Business Research

Survei PwC: Pola Kebiasaan Belanja di Indonesia Berubah Setelah Pandemi

Ilustrasi, konsumen berbelanja di saat pandemi. (Foto: WJtoday/Yuga M Hasani)
Ilustrasi, konsumen berbelanja di saat pandemi. (Foto: WJtoday/Yuga M Hasani)

PricewaterhouseCoopers (PwC) meluncurkan publikasi dan hasil survei Global Consumer Insights 2020 dengan tajuk “Before and After the Covid-19 Outbreak”. Hasilnya, terjadi perubahan pola belanja masyarakat Indonesia dalam beberapa bulan ini.

“Pandemi telah merubah spending habit,” kata kata Retail and Consumer Leader PwC, Peter Hohtoulas, dalam paparan publikasi Global Consumer Insights 2020 secara virtual pada Kamis, 13 Agustus 2020.

Sebelum pandemi muncul, ada lima kelompok barang yang mendominasi pengeluaran masyarakat di tanah air. Kelimanya yaitu belanja biasa (55 persen), jalan-jalan (50 persen), makan di luar (50 persen), pengembangan diri (24 persen), dan acara budaya dan seni (21 persen).

Setelah pandemi datang, pengeluarannya berubah total. Paling tinggi yaitu produk kesehatan (77 persen), bahan makanan sehari-hari (67 persen), hiburan dan media (54 persen), belanja di restoran atau makanan siap antar (47 persen), dan perkakas rumah tangga dan taman (32 persen).

Kenaikan belanja produk kesehatan di Indonesia hingga 77 persen pun juga terbilang tinggi. Sebab di tingkat global, kenaikan terbesar terjadi pada belanja bahan makanan sehari-hari, 53 persen. Namun konsumsi bahan makanan di Indonesia masih lebih tinggi, yakni 67 persen.

Ada yang meningkat, ada juga yang menurun. PwC mencatat masyarakat di Indonesia mengurangi pembelian terhadap lima kelompok barang. Kelimanya yaitu pakaian (32 persen), peralatan olahraga dan outdoord (27 persen), produk kecantikan (27 persen), peralatan kantor (25 persen), dan belanja di restoran atau makanan siap antar (22 persen).

PwC lalu juga melihat cara konsumen Indonesia untuk berbelanja, khususnya untuk produk bahan makanan sehari-hari. Saat ada kebiajakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), 69 persen memilih untuk belanja secara online.

Tapi setelah PSBB dicabut, masyarakat lebih cenderung memilih untuk kembali berbelanja secara offline. Sehingga, angka pembelian online turun dari 69 persen menjadi 57 persen.

Sumber: Tempo.co


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved