Usaha peternakan di Indonesia sampai saat ini masih didominasi oleh peternak bersekala kecil sebesar 98%. Secara nasional, jumlah peternakan kecil ini berjumlah sekitar 4,2 juta orang. Merekalah tulang punggung bangsa Indonesia dalam penyediaan bahan pangan asal ternak. Sayangnya, kesejahteraan mereka masih rendah.

PT Surya Agropratama (SAP) memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku peternakan rakyat yang didukung pemerintah, pendidik, pelaku bisnis dan investor.

SAP merupakan anak usaha PT Surya Jaya Abadi Perkasa (SJAP), grup usaha yang sudah ada sejak 1989. SJAP bergerak dalam pengolahan pangan siap saji yang berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur. “Tujuan sinergi ini untuk mendidik peternak rakyat menjadi kelompok peternak yang professional, dan untuk mewujudkan kemitraan dalam rantai produksi yang teratur sehingga secara keseluruhan rantai produksi sapi potong menjadi sustainable,” ungkap Bernardi Rahaju, Direktur PT Surya Agropratama menjelaskan dalam peluncuran Program Kerja sama di Bidang Peternakan Dengan Memberdayakan Peternakan Rakyat di Jakarta, (28/11/2019).

Bernardi berharap dengan sinergi ini dapat meningkatkan kesejahteraan peternak, menstabilkan produksi sapi potong dan produksi daging untuk menjawab kebutuhan pangan masyarakat, khususnya daging sapi.

“Kami juga bermaksud ikut berkontribusi dalam pembangunan ketahanan pangan khususnya daging sapi dan susu yang saat ini masih ada gap antara kebutuhan dan jumlah yang tersedia secara mandiri,” imbuhnya.

Dalam upaya mewujudkan sinergi tersebut, SAP menandatangani kerja sama dengan tiga institusi yaitu dengan Infrabanx untuk pendanaan dan dukungan teknis investasi dibidang peternakan, dengan LPPM IPB untuk program Train of Trainers atas konsep SPR ke perguruan tinggi lainnya dan dengan Kabupaten Blora untuk implementasi Kemitraan dengan Peternakan Rakyat di wilayah kabupaten ini.

“Infrabanx INHC 103 sangat mendukung kerja sama di bidang peternakan ini karena sejalan dengan visi dan misi dari Infrabanx Corporation yakni menginisiasi, memobilisasi, dan memberdayakan negara-negara berkembang dan sumber daya manusia yang ada untuk mengembangkan, memaksimalkan, dan memasarkan sumber daya yang ada,” jelas Sebastian Subba dari Infrabanx. Dan Infrabanx INHC 103 sendiri dalam konsorsium ini akan memberikan total solusi teknis dan finansial.

Di sisi institusi, pemerintah atau pemilik proyek lokal akan menyediakan pembayaran pada saat penyelesaian. Namun, Infrabanx akan memberikan pelunasan hutang yang lebih lama jika dibutuhkan melalui mitigasi risiko melalui asuransi.

Darren S Dimoelyo, Direktur Utama PT Surya Jaya Abadi Perkasa sebagai Agriculture Sector Sponsor dari Infrabanx INHC 103 di Indonesia, yaitu di bidang pertanian meyakini kerja sama ini akan mampu memperkuat ketahanan peternakan rakyat di Indonesia.

Lalu Program Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), yang sebenarnya pertama kali dimulai pada 2012 oleh Prof. Dr. Ir. Muladno, MSA dari IPB. SPR didirikan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada petani skala kecil tentang berbagai aspek teknis dan non-teknis pertanian yang membentuk dasar perusahaan kolektif.

“Program SPR bertujuan untuk meningkatkan daya saing bisnis petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Dengan demikian, model usaha petani ini diarahkan menuju Bisnis Kolektif dalam bentuk Koperasi,” ujar Muladno. Menurutnya, manfaat program SPR adalah mampu membentuk perusahaan kolektif petani ternak skala kecil yang dikelola secara professional.

Kabupaten Blora dikenal sebagai kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang menjadi sentra pengembangan produksi sapi potong. Untuk itulah SAP melakukan penandatanganan kerja sama dengan Pemda ini. “Setiap tahun jumlah sapi yang tersebar di wilayah Kabupaten Blora, terus mengalami peningkatan cukup bagus. Jadi, tidak heran Blora ini banyak disebut orang sebagai Lumbung Ternak di Jawa Tengah,” ungkap Djoko Nugroho, Bupati Blora menjelaskan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id