Business Research

Posisi Signifikan Indonesia dalam Indeks Evolusi Digital

Posisi Signifikan Indonesia dalam Indeks Evolusi Digital

mastercard bali

Pertumbuhan Indeks Evolusi Digital Indonesia dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup baik dalam mendukung kegiatan jutaan pengguna internet domestik dengan berbagai tantangannya. Hal ini sesuai dengan Indeks Evolusi Digital yang dikembangkan MasterCard dan The Fletcher School di Tufts University.

Irni Palar, Country Manager MasterCard, mengungkapkan, “Hari ini terdapat 2,9 miliar pengguna internet di dunia. Sementara itu sektor bisnis dan pemerintahan juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan jangkauan mereka dengan membawa 60% dari populasi internet global. Riset ini mengidentifikasi dorongan yang saling terkait satu sama lain seperti, penawaran, permintaan, institusi dan inovasi yang mengidentifikasi evolusi digital masing-masing negara dan dapat menjadi evaluasi strategis untuk pertumbuhan di masa yang akan datang”.

Terdapat perbedaan yang signifikan di antara negara-negara maju dan berkembang ketika mengukur laju adopsi digital. Negara maju mendominasi posisi tertinggi. Riset menganalisa setiap pasar mulai tahun 2008 hingga 2013 untuk memahami tolak ukur suatu negara, proses yang terjadi dan identifikasi dari area yang bisa dikembangkan. Negara-negara tersebut di kelompokan menjadi empat zona yakni Break Out, Stall Out, Stand Out dan Watch Out.

Indeks Ekonomi Digital mengukur tingkat transformasi kegiatan ekonomi yang berkembang dari kegiatan konvensional ke digital. Pada Indeks Evolusi Digital 2014, Indonesia masuk kedalam zona negara Watch Out atau negara dengan peluang dan tantangan yang cukup besar bersama Nigeria, Mesir, Filipina, Vietnam dan beberapa negara lainnya. Diperlukan terobosan dan inovasi untuk membuat pertumbuhan negara-negara yang ada di zona ini untuk tumbuh lebih jauh dan terus berkembang.

Berdasarkan indeks tersebut, sebagai negara yang masuk ke dalam kategori Watch Out, Indonesia bersama Rusia, Nigeria, Mesir dan Kenya dianggap masih memiliki ketidakstabilan kelembagaan dan kurangnya komitmen untuk melakukan reformasi digital. Tetapi dengan kondisi geografis dan demografis yang ada membuat negara ini dianggap sangat potensial untuk bisnis dan investasi.

Dalam kegiatan ekonomi digital, industri e-commerce domestik Indonesia masih berusaha menyerap cash untuk mengikuti perkembangan e-commerce. Indonesia terhitung sebagai negara yang memiliki preferensi yang tinggi pada uang kartal. Karenanya cara pembayaran transaksi elektronik yang paling sering digunakan adalah bank transfer melalui ATM.

Untuk mengakomodasi ini, banyak website yang memberikan jeda waktu transaksi untuk menyelesaikan pembayaran via bank transfer hingga 48 jam sebelum transaksi dibatalkan. Hal yang terjadi di Indonesia bertolak belakang dengan apa yang terjadi di China karena mereka menggunakan third-party payment vendors melalui aplikasi pada perangkat seluler mereka atau bahkan aplikasi m-commerce buatan para merchant.

Raj Dhamodharan, group head, Emerging Payments, Asia Pacific MasterCard mengungkapkan, “Indeks ini akan membantu sektor bisnis dan pemerintahan di Asia untuk memahami lanskap digital terus berkembang disetiap negara, mengungkapkan tren yang ada serta menyediakan insight yang berharga mengenai keadaan terkini dan masa yang akan datang dari para pengguna internet”. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved