Business Research Strategy

Daya Saing, Kunci Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Daya Saing, Kunci Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Bertepatan dengan 100 hari pemerintahan baru Jokowi-JK, Ruman Riset Presisi Indonesia mengadakan acara ulang tahun yang pertamanya di Hotel Pullman Jakarta (29/1). Dalam konferensi pers, Managing Director dan Founder Presisi Indonesia,Titik Anas, menyatakan, yang menjadi faktor merosotnya ekonomi di Indonesia karena daya saing bangsa Indonesia sangat lemah.

Titik Anas (kiri) Pendiri Rumah Riset Presisi Indonesia

Titik Anas (kiri) Pendiri Rumah Riset Presisi Indonesia

Seperti yang disebutkan dalam survei World Bank Ease of Doing Business yang diluncurkan 2014 lalu bahwa Indonesia menempati urutan ke 114 dari 189 negara. Meskipun naik dari urutan 117 di tahun 2013, Indonesia masih mempunyai banyak tantangan untuk menjadi negara dengan lingkungan peratura yang kondusif untuk iperasi bisnis. Salah satunya dengan mencari solusi dari banyaknya kebijakan yang tumpang tindih, baik antar kementerian ataupun pemerintah pusat dan daerah.

“Berdasarkan riset yang kami lakukan tahun 2014, sejumlah tantangan utama dari pemerintah sebelumnya adalah bagaimana memaksimalkan fungsi koordinasi, adanya inovasi kebijakan dan monitoring berkala,” ujar Titik.

Titik juga menambahkan, agar daya saing bangsa Indonesia pulih ada 13 usulan yang bisa menjadi fokus pemerintah dalam arus perekonomian global saat ini. Peluang keterlibatan Indonesia di era globalisasi ekonomi dapat dimulai dengan memberikan perhatian pada kelancaran arus input, efisiensi, inovasi, pengarusutamaan kebijakan persaingan, peningkatan daya saing sektor jasa, peningkatan mutu logistic, perbaikan infrastruktur, reformasi kebijakan penanaman modal, diversifikasi produk dan pasar ekspor, ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok, perlindungan konsumen, perbaikan tata kelola kementrian dan partisipasi aktif dalam kerjasama multilateral dan regional.

Dalam konteks bernegara, kebijakan sebaiknya berbasis pada perencanaan yang menentukan arah suatau bangsa. Perencanaan tersebut dimonitori dan ditinjau ulang secara berkala sehaingga pada akhir masa 5 tahun tidak terjadi lagi target tidak tercapai karena faktor eksternal.

Perubahan-perubahan faktor eksternal, menurut Pertisi dapat diantisipasi dengan riset dan analisis data terkini. Kebijakan harus disesuaikan dengan kondisi perkembangan terkini. Karena Indonesia tidak bergerak dalam ruang vakum. Indonesia merupakan bagian dari tatanan ekonomi global yang dinamis. Untuk itu, perlu kebijakan yang dinamis dan inovatif.

Selama satu tahun berkiprah di Indonesia, Presisi telah dipercaya melakukan berbagai macam kegiatan untuk membantu para pembuat kebijakan keputusan yang strategis. Diantaranya: berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pemetaan kontribusi ekonomi kreatif terkini dan masa datang dalam pembangunan Indonesia. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved