Business Research

Penjualan Mobil Ditaksir Capai 1,31 Juta Unit di 2014

Oleh Admin
Penjualan Mobil Ditaksir Capai 1,31 Juta Unit di 2014

Frost & Sullivan memprediksi penjualan kendaraan di Indonesia tumbuh secara fenomenal sebesar 6,5 persen, atau mencapai 1,31 juta unit pada tahun 2014. Penjualan segmen mobil penumpang menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan pasar otomotif Indonesia.

Vivek Vaidya, Vice President Automotive & Transportation Practice-Asia Pasifik Frost & Sullivan, mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan total volume industri tersebut dipicu oleh adanya perbaikan ekonomi secara bertahap, serta meningkatnya permintaan terhadap mobil yang terjangkau dan ramah lingkungan atau yang dikenal dengan Low Cost Green Car (LCGC). Ia memperkirakan, PDB Indonesia tumbuh 5,5-6 persen pada tahun 2014, didorong oleh peningkatan konsumsi dalam negeri dari kelas menengah.

honda mobilio

Sekalipun demikian, lanjut dia, syarat kredit yang lebih ketat dan tingkat suku bunga yang tinggi guna menekan inflasi, serta upaya untuk meringankan beban subsidi dengan menaikkan harga BBM dan tarif listrik cenderung akan memperlambat pertumbuhan penjualan kendaraan.

Segmen mobil penumpang diperkirakan meningkat 8 persen (yoy), atau mencapai 950.000 unit pada tahun 2014. Untuk kendaraan penumpang, segmen 4X2 tetap akan menjadi segmen dengan pangsa pasar terbesar meski mengalami pertumbuhan marjinal seiring dengan masuknya mobil LCGC. Pada tahun ini, penjualan sedan dan 4×4 diperkirakan turun karena tingginya cc yang ditawarkan akan berujung pada pajak yang lebih tinggi sehingga para pembeli cenderung memilih mobil kecil dengan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit.

Vaidya lalu mengatakan, program LCGC akan menjadi pendorong utama penjualan mobil pada tahun ini, dengan kontribusi hampir mencapai 125.000 unit, atau tumbuh 144 persen dari angka penjualan tahun 2013.

Sedangkan segmen mobil komersial akan meningkat 2,7 persen, atau mencapai 360.000 unit. “Segmen truk dan pick up akan tetap menjadi faktor pendorong pertumbuhan utama, terutama truk kategori ringan dan medium yang didorong oleh sektor perdagangan dan ritel, serta logistik,” tambahnya.

Kondisi penjualan mobil tahun 2013

Pada tahun lalu, Indonesia kembali membukukan rekor penjualan mobil, di mana pasar mengalami pertumbuhan lebih dari 10 persen, atau mencapai 1,23 juta unit. Hal ini karena positifnya pertumbuhan ekonomi, diluncurkannya program LCGC, tingginya tingkat konsumsi dalam negeri, serta tumbuhnya kelas menengah. Namun, saingan utama Indonesia, Thailand masih mempertahankan posisi nomor satu sebagai pasar otomotif terbesar ASEAN dengan penjualan sebesar 1,33 juta unit kendaraan pada tahun 2013.

Vaidya lalu mengatakan, pasar kendaraan komersial tumbuh sebesar 4,5 persen (yoy), yang didorong sepenuhnya oleh penjualan truk. “Lesunya pertumbuhan disebabkan oleh turunnya tingkat pengeluaran beberapa sektor komoditas,” ungkapnya.

Empat merek otomotif teratas di Indonesia telah berhasil meningkatkan penetrasi pasar mereka, berkat tingginya penjualan mobil segmen LCGC. Toyota juga berhasil mempertahankan kepemimpinan pasar meskipun memiliki pangsa pasar yang lebih rendah. “Avanza, Innova, dan Ayla membukukan angka penjualan yang mengesankan,” ucap Vaidya.

Daihatsu mencatatkan pertumbuhan yang kuat dan berhasil meningkatkan pangsa pasar untuk merek Xenia dan Ayla, serta kategori truk ringan (Gran Max). Suzuki menjadi pemain ketiga terbesar berkat tingginya angka penjualan Ertiga dan Carry. Sementara itu, pangsa pasar Mitsubishi tergelincir karena lesunya segmen kendaraan komersial. Sedangkan Honda berhasil mengejar ketertinggalannya dari Nissan, meski pangsa pasarnya tetap di bawah 10 persen.

Tumbuhnya permintaan terhadap mobil ramah lingkungan

Vaidya mengutarakan, Jakarta adalah kota yang memiliki ketergantungan mobil yang tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di tingkat regional maupun global. Berdasarkan studi global terbaru yang dilakukan Frost & Sullivan, diperkirakan 62 persen dari total penduduk Jakarta bergantung pada kendaraan pribadi seperti mobil, sementara 14 persen lainnya bergantung pada transportasi umum. Sebesar 19 persen penduduk di ibukota menggunakan transportasi umum dan pribadi, sedangkan 4 persen sisanya tidak menggunakan kendaraan bermotor, baik transportasi umum maupun pribadi (berjalan atau bersepeda).

Namun, hampir 58 persen perjalanan yang ditempuh hanya memanfaatkan 25 persen kapasitas mobil yang dimiliki. Hal ini kemudian memberikan peluang untuk carpooling. Dan sebanyak 63 persen dari responden yang disurvei di Jakarta menyebutkan bahwa penyebab utama yang membuat mereka frustrasi adalah kemacetan lalu lintas.

Pemerintah Indonesia sendiri melalui Rencana Umum Jaringan Angkutan Massal Jabodetabek (2014-2030), berencana untuk meningkatkan jaringan transportasi umum dengan membangun jalan dan infrastruktur kereta api termasuk MRT, monorail, dan enam jalan tol. “Ketika proyek-proyek pengembangan jaringan transportasi umum mulai diinisiasi, para komuter di Jakarta telah mulai beralih ke mobil yang lebih efisien dalam hal penggunaan bahan bakar,” jelas Vaidya. Hal ini, menurut dia, merupakan pertanda baik bagi penerapan program LCGC di Indonesia.

Vaidya lalu mengatakan, program LCGC bisa menjadi game changer untuk meningkatkan sektor otomotif Indonesia. LCGC pun diprediksi dapat menarik 130.000 tenaga kerja baru, di mana 30.000 diantaranya merupakan tenaga kerja langsung dan 100.000 dilibatkan dalam lokakarya. “Plafon harga program LCGC diperkirakan akan membuka pintu masuk baru bagi segmen konsumen pembeli mobil pertama (first time buyer) dengan daya beli yang terbatas,” ungkap dia.

“Meski telah menawarkan harga jual terendah, segmen MPV dan mobil kompak diprediksi akan dikanibalisasi oleh segmen mobil LCGC.” LCGC juga berpeluang untuk memberikan kontribusi pada sektor ekspor otomotif Indonesia dengan adanya permintaan terhadap mobil model tersebut di pasar-pasar berkembang, seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Kapasitas produksi otomotif pun diperkirakan akan naik seiring dengan meningkatnya investasi industri otomotif sebesar 13 persen. “Peningkatan kapasitas produksi juga bergantung pada pengembangan industri komponen, baik dari segi transfer teknologi dan jumlah pemain,” kata dia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved