dashboard yang disebut IEE, IFS Enterprise Explorer. Di versi sebelumnya, aplikasi 7.5, IFS memanfaatkan Windows Client. Menurut Eko Winarso,Pre-Sales Manager IFS Solutions Indonesia, IEE merupakan aplikasi berbasis awan yang juga bisa diintegrasikan dengan server awan. Selain jaringan internet, klien hanya memerlukan Microsoft.Net Runtime pada sistem operasi Windows 8, Windows 7, atau Windows XP untuk mengaksesnya.

Di Swedia, negara asal IFS, aplikasi 8 diluncurkan Oktober 2012. Kamis (14/2), aplikasi 8 baru diresmikan di Indonesia. Meski demikian, beberapa perusahaan sudah menjajal solusi ini. Perusahaan yang dimaksud antara lain adalah Soho Group, Ateja, dan Pupuk Kujang. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved