Management Trends zkumparan

Cengkareng Permai dan KMEW Bentuk Pasar Baru di Industri Genteng

Cengkareng Permai dan KMEW Bentuk Pasar Baru di Industri Genteng
(Kedua dari kiri) Hawanto Muliawan, Komisaris Utama PT Cengkareng Permai, Mintarso Salim

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat di Asia Tenggara. Hal itu menarik minat Kubota Matsushita Exterior Works (KMEW), perusahaan eksterior komprehensif asal Jepang, untuk masuk ke pasar tersebut. Meski telah menjadi pemimpin pasar di negaranya, perusahaan yang didirikan tahun 2003 ini perlu menggandeng perusahaan lokal yang sudah memiliki jalur distribusi mapan.

PT Cengkareng Permai akhirnya dipilih sebagai mitra KMEW. Kerja sama keduanya diawali dengan menghadirkan produk baru yang bertajuk Genteng Glassa; genteng beton dengan lapisan ceramic coating, teknologi yang diborong dari Jepang. Menurut Mintarso Salim, Direktur PT Cengkareng Permai, produk teranyar ini bisa membuka jalur untuk pasar baru.

“Jadi dalam industri genteng eksisting, terdapat dua jenis kualitas genteng, yakni genteng beton dan genteng keramik (premium). Biasanya, ketika developer ingin membangun perumahan dengan harga lebih tinggi, semua spek material akan naik. Tapi, karena di pasar hanya tersedia dua jenis, mereka harus menggunakan genteng keramik yang harganya bisa dua kali genteng beton. Di sini kami menawarkan opsi baru yang berada di antara dua kategori tersebut,” terang Mintarso kepada SWA Online di Purwakarta, (21/9/2019).

Masanobu Inui, Director Corporate International Business Operations Departement KME, mengklaim bahwa teknologi ceramic coating sudah dipatenkan oleh perusahaannya. Teknologi tersebut juga sudah lazim di Jepang, hanya terdapat penyesuaian material saat masuk Tanah Air. “Kalau di Jepang kami menggunakan genteng keramik, namun di Indonesia menggunakan beton karena lebih sesuai dengan pasarnya,” kata Masanobu.

Ia menambahkan, keunggulan dari teknologi ini adalah warna cat pada genteng akan bertahan selama 30 tahun. “Sementara untuk teknologi lain, dalam 5 tahun sudah pudar,” ujar Masanobu. Menyasar segmen menengah atas, Genteng Glassa dibanderol Rp 100 ribuan per meter persegi.

Kolaborasi ini juga melahirkan pabrik CP Glassa Manufacturing Plant dengan kapasitas produksi awal 7.500 meter persegi per bulan. Menurut Hawanto Muliawan, Komisaris Utama PT Cengkareng Permai, kapasitasnya ditargetkan akan meningkat menjadi 24 ribu meter persegi per bulan dalam waktu 5 tahun.

Mintarso memproyeksikan pabrik baru ini akan menyumbang 1/3 dari total penjualan semua produk PT Cengkareng Permai (paving blok, genteng beton, genteng keramik) pada tahun kedua dan akan menambah Rp 1,5 miliar pendapatan pada tahun pertama. Sebesar 80-90 persen dari total pemasaran dilakukan secara B2B ke developer properti.

Ke depan, kedua entitas berencana akan membangun perusahaan patungan untuk menggarap sektor ini.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved