Business Research Strategy

Penjualan Popok Bayi di Pasar Global Melampaui US$29 Miliar

Penjualan Popok Bayi di Pasar Global Melampaui US$29 Miliar

Nielsen kembali mengeluarkan hasil The Nielsen Global Baby Care Survey. Berdasarkan data yang didapat dari konsumen di 60 negara di kawasan Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Amerika Utara, dan Afrika, memperlihatkan pengaruh tingginya jumlah kelas menengah, tingkat urbanisasi, dan meningkatnya jumlah wanita bekerja di negara berkembang terhadap pertumbuhan penjualan makanan bayi.

popok bayi

Diperkirakan pada tahun 2015, angka penjualan makanan bayi mendekati angka US$ 30 miliar, pada popok bayi diproyeksikan lebih dari US$ 29 miliar. Sedangkan untuk negara-negara Asia Tenggara, sebesar 10 persen dari rumah tangga yang memiliki anak berusia di bawah satu tahun, merupakan salah satu yang tertinggi di wilayah manapun.

Jumlah ini dua kali lipat dari rata-rata pasar global yang hanya sebesar 5 persen. Selain itu terdapat 13 persen konsumen yang memiliki anak berusia 1-2 tahun, dibandingkan rata-rata global yang hanya 9 persen

“Hasilnya sebesar 51 persen konsumen di Asia Tenggara memilih popok bayi dengan pertimbangan untuk perlindungan kulit. Sepertiganya mempertimbangkan rasa nyaman dan hanya 30 persen yang memilih berdasarkan harga,” kata Connie Cheng, Head of Shopper Insights untuk Nielsen di Asia Tenggara, Asia Utara dan Pasifik.

Ia pun menambahkan bahwa untuk makanan bayi sebanyak 54 persen mengatakan bahwa nutrisi yang baik menjadi pertimbangan penting dalam memutuskan produk bayi mana yang baik untuk dibeli. Tidak hanya itu, bahan organik dan makanan yang terbuat dari bahan alami juga menjadi pertimbangan penting dalam membeli produk oleh 25 persen responden di Asia Tenggara.

Namun demikian, persaingan pada pasar perawatan bayi saat ini cukup sengit, dan berbagai macam merek dan produk bermerek maupun bermerek dari toko dengan berbagai pilihan harga, bersaing ketat untuk menarik perhatian konsumen. Selain itu, jangka waktu untuk membeli produk perawatan bayi relatif singkat.

“Pada negara-negara yang lebih maju di mana angka kelahiran lebih rendah dan kategori produk perawatan bayi sudah jenuh, pertumbuhan akan dirangsang oleh inovasi dan premiumisasi; sementara di negara-negara berkembang, permintaan yang meningkat menjadi pendorong pertumbuhan terbesar,” tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved