Business Research

Survei PwC: Regulasi Jadi Kendala Terberat Industri Perbankan

Survei PwC: Regulasi Jadi Kendala Terberat Industri Perbankan

Konsultan keuangan dan kantor akuntan publik PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia mencatat mayoritas bankir optimistis industri perbankan akan tumbuh 20%-30% dibanding tahun lalu. Namun ada tiga kendala yang menghantui mereka. Berdasarkan urutan, regulasi menjadi kendala terberat yang harus dihadapi.

Kendala kedua adalah kompetisi dan ketiga yakni kendala sumber daya manusia (SDM). Tiga kendala tersebut seperti diungkap PWC saat mengumumkan “Indonesian Banking Survey 2013” di Jakarta, Selasa (30/4).

Survei tersebut dilakukan kepada para bankir level senior di 82 bank di Indonesia, yang menguasai 74% aset perbankan nasional. Mayoritas (99%) para bankir yang disurvei bekerja di bank umum nasional, sisanya di bank asing di Indonesia.

Spesialis Finansial Servis PwC Indonesia, Jusuf Wibisana, mengatakan, kendala terkait regulasi yakni karena adanya persyaratan aturan dari regulator yang semakin ketat. Menurutnya, regulasi tak selamanya berarti menghambat bisnis, karena semua industri pasti ada regulasinya.

Kendala ke-2 yakni kompetisi juga terus meningkat. Sebenarnya di satu sisi hal ini justru menguntungkan nasabah. “Sebab bank akan berlomba-lomba meningkatkan layanannya. Selain itu, bank juga bersaing dari segi margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sehingga sejak tahun lalu sudah menurun sekitar 10 basis points (bps) dari 6,5%,” kata Jusuf.

Kemudian kendala ketiga yaitu SDM. Tahun lalu kendala ini berada di urutan dua. Sebanyak 80% bankir masih merasa kekurangan SDM yang berkualifikasi dan berpengalaman, terutama di divisi kredit dan teknologi informasi (TI). Hal ini tidak sejalan dengan ekspansi bisnis dan penambahan produk yang gencar dilakukan bank.

Dari sisi strategi bisnis, industri perbankan tahun ini dalam meningkatkan kinerjanya mengalami perubahan jika dibandingkan dengan strategi tahun lalu.

“Tahun lalu, Organic Growth merupakan strategi yang diambil, seperti meluncurkan produk baru dan, membuka kantor cabang baru. Namun kali ini Inorganic Growth, seperti marger atau kerjasama dengan beberapa perusahaan lain menjadi langkah yang dinilai lebih efektif untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan,”jelas Jusuf.

Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan sebanyak 93% responden berharap dana murah bisa bertumbuh dengan baik, selain adanya peningkatan dari sisi customer deposit. Mereka percaya customer perbankan akan lebih kaya sehingga nantinya akan menambah deposito mereka.

Mereka juga percaya dengan meningkatnya dana murah atau CASA (current account saving account) akan menurunkan cost of fund pada tahun ini. Untuk mendapatkan pendapatan, 23% responden bankir berencana untuk mengeluarkan surat berharga semacam sukuk atau bonds tahun ini. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved