Business Research

Riset BCG tentang Perilaku Konsumen

Riset BCG tentang Perilaku Konsumen

Pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tengah mengalami perlambatan akibat dari beberapa faktor. Namun, dalam jangka menengah dan panjang, The Boston Consulting Group (BCG), perusahaan konsultan manajemen global, menilai bahwa Indonesia masih sangat menarik untuk berinvestasi.

Vaishali Rastogi, Senior Partner dari BCG, mengungkapkan bahwa potensi peningkatan kelas menengah di Indonesia masih menjadi peluang yang sangat besar. Untuk memaksimalkan peluang tersebut, perusahaan, menurut dia, hanya perlu pemahaman yang lebih dalam mengenai kondisi konsumen Indonesia dari berbagai macam kacamata seperti pendekatan demografis, perihal preferensi terhadap merek, perilaku berbelanja, serta pengambilan keputusan dalam membeli.

Atas dasar hal tersebut, baru-baru ini BCG meluncurkan hasil riset terbarunya. Hasil temuan ini diklaim berguna untuk menuntun perusahan-perusahan yang bergerak di tiga industri, yakni: barang awet, barang kebutuhan sehari-hari, dan jasa keuangan. “Ekspansi ekonomi Indonesia beberapa saat ini telah mengalami turbulensi. Namun, yang terpenting adalah perlu penggunaan pendekatan usaha yang sesuai sasaran dan diperlukan wawasan yang mendalam mengenai perilaku konsumen pada segmen kunci demografis,” ujarnya.

Lebih jauh, Edwin Utama, Partner dari BCG, mengungkapkan bahw ketiga publikasi tersebut merangkum temuan dari survei kuantitatif dan kualitatif terhadap 3000 konsumen dari berbagai kelompok sosial-ekonomi di 19 lokasi. Pokok penting dari ketiga laporan tersebut adalah pertumbuhan dari kelompok masyarakat menengah dan berkecukupan (middle-class and affluent consumers) di Indonesia. Kelompok ini diproyeksikan untuk tumbuh dari 88 juta orang di tahun 2014 menjadi 140 juta orang di tahun 2020. Kelompok ini sangatlah penting guna dirangkul oleh perusahaan produk barang dan jasa keuangan.

The Boston Consulting Group

The Boston Consulting Group

Berikut intisari dari ketika laporan tersebut

1. Laporan tentang Jasa Keuangan

Bank perlu memiliki pendekatan yang dirancang sesuai sasaran untuk kelompok konsumen dari latar belakang demografis yang beragam, serta membagi strategi pendekatan yang dilakukan kedalam tiga kelompok besar konsumen, yakni konsumen umum, konsumen masyarakat menengah dan berkecukupan, dan konsumen premium.

Temuan pokok untuk industri jasa keuangan, diantaranya

*Konsumen dengan penghasilan menengah ke bawah dapat diarahkan untuk keluar dari layanan perbankan informal: Konsumen ini perlu diyakinkan dalam hal keuntungan dari layanan perbankan formal, dengan menawarkan produk dan jasa perbankan yang nyaman, aman dan praktis.

*Konsumen masyarakat menengah dan berkecukupan akan mengakses produk dan layanan perbankan tambahan selain layanan dasar: Disaat kelompok konsumen ini mengalami peningkatan status ekonominya, mereka membutuhkan kebutuhan keuangan yang beragam, dan hal ini adalah peluang bagi bank untuk menawarkan produk yang tepat.

*Perbankan digital masih mencari momentum: Perkembangan perbankan online di Indonesia masih relatif lambat – khususnya untuk kelompok masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah – namun akan menjadi medium dari layanan perbankan yang penting kedepannya.

2. Laporan tentang Barang Awet

Pasar barang awet diproyeksikan berkembang secara cepat di Indonesia, mempertimbangkan peningkatan pendapatan masyarakat. Untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang serta membangun merek dagang, perusahaan manufaktur barang awet perlu memahami perilaku, kebiasaan, dan preferensi berbelanja dari para konsumen dalam memilih produk tertentu.

Temuan pokok untuk industri barang awet, diantaranya:

*Konsumen Indonesia berangsur membeli barang dengan cara kredit: Dalam dua tahun terakhir, jumlah konsumen yang membeli produk barang awet dengan cara kredit telah meningkat sebesar 50 persen di seluruh level pendapatan.

* Pembeli pertama kali memiliki peran penting: Lebih dari dua per tiga dari total volume penjualan barang awet di tahun 2017 diproyeksikan datang dari konsumen yang melakukan pembelian pertama kali dalam kategori tertentu.

*Kelompok demografis tertentu memegang kunci pertumbuhan: dua segmen masyarakat, yakni profesional muda dan wanita modern berkembang pesat, dengan peningkatan pendapatan serta pengaruh signifikan terhadap penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Kedua kelompok ini memegang peluang penting bagi perusahaan manufaktur.

3.Laporan tentang Barang Kebutuhan Sehari-hari

Konsumen Indonesia dengan pendapatan berlebih terus meningkat, akibat dari pergeseran demografis dan pertumbuhan ekonomi. Para pelaku usaha dari barang kebutuhan sehari-hari dapat memperhatikan permintaan konsumen Indonesia perharinya dengan cara melihat secara seksama terhadap kebiasaan berbelanja dan preferensi merek yang melatar-belakangi keputusan pembelian.

Temuan pokok untuk industri barang kebutuhan sehari-hari, diantaranya:

*Sebagian besar kategori produk mengalami pertumbuhan signifikan, khususnya barang mewah: Analisis kami menunjukan bahwa penjualan dari sebagian besar kategori produk barang kebutuhan sehari-hari akan meningkat secara tajam, akibat dari basis konsumen yang besar dan meningkatnya penetrasi dari penawaran produk.

* Sangat sulit unuk memenangkan konsumen Indonesia: Banyak konsumen di Indonesia yang membeli berbagai merek untuk set pilihan produk yang sudah pakem. Perusahaan yang tidak mampu menembus set pilihan ini akan gagal mengembangkan usahanya.

* Toko serba-ada memperoleh momentum: Sebagaimana jaringan perdagangan eceran di Indonesia bergeser dari pedagang tradisional menjadi pedagang modern dengan format pertokoan, toko serba-ada hadir sebagai jaringan perdagangan eceran yang mendominasi pertumbuhan di masa depan. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved