Marketing Trends zkumparan

Co-branding Kunci Utama Kemenpar Majukan Pariwisata

Co-branding Kunci Utama Kemenpar Majukan Pariwisata

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus berupaya mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara. Program Co-branding untuk menjadi salah satu brand strategy pariwisata Indonesia.

Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya, mengatakan co-branding bisa menjadi cara dan strategi yang efektif untuk mempromosikan pariwisata Indonesia. Menurutnya kolaborasi antar stakeholder menjadi kunci utama pengembangan pariwisata Indonesia. “Saat ini sudah ada 138 brand dan 100 restoran diaspora sebagai mitra Co-branding,” ujarnya.

Kerja sama ini memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Selain menjadi keuntungan bagi brand Wonderful Indonesia, produk co-branding juga mendapatkan beberapa keuntungan, antara lain brand equity, perluasan target pasar serta penghematan biaya promosi.

Ia mengungkapkan, Price Competitiveness, Prioritization of Travel & Tourism, dan International Openness menjadi keunggulan pariwisata Indonesia dalam TTCI. Sementara itu, Environmental Sustainability, Health and Hygiene, dan Tourist Service Infrastructure jadi kelemahan yang harus diperbaiki.

Lebih lanjut, Arief mencontohkan brand Papatonk, yakni produk shrimp crackers yang dipasarkan di China dan diposisikan sebagai Indonesian premium brand. Brand ini menyematkan brand Wonderful Indonesia dengan tambahan kata-kata: “The Official Snack Ambassador for Indonesian Tourism”.

Terbukti, setelah memasang logo Wonderful Indonesia penjualannya langsung melesat. Sampai sekarang penjualannya sudah mencapai 15 juta pack. Melalui co-branding, Wonderful Indonesia terbukti mampu me-leverage brand tersebut.

Di sisi lain, data menunjukan kinerja sektor pariwisata Indonesia meningkat signifikan. Travel Tourism Competitiveness Index melaporkan bahwa pada 2019, Indonesia berada pada peringkat 40, naik 30 peringkat dari kedudukannya di peringkat 70 pada 2013.

Peringkat Indonesia dalam Country Brand Strategy juga mengalami peningkatan menjadi peringkat 38 pada 2019 dari peringkat 47 pada 2017. Meski begitu, Brand Strategy yang dilakukan oleh negara lain di ASEAN, seperti Malaysia dan Vietnam juga meningkat pesat. Peringkat Country Brand Strategy Malaysia meningkat dari 85 (2017) menjadi 47 (2019), sementara Vietnam dari 107 (2017) menjadi 101 (2019).

Senada dengan ungkapan Menpar, Tenaga Ahli Kemenpar Bidang Manajemen Strategis, Priyantono Rudito, menjelaskan bahwa pengembangan kerja sama dengan mitra co-branding, kolaborasi produk juga dilakukan dengan beberapa mitra sekaligus. Hal ini dilakukan agar kemitraan tersebut dapat menembus pasar regional atau era revolusi industri 4.0. Sebagai contoh, kerja sama yang dilakukan yakni pay later card yang bisa dilakukan oleh tiga perusahaan, yakni BRI, Visa, dan Traveloka yang telah dilakukan beberapa waktu lalu di KBRI Singapura.

Menurutnya, hal ini menunjukkan kerja samai telah terjadi kolaborasi lebih dari satu brand dalam memperkuat posisi bagi semua pihak. “Strategy Indonesia Incorporated yang dicanangkan oleh Menteri Pariwisata tidak saja sudah terimplementasi dengan baik tetapi lebih jauh dari itu sudah menghasilkan sinergi yang kuat,” jelasnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved