Business Research Technology

Perusahaan Harus Melakukan Transformasi Bisnis di Era Digital

Perusahaan Harus Melakukan Transformasi Bisnis di Era Digital

Kegiatan Top IT & Telco 2016 merupakan salah satu momentum penting dalam pembangunan daya saing nasional. Sebab, keberhasilan implementasi dan pemanfaatan TI di perusahaan akan mendorong terciptanya pengelolaan manajemen dan bisnis, menjadi lebih efisien, efektif, profesional, dan berdaya saing tinggi.

Agar kondisi ekonomi dan layanan publik makin optimal, maka setiap lembaga dan intansi pemerintahan, harus menjalankan pengelolaan pemerintahan dan kelembagaan yang berbasis TI dan Telco. Selain itu, supaya perusahaan tetap survive, mesti melakukan transformasi bisnis dari sistem tradisional ke arah digital bisnis dalam rangka peningkatan pendapatan perusahaan. Hal ini seiring digitalisasi yang telah menjadi faktor esential di balik pertumbuhan bisnis. di era perdagangan bebas.

itech

“Dari segi segmen pasar, swasta dan pemerintahan termasuk BUMN juga sudah banyak melakukan transformasi digital. Perusahan harus menyadari kalau tidak melakukan transformasi digital, mereka akan ketinggalan atau gulung tikar,” kata Lutfi Handayani, Ketua Penyelenggara Top IT & Telco 2016.

Aktivitas ini makin relevan dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang mendorong berkembangnya ekonomi digital di Indonesia yang hiper-kompetitif saat ini. Apalagi, teknologi memungkinkan organisasi menyusun dan melaksanakan strategi TI yang mumpuni, sekaligus membantu mereka mendapatkan manfaat lebih di era digital ini. “

Untuk melakukan transformasi digital, perusahaan dituntut untuk dapat mengubah model bisnisnya, menyusun strategi efektif yang mampu menghadirkan nilai teknologi yang tepat,” jelas Lutfi yang juga Pimpinan Redaksi Majalah Itech ini.

Sementara itu, Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin MSc. MEng. Ketua Dewan Juri mengatakan, penilaian Top IT & Telco 2016, terdiri dari 4 metode penilaian. Pertama, penentuan pemenang kategori Top IT – Corporate & Institution Best Practice 2016, dilakukan melalui metode Pengisian Kuesioner dan Wawancara Penjurian. Metode ini diawali dengan kegiatan Focused Group Discussion – FGD, untuk mengidentifikasi dan menyeleksi awal perusahaan-perusahaan yang dinilai berhasil dalam hal implementasi dan pemanfaatan IT-nya, dan Instansi pemerintahan yang memiliki peringkat e-Government (PEGI) 10 terbaik pada kelompok Kementerian/ Lembaga dan Pemerintahan Daerah.

Pakar IT Telco dan Dewan Juri, memberikan penilaian awal dan merekomendasikan perusahaan-perusahaan untuk menjadi finalis Top IT & Telco 2016. Dari proses ini, dihasilkan 100 perusahaan dan instansi finalis, dan kemudian diundang untuk menghadiri wawancara penjurian, yang telah berlangsung tanggal 13 September – 4 Oktober 2016.

Dari proses dan hasil wawancara penjurian, Dewan Juri menetapkan ada 41 perusahaan dan 14 instansi pemerintahan yang mendapatkan penghargaan Top IT Telco 2016. Kriteria utama dalam menentukan pemenang adalah, perusahaan atau instansi pemerintahan, yang dinilai berhasil dalam hal implementasi TI dan Telco di perusahaannya, serta mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan layanannya. Penghargaan diberikan per sektor bisnis, mengingat kompleksitas masing-masing sektor usaha, adalah berbeda-beda.

Sektor bisnis yang dikompetisikan dalam Top IT & Telco 2016 ini adalah setor usaha Bank, BPD, Multifinance, Asuransi, E-Commerce, IT & Telekomunikasi, Energi Pertambangan, Pelabuhan dan Bandar Udara, Infrastruktur, Transportasi, Agro industri, PDAM, dan Hospitality. Sedangkan kategori untuk instansi pemerintahan terdiri dari Kementerian, Lembaga, Pemerintahan Provinsi, Pemerintahan Kota, dan Pemerintahan Kabupaten.

Dalam proses ini, Dewan Juri juga menetapkan kategori khusus, yaitu implementasi TI yang terkait dengan aspek lingkungan atau yang kita kenal dengan Go Green, kegiatan CSR perusahaan yang terkait dengan pengembangan IT di masyarakat, dan serta Implementasi IT yang mendorong penggunaan Open Source, serta IT yang memiliki dampak positif berskala nasional.

Selain itu, Dewan Juri juga menetapkan penghargaan untuk Top ICT Leadership 2016. Penghargaan ini diberikan kepada CEO perusahaan dan pimpinan instansi pemerintahan, yang memiliki komitmen dan dukungan yang tinggi terhadap keberhasilan implementasi sistem ICT di dalam perusahaan atau instansinya. Penilaian ini didasarkan pada pemahaman, bahwa akan sulit untuk mengimplementasikan dan memanfaatkan sistem ICT di perusahaan dan instansi pemerintahan, tanpa dukungan dan komitmen dari Top Management.

“Dukungan dan komitment pucuk pimpinan, memiliki peran yang sangat strategis untuk mendukung keberhasilan implementasi dan pemanfaatan ICT. Dalam kesempatan yang sama, Dewan juri juga memberikan penghargaan kepada Direktur/ Manajer TI sebagai pimpinan operasional ICT, sebagai wujud apresiasi atas kerja kerasnya dalam mengkoordinasikan implementasi dan pemanfaatan ICT di lingkungannya,” ujar Laode

Kedua, penilaian kategori Business Solution / Solusi TI, dinilai berdasarkan rekomendasi perusahaan pengguna Solusi TI. Didalam kuesioner, setiap perusahaan, diminta untuk merekomendasikan 3 solusi TI yang terbaik, dengan disertai alasan dan penjelasannya. Dalam kuesioner tersebut, kami juga meminta 3 solusi lokal, yang layak untuk direkomendasikan. Solusi TI yang paling banyak direkomendasikan oleh perusahaan/user, adalah Business Solutions yang terbaik, dan layak mendapatkan penghargaan Top IT Business Solution 2016.

Ketiga, penilaian kesiapan perusahaan dan instansi pemerintahan menuju transformasi digital. Dewan juri menyebarkan kuesioner Digital Business Transformation ke perusahaan finalis untuk mengukur indeks dan level readiness perusahaan / instansi pemeritahan menuju pengelolaan digitalized.

Keempat, adalah metode Market Research, yakni dengan melakukan survey indeks persepsi konsumen terhadap Brand atau Merek sebuah produk atau layanan. Market Research ini, digunakan untuk menentukan pemenang kategori Top IT Hardware, Top Telco 2016, dan Top Gadget 2016. Riset ini dilakukan, dengan melibatkan 1.550 responden di 6 kota besar, yakni Jabodetabek, Surabaya, Semarang, Medan, Makasar, dan Balikpapan.

Dalam survei ini dilakukan pengukuran beberapa indikator, di antaranya:

1. Brand Awareness, untuk mengukur tingkat popularitas setiap brand di mata konsumen, meliputi: a. Awareness toward brand b. Awareness toward feature and benefit

2. Brand Image, untuk mengukur persepsi dan citra setiap brand dimata konsumen, meliputi: a. Perceive product quality b. Perceive service quality

3. Brand Engagement, untuk mengukur seberapa kuat ikatan emosi brand dengan konsumen, meliputi: a. Referral/recommendation level b. Pride level

Dewan Juri menetapkan bahwa produk/ layanan yang memiliki Brand Customer Index di atas rata-rata, adalah pemenangnya. Jika hanya ada 1 produk/layanan yang Brand Customer Index-nya di atas rata-rata, maka produk tersebut adalah produk yang dominan di segmen market tersebut. Namun, jika lebih dari 1 produk layanan yang Brand Customer Index-nya di atas rata-rata, maka di segmen market tersebut, tidak ada produk/ layanan yang dominan.

Khusus untuk produk smartphone, diklasifikasikan dalam 3 kelompok: Low-end market – produk senilai Rp 2 juta ke bawah, Mid-end market- produk senilai Rp 2-5 juta High-end market- produk senilai Rp 5 juta ke atas.

Sedangkan untuk Notebook, diklasifikasikan dalam 2 kelompok: Low-end market – produk senilai Rp 7,5 juta ke bawah, High-end market- produk senilai Rp 7,5 juta ke atas.

Selain itu, Tim Riset yang dikoordinasi oleh Alvara Strategic Indonesia, juga melakukan survei mengenai perilaku customer dalam melakukan aktivitas di dunia maya/ internet, pembelian produk IT dan telekomunikasi. Hasil riset dan analisa riset ini, dapat dijadikan referensi bagi perusahaan-perusahaan hardware IT, telekomunikasi dan seluler.

Lebih lanjut dikatakan, dalam proses penilaian dan penetapan pemenang, dilakukan secara obyektif, dan independen oleh Dewan Juri yang terdiri dari pakar-pakar IT yang tergabung dalam asosiasi-asosiasi IT dan telekomunikasi. Berdasarkan penilaian dan penjurian yang telah dilakukan, didasarkan pada informasi yang diperoleh dari jawaban kuesioner, wawancara penjurian, dan sumber informasi lain yang relevan, selama proses penilaian berlangsung.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved