Perusahaan-perusahaan yang berasal dari negara dengan pertumbuhan ekonomi cepat (emerging market) menghadapi permasalahan rendahnya tingkat kepercayaan di pasar negara maju.

Hal tersebut seperti disebutkan dalam hasil survei Edelman Emerging Market Trust Barometer Supplement, yang menjelaskan secara mendalam mengenai kepercayaan atas perusahaan-perusahaan asal negara emerging market.

Survei ini dilakukan kepada 5.400 orang masyarakat umum yang melek informasi dari sembilan negara, termasuk Indonesia. Kriteria responden adalah berpendidikan minimal strata satu, memiliki pendapatan di atas rata-rata masyarakat Indonesia, dan konsumen media yang rutin.

Berbicara di depan European Business Chamber of Commerce di Jakarta, Stephen Lock, Chief Executive Edelman Indonesia & Head of Public Affairs, Asia Tenggara, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dari negara emerging market mengalami penurunan tingkat kepercayaan sejak 2011. Terdapat perbedaan sekitar 33 poin antara kepercayaan publik kepada perusahaan asal negara maju (yang sangat dipercaya secara global) dengan kepercayaan kepada perusahaan asal negara emerging market (yang kurang dipercaya secara global).

Melalui penelitian Edelman, terdapat tiga faktor utama yang dapat memberikan dampak signifikan atas kepercayaan pasar negara maju terhadap perusahaan asal negara emerging market, yaitu:

– Merek (brand) yang kurang familiar

– Isu sensitif mengenai pengendalian pemerintah terhadap bisnis

– Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, terkait sejumlah faktor pendukung kepercayaan masyarakat (misalnya komunitas, karyawan, dan lingkungan)

“Nama Indonesia telah dan akan terus berkembang dengan baik di seluruh dunia dan kami berharap kesuksesan penyelenggaraan APEC Summit pada minggu ini yang diadakan di Indonesia akan memajukan ‘brand Indonesia’. Namun, survei di Indonesia menyatakan bahwa masyarakat lebih percaya kepada perusahaan-perusahaan dari barat,” papar Stephen Lock.

Di Indonesia, tingkat kepercayaan pada dunia bisnis adalah 77%. Ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang sebesar 67%. Perusahaan-perusahaan asal Eropa dan Amerika Serikat dipercaya dengan baik di Indonesia, serupa dengan kepercayaan yang mereka dapat di negara emerging market lainnya. (EVA)