Management Trends zkumparan

CFO di Masa Pandemi, Kembali Perhatikan Hal Dasar dan Praktis

CFO di Masa Pandemi, Kembali Perhatikan Hal Dasar dan Praktis

CFO atau Chief Finansial Officer kini bukan saja pengelola keuangan perusahaan semata. Dia harus mengambil peran lebih strategis. Di masa pandemi ini, memperhatikan yang mendasar bukan berarti kurang maju. Justru dengan langkah ini, seorang CFO bisa menyelamatkan perusahaan tetap sustain dan melewati krisis akibat pandemi.

Hal ini ditegaskan Evy Susanty, CFO Sun Energy (produsen panel surya), dalam gelaran Indonesia Best CFO Award 2021 yang diselenggarakan oleh Majalah SWA belum lama ini. Evy mengungkapkan saat ini CFO perannya bukan sekadar penjaga pembukuan atau kas keuangan perusahaan.

“CFO harus berkembang dan berperan mengubah permainan di masa pandemi ini. Peran ini belakangan menjadi sulit karena CFO harus memilah mana yang menjadi prioritas,” imbuhnya. Peran strategis CFO, lanjut dia, menjadi katalis dan bisa koordinasi dengan berbagai departemen serta CEO, agar bisa mengelola risiko, menjaga perusahaan tumbuh, mendapat sumber finansial yang baik dan optimum sehingga perusahaan tetap sustain.

Untuk itulah, wanita kelahiran 48 tahun lalu ini memandang bahwa penting bagi CFO bisa menyeimbangkan dan menempatkan sumber daya yang dimiliki untuk bisa dikelola dengan tepat. “Inilah peran CFO 3.0, CFO juga paham pengelolaan SDM, selain pertumbuhan dan ekspansi, keamanan finansial, rantai pasok dan eksekusi, komplai dan kepatuhan, dan langkah transformasi digital seperti apa tepat untuk saat ini,” terangnya.

Lulusan Akuntansi Universitas Tarumanegara Jakarta ini juga berpandangan bahwa seorang CFO saat ini mestinya harus lebih memperhatikan hasil riil dan praktis. “Terdengar biasa, tapi di masa pandemi, baiknya kembali ke basic, mitigasi risiko menjadi dasar dalam transformasi CFO 3.0,” tandasnya.

Dengan cara ini , CFO tidak bisa kompromi pada aksi jangka pendek yang membahayakan sustainability perusahaan di masa depan. “Perrhatikan timingnya, jangan terlalu cepat atau terlalu lambat,” tegasnya.

Ia mengambil contoh keputusan mayoritas hotel besar yang menempatkan pembuka botol di toilet kamar. Ini pertimbangannya, praktis, Evy menjelaskan, jika terjadi botol pecah atau tumpah, proses membersihkan lebih cepat dari pada di area kamar. “Keputusan ini mengurangi biaya overtime SDM karena harus membersihkan kamar lebih lama jika terjadi pecah botol di area kamar,” imbuhnya sambil menyebut keputusan ini hal praktis dalam manajemen.

Menurut Evy, hal praktis dan sederhana ini ternyata CFO harus paham benar. Maka itu, dia menyarankan CFO harus paham seluruh projek dan prosesnya, memitigasi risiko dengan baik, demikian juga dalam hal kesiapan waktu dan area mana yang harus didahulukan, serta dampak jangka panjang ke depannya bagi perusahaan.

“Mana ang lebih urgent, apa objektif dan yang dibutuhkan. Makanya dia harus paham proses, apa yang ingin dicapai ke depan,” katanya.

Evy juga mengingatkan bahwa CFO tidak bisa memegang semua peran, karena tidak akan bisa optimal pencapaian objektifnya. Dia harus mendelegasikan kepada yang tepat lalu lakukan evaluasi. “Kalau saya memilih peran sebagai katalis. Jadi kita pilih, mana yang menjadi fokus kita,” ujarnya. CFO juga memiliki peran melahirkan pemimpin baru dengan tidak pelit menurunkan ilmunya pada generasi berikutnya. Untuk itu bekerja sama dengan departemen SDM sangat penting guna memahami talenta terbaik untuk proses regenerasi di departemen keuangan.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved