Business Research Capital Market & Investment

Roy Sembel: Fundamental dan Likuditas 5 Emiten Menonjol pada 2014

Roy Sembel: Fundamental dan Likuditas 5 Emiten Menonjol pada 2014

Lima emiten menorehkan penghargaan Investor Award 2015 lantaran membukukan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2014. Kelima emiten ini adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk., yang ditetapkan sebagai emiten terbaik dalam Top Performing Listed Companies 2015.

Roy Sembel, Ketua Dewan Juri, mengatakan, lima emiten berhasil meraih posisi terbaik karena kinerja fundamental dan teknikal di tahun 2014 lebih unggul di antara 507 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ”Selain kinerja fundamental yang solid, likuiditas perdagangan kelima emiten ini naik signifikan selama April 2014 – Maret 2015,” ujar Roy di Jakarta (12/5).

Roy menambahkan, penilaian dan pemeringkatan berdasarkan pada beberapa persyaratan. Pertama, tentang kepatuhan emiten mempublikasikan laporan keuangan 2014. Kedua, emiten harus sudah melantai bursa sebelum 2014. Ketiga, tidak mendapat opini disclaimer dan adverse dari akuntan publik.

Roy Sembel, Ketua Dewan Juri. Lima Emiten Meraih Posisi Terbaik Karena Fundamental dan Teknikalnya Lebih Unggul (Foto : Dok SWA).

Roy Sembel, Ketua Dewan Juri. Lima Emiten Meraih Posisi Terbaik Karena Fundamental dan Teknikalnya Lebih Unggul (Foto : Dok SWA).

Keempat, tidak membukukan rugi bersih dan rugi operasional di 2014. Kelima, memiliki ekuitas tidak kurang dari Rp 50 miliar. Syarat selanjutnya, emiten harus tergolong aktif selama periode 1 April 2014-31 Maret 2015. Ketujuh, laporan keuangan yang diperingkat harus bertahun buku Desember. Kedelapan, memiliki ekuitas positif selama dua tahun terakhir. Kesembilan, memiliki jumlah pemegang saham lebih dari 300 pihak.

Roy menyebutkan dirinya bersama dewan juri lainnya membuat pengelompokan berdasarkan kapitalisasi pasar di atas Rp 10 triliun dan dibawah Rp 10 triliun untuk menetapkan emiten terbaik. ”Pengelompokan dibuat agar persaingan lebih berimbang. Pada sisi lain, karakteristik perusahaan dengan size usaha lebih besar dengan yang sedang dan kecil relatif berbeda,”ujarnya.

Menurut Roy, saat kondisi perekonomian yang berjalan lambat dan melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dollar AS, hal ini menjadi tantangan bagi emiten agar tetap kuat dalam pengembangan bisnis dan kinerja keuangannya. ”Dalam kondisi penuh tantangan, manajemen emiten juga dituntut untuk konsisten menerapkan sistem tata kelola yang baik atau good corporate governance (GCG) maupun risk management,”ungkapnya.

Pada sisi lain, keberhasilan manajemen mengelola perusahaan juga diukur dari kecermatan merumuskan dan mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility (CSR)yang ideal harus diprogramkan secara matang untuk mendukung sustainability perusahaan, bahkan sebagai bagian dari investasi perusahaan. Maka dengan demikian, CSR tidak semata aktivitas charity atau bantuan sosial yang momental.

Adapun, laba Tower Bersama sepanjang tahun 2014 tumbuh 4,83% dari Rp 1,24 triliun menjadi Rp 1,3 triliun. Pertumbuhan laba mengerek laba per saham TBIG dari Rp 260,19 di 2013 menjadi Rp 274,9 di akhir tahun lalu. (***)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved